KABARBURSA.COM – PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk atau VKTR grup pengusaha Aburizal Bakrie baru saja merilis laporan keuangan dan kinerja saham terbaru yang menggambarkan dinamika kompleks yang dihadapi perusahaan.
Meskipun mengalami penurunan pendapatan dan kerugian bersih dalam beberapa kuartal terakhir, perusahaan tetap menunjukkan potensi melalui peningkatan valuasi dan kinerja harga saham yang positif. Dukungan dari investor dan strategi manajemen yang efektif diharapkan dapat membantu VKTR mengatasi tantangan dan meraih peluang di masa mendatang.
Pada kuartal pertama tahun 2024, VKTR mencatatkan pendapatan bersih (net income) sebesar Rp21 miliar, menurun dari Rp29 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, tantangan utama terlihat pada kuartal kedua tahun ini, di mana perusahaan mengalami kerugian (loss) sebesar Rp6 miliar. Dibandingkan dengan keuntungan Rp15 miliar pada kuartal kedua tahun 2023 dan Rp41 miliar pada kuartal kedua tahun 2022, penurunan ini menunjukkan tekanan besar yang dihadapi oleh perusahaan.
Seluruh tahun 2024 diproyeksikan menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp30 miliar, meningkat signifikan dibandingkan Rp5 miliar pada tahun 2023. Meskipun demikian, kerugian selama dua belas bulan terakhir (trailing twelve months/TTM) mencapai Rp23 miliar, yang menjadi tantangan besar bagi manajemen untuk mengembalikan kondisi keuangan perusahaan ke jalur yang lebih positif.
Valuasi Perusahaan
Di sisi valuasi (valuation), rasio PE (Price to Earnings ratio) tahunan VKTR tercatat sangat tinggi, yaitu 186,74, menunjukkan ekspektasi investor yang besar terhadap pemulihan perusahaan. Namun, rasio PE TTM negatif di angka -248,75 mencerminkan kerugian yang masih berlanjut. Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales ratio) berada pada angka 6,81, sementara rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value ratio) di angka 5,34, menunjukkan valuasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan aset bersih perusahaan.
Likuiditas dan Solvabilitas
Rasio solvabilitas (solvency ratios) menunjukkan perusahaan memiliki likuiditas yang kuat dengan current ratio sebesar 4,25 dan quick ratio sebesar 4,75, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) yang rendah di angka 0,04 menunjukkan struktur modal yang sehat.
Profitabilitas
Dari sisi profitabilitas (profitability), margin laba kotor (Gross Profit Margin) perusahaan tercatat sebesar 26,12 persen, namun margin laba operasi (Operating Profit Margin) hanya 10,34 persen, dan margin laba bersih (Net Profit Margin) negatif sebesar -2,87 persen. Ini mengindikasikan meskipun perusahaan mampu menghasilkan pendapatan kotor yang signifikan, biaya operasional yang tinggi masih menjadi tantangan besar.
Pendapatan Per Saham
Pendapatan per saham (Earnings Per Share/EPS) perusahaan selama dua belas bulan terakhir (TTM) berada di angka -0,52, mencerminkan kerugian bersih yang masih terjadi. Namun, secara tahunan, EPS diproyeksikan positif sebesar 0,69, menunjukkan harapan pemulihan keuangan di masa depan.
Pendapatan dan Ekuitas
Total pendapatan (revenue) perusahaan dalam dua belas bulan terakhir (TTM) mencapai Rp829 miliar, dengan laba kotor sebesar Rp211 miliar dan EBITDA sebesar Rp99 miliar. Namun, kerugian bersih sebesar Rp23 miliar tetap menjadi catatan penting bagi investor.
Dengan total aset mencapai Rp1.71 triliun dan total ekuitas sebesar Rp1.05 triliun, VKTR memiliki fondasi keuangan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan di masa depan. Total kas (cash) perusahaan sebesar Rp516 miliar menunjukkan likuiditas yang cukup untuk mengatasi tantangan jangka pendek.
Secara keseluruhan, laporan keuangan VKTR menggambarkan perusahaan yang tengah berjuang menghadapi berbagai tantangan keuangan, namun tetap memiliki potensi besar untuk bangkit dan berkembang. Dukungan investor dan manajemen yang efektif akan menjadi kunci utama dalam menentukan arah masa depan perusahaan ini.
Arus Kas
Pada laporan arus kas selama dua belas bulan terakhir (trailing twelve months/TTM), VKTR mencatatkan arus kas dari operasional (cash from operations) sebesar Rp110 miliar negatif. Hal ini menunjukkan operasional perusahaan belum menghasilkan arus kas positif, yang menjadi tantangan besar dalam menjaga likuiditas dan operasional sehari-hari.
Sementara itu, arus kas dari investasi (cash from investing) juga menunjukkan angka negatif sebesar Rp134 miliar, yang mengindikasikan pengeluaran besar untuk investasi yang diharapkan dapat memberikan keuntungan di masa mendatang. Di sisi lain, arus kas dari pendanaan (cash from financing) tercatat negatif Rp115 miliar, menunjukkan adanya pengeluaran besar dari aktivitas pendanaan, mungkin terkait pembayaran utang atau dividen. Dengan demikian, arus kas bebas (free cash flow) selama periode ini adalah negatif Rp49 miliar, menandakan perusahaan perlu memperbaiki strategi keuangannya untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik.
Pertumbuhan Pendapatan Kuartal
Dalam hal pertumbuhan (growth), VKTR menghadapi tantangan besar. Pertumbuhan pendapatan kuartal tahunan (Quarter YoY Growth) menunjukkan penurunan sebesar 41,83 persen, dan pendapatan tahunan hingga saat ini (YTD YoY Growth) turun 36,31 persen. Pendapatan tahunan secara keseluruhan turun 0,87 persen. Lebih mengkhawatirkan lagi, pertumbuhan laba bersih kuartalan turun drastis sebesar 140,04 persen, sedangkan laba bersih tahunan hingga saat ini turun 65,04 persen, dan laba bersih tahunan turun 89,06 persen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam meningkatkan profitabilitas meskipun ada usaha untuk meningkatkan pendapatan.
Kinerja Harga Saham
Kinerja harga saham (price performance) VKTR juga mengalami berbagai fluktuasi. Selama satu minggu terakhir, harga saham mengalami penurunan sebesar 4,44 persen. Namun, dalam jangka waktu satu bulan, harga saham meningkat tajam sebesar 37,23 persen. Kinerja harga saham selama tiga bulan mencatat kenaikan sebesar 2,38 persen, dan selama enam bulan, naik sebesar 10,26 persen. Dalam periode satu tahun, harga saham mencatat peningkatan sebesar 2,38 persen. Kinerja harga saham tahun ini hingga saat ini (Year to Date) menunjukkan kenaikan sebesar 6,61 persen. Harga tertinggi saham selama 52 minggu mencapai Rp244, sedangkan harga terendah selama periode yang sama adalah Rp80.
Dari data tersebut, terlihat bahwa meskipun VKTR menghadapi tantangan besar dalam hal arus kas dan pertumbuhan, kinerja harga saham menunjukkan beberapa peningkatan yang signifikan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dapat mencerminkan kepercayaan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk melakukan perbaikan keuangan dan meraih keuntungan di masa depan. (*)