Scroll untuk baca artikel

Pasar Kendaraan Listrik di Tengah Lesunya Bisnis Otomotif

×

Pasar Kendaraan Listrik di Tengah Lesunya Bisnis Otomotif

Sebarkan artikel ini
Kendaraan Listrik, Otomotif
Design Oleh Andrew Bernard Design Oleh Andrew Bernard

KABARBURSA.COM – Pemerintah terus menggelorakan pemakaian kendaraan (mobil) listrik di tanah air. Sejumlah kebijakan pun diluncurkan demi mempermulus asa tersebut. Sayangnya, realisasi di lapangan masih jauh dari harapan. Masih jauh panggang dari api. Target mengaspalkan mobil listrik di tanah air bagaikan menggantang asap.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tentang penjualan mobil listrik nasional whole sales (pabrik ke dealer) untuk empat bulan pertama 2024, mencapai 7.745 unit. Data Gaikindo juga menunjukkan bahwa tren penjualan mobil listrik tahun ini cenderung jalan di tempat. Paling tidak dalam kurun waktu empat bulan pertama.

Sebagai gambaran, penjualan pada Januari 2024 mencapai 2.334 unit. Bulan berikutnya, Februari 2024 turun hanya 1.444 unit. Lalu kembali meningkat ke angka 2.140 unit pada Maret 2024. Selanjutnya, pada April 2024 kembali terjun bebas ke angka 1.827 unit saja.

Meski demikian, angka itu menunjukkan sedikit perbaikan dibanding tahun penjualan dua tahun terdahulu. Selama periode Januari-Desember 2023, misalnya, penjualan whole sale mobil listrik BEV di Indonesia hanya 17.062 unit. Penjualan tersebut lebih tinggi 65,2 persen dibanding Januari-Desember 2022 yang kurang lebih 10.330 unit.

Angka penjualan mobil listrik dalam kurun waktu 2,5 tahun tersebut, bagaikan bumi dan langit dengan penjualan kendaraan konvensional berbahan bakar fosil. Hingga tahun lalu, kendaraan konvensional yang mengaspal di tanah air mencapai 157 juta unit. Dari total ini, 131 juta unit adalah sepeda motor. Sisanya, kurang lebih 26 juta kendaraan roda empat atau lebih​.

Dari data itu, terdapat peningkatan signifikan dalam adopsi kendaraan listrik di tanah air dalam tiga tahun terakhir. Tidak salah jika pemerintah begitu optimistis dan menargetkan peningkatan jumlah kendaraan listrik di tahun 2030 mendatang. Yaitu, 2 juta unit roda empat, dan 13 juta unit untuk kendaraan roda dua.

Guna merealisasikan target menengah tersebut, pemerintah telah menunjukkan komitmen yang kuat melalui berbagai kebijakan dan insentif. Peraturan Presiden No 55 tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, menjadi salah satu landasan utama. Insentif pajak, pembebasan bea masuk komponen EV, serta subsidi untuk kendaraan listrik dan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian listrik (SPLU), juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong adopsi EV.

Pembangunan infrastruktur pengisian daya yang semakin gencar dilakukan, baik oleh pemerintah maupun pihak swasta, menjadi faktor penting dalam mendukung adopsi mobil listrik. PLN, misalnya, telah merencanakan pembangunan ribuan SPLU di berbagai kota besar. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan asing, juga terus digalakkan untuk membangun fasilitas produksi baterai dan mobil listrik di dalam negeri.

Dukungan PLN dan Pemerintah

Hingga awal 2024, misalnya, PT PLN (Persero) telah menunjukkan kesiapan yang signifikan dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Saat ini, PLN telah mengoperasikan lebih dari 1.370 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), 9.886 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Selain itu, PLN juga merencanakan pembangunan 2.000 SPKLU yang dipasang pada tiang listrik di seluruh Indonesia​ (VOI)​.

Untuk memastikan keberlanjutan pasokan listrik, PLN memiliki cadangan daya yang memadai dan terus mengembangkan infrastruktur serta inovasi layanan. Hingga tahun 2030, seperti dikutip dari ESDM.Go.Id, PLN menargetkan penyediaan sekitar 30.000 SPKLU dan 67.000 SPBKLU guna mendukung target 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik​.

PLN juga telah meluncurkan fitur EV Digital Services (EVDS) pada aplikasi PLN Mobile. Aplikasi tersebut memungkinkan dan membantu pengguna kendaraan listrik menemukan lokasi SPKLU terdekat. Di samping, melakukan test drive, mengajukan pemasangan home charging, dan merencanakan perjalanan dengan rekomendasi titik pengisian​ (VOI)​.

Dengan langkah-langkah tersebut, PLN tidak hanya siap mendukung kendaraan listrik saat ini. Akan tetapi, juga menunjukkan kesiapan mendukung peningkatan penggunaan kendaraan listrik di masa depan. Seiring sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060.

Di pihak lain, dengan populasi yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang cenderung positif, Indonesia sejatinya memiliki pasar potensial yang luas untuk mobil listrik. Urbanisasi yang cepat dan kebutuhan akan solusi transportasi yang ramah lingkungan, juga menjadi faktor pendorong. Belum lagi kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan semakin meningkat di kalangan masyarakat, yang semakin mendorong minat pada kendaraan ramah lingkungan.

Dari sisi produsen, baik lokal maupun internasional, mulai memperkenalkan model EV mereka di Indonesia. Perusahaan seperti Hyundai, Tesla, dan merek lokal seperti Wuling dan Gesits, telah menunjukkan minat dan meluncurkan produk EV di pasar Indonesia. Investasi besar dari perusahaan seperti LG dan Hyundai dalam pabrik baterai EV di Indonesia, menunjukkan kepercayaan industri terhadap prospek pasar ini.

Keunggulan Teknologi dan Inovasi

Kemajuan teknologi dalam baterai dan efisiensi kendaraan listrik terus berkembang, membuat EV semakin menarik bagi konsumen dari segi harga dan kinerja. Pemerintah dan sektor swasta juga mendorong inovasi dalam teknologi hijau melalui berbagai program riset dan pengembangan.

Meskipun demikian, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan keberhasilan adopsi mobil listrik di Indonesia. Antara lain harga kendaraan yang masih relatif tinggi, keterbatasan infrastruktur pengisian daya di daerah non-perkotaan, serta kebutuhan akan edukasi konsumen mengenai manfaat dan penggunaan mobil listrik.

Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan industri, serta meningkatnya kesadaran dan permintaan dari masyarakat, prospek mobil listrik di Indonesia tampak cerah. Juga memiliki potensi untuk berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan.

Lantas, seperti apa kehebatan dan manfaat lebih dari mobil listrik dibandingkan kendaraan konvensional? Dikutip dari berbagai sumber, diketahui bahwa mobil listrik memiliki berbagai kelebihan dan manfaat dibandingkan dengan kendaraan konvensional yang menggunakan mesin pembakaran internal (ICE). Berikut beberapa keunggulan utama dan manfaat dari mobil listrik:

Efisiensi Energi

Mobil listrik memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. Motor listrik bisa mengkonversi hingga 85-90 persen energi listrik menjadi gerak. Sementara mesin pembakaran internal, biasanya hanya sekitar 20-30 persen.

Performa yang Unggul

Mobil listrik menawarkan akselerasi yang lebih cepat dan torsi instan. Itu dimungkinkan karena motor listrik memberikan tenaga penuh segera setelah pedal gas ditekan. Keunggulan ini memungkinkan pengendara menikmati pengalaman berkendara yang lebih dinamis sekaligus responsif.

Biaya Operasional Murah

Biaya pengisian daya listrik umumnya lebih murah dibandingkan dengan biaya bahan bakar fosil. Selain itu, mobil listrik memiliki lebih sedikit komponen bergerak, yang berarti biaya perawatan dan perbaikan cenderung lebih rendah .

Ramah Lingkungan

Mobil listrik tidak menghasilkan emisi knalpot. Dengan demikian, membantu mengurangi polusi udara dan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Penggunaan energi listrik dari sumber terbarukan juga dapat mengurangi jejak karbon secara signifikan.

Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mobil listrik berkontribusi pada penurunan emisi CO2 dan gas rumah kaca lainnya. Hal itu sekaligus membantu memerangi perubahan iklim.

Peningkatan Kualitas Udara

Tanpa emisi knalpot, mobil listrik membantu mengurangi polutan udara seperti nitrogen oksida (NOx) dan partikel halus (PM2.5). Hal itu jelas dapat meningkatkan kualitas udara di perkotaan dan manfaat kesehatan masyarakat.

Ketergantungan Energi yang Lebih Rendah

Mobil listrik dapat mengurangi ketergantungan pada impor minyak dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Terutama jika dipadukan dengan energi terbarukan seperti tenaga surya dan bayu (angin).

Infrastruktur yang Berkembang

Peningkatan jumlah stasiun pengisian daya (SPLU dan SPKLU) dan pengembangan jaringan listrik yang lebih baik, mendukung adopsi kendaraan listrik dan memfasilitasi transisi ke transportasi yang lebih bersih dan efisien .

Dengan berbagai keunggulan dan manfaat ini, mobil listrik tidak hanya menawarkan solusi transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Akan tetapi, juga berpotensi untuk mengubah lanskap energi dan teknologi secara global. Jadi, tidaklah keliru jika pemerintah begitu antusias terhadap pemanfaatan kendaraan listrik di bumi pertiwi. Meski, sejauh ini minat masyarakat masih terbilang rendah dan cenderung kurang percaya diri.

Karena di pihak lain, Gaikindo merilis data penjualan mobil (konvensional) secara nasional whole sale pada Q1 2024 turun 22,8 persen menjadi 263.706 unit. Hal sama terjadi pada penjualan mobil dari dealer ke konsumen yang juga turun 14,8 persen menjadi 339.954 unit.

Angka sedikit lebih baik ditunjukkan penjualan motor. Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI) merilis bahwa pada kurun waktu yang sama, penjualan motor turun 1,1 persen menjadi 2,15 juta unit dibandingkan periode sama pada tahun lalu.

Data Gaikindo dan AISI tersebut, sekaligus menunjukkan bahwa sesungguhnya ada peluang yang cukup besar dalam memasarkan kendaraan listrik. Sekarang, sisa bagaimana para pihak terkait menyosialisasikan dengan super serius manfaat dan kelebihan kendaraan listrik. Sehingga, minat masyarakat untuk mengoperasikan kendaraan listrik dapat dikatrol maksimal. Dan pada akhirnya, akan semakin banyak kendaraan listrik yang mengaspal di jalan-jalan raya tanah air. (*)

https://youtu.be/CwuoCpR-G2o?si=OI8cQ1RDY01hQSJu