Scroll untuk baca artikel

Kemendag Ajak 150 Peserta COCOTECH ke Gresik

×

Kemendag Ajak 150 Peserta COCOTECH ke Gresik

Sebarkan artikel ini
kelapa
INDUSTRI KELAPA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan potensi besar industri kelapa bagi perekonomian Indonesia. (Foto: Int)

KABARBURSA.COM – Kementerian Perdagangan mengundang 150 peserta Konferensi dan Pameran Internasional Kelapa, COCOTECH ke-51, untuk mengunjungi tiga eksportir produk olahan kelapa di Gresik, Jawa Timur, pada Kamis, 25 Juli 2024 dalam rangka COCOTECH Field Trip.

Ketiga eksportir tersebut adalah PT Sarana Agro Indojaya (SAINDO), PT Sionchem Global Indo, dan PT Surya Trimegah Wisesa.

Kunjungan ini sangat bermanfaat bagi para peserta untuk berkolaborasi dalam komunitas sektor kelapa. Peserta diharapkan dapat saling berbagi wawasan dan pengalaman terkait praktik pengolahan kelapa yang berkelanjutan dan memiliki nilai tambah, ungkap Direktur Perundingan Antar Kawasan dan Organisasi Internasional Kementerian Perdagangan, Reza Pahlevi Chairul.

Reza, yang juga bertindak sebagai alternate National Liaison Officer (NLO) Indonesia pada International Coconut Community (ICC), memimpin kunjungan ini bersama Direktur Eksekutif ICC, Jelfina C. Alouw. Antusiasme tinggi ditunjukkan oleh peserta maupun perusahaan yang dikunjungi selama acara berlangsung.

Industri pengolahan kelapa memainkan peran penting sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, peningkatan nilai tambah pada sektor ini harus terus dilakukan melalui modernisasi teknologi pengolahan agar menciptakan efek berlipat ganda di industri kelapa dan masyarakat secara umum, tambah Reza.

Secara khusus, Reza juga mengucapkan terima kasih kepada ketiga perusahaan yang telah menerima kunjungan delegasi ICC. Melalui kesempatan ini, para peserta diajak untuk memahami proses pengolahan kelapa dari hulu hingga hilir, terutama praktik pengolahan kelapa yang holistik dan berkelanjutan dalam rantai pasoknya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif ICC, Jelfina, memberikan apresiasi kepada Kemendag RI dan perusahaan yang telah memfasilitasi kunjungan lapangan ini. Menurutnya, industri pengolahan kelapa tidak hanya memberikan kontribusi bagi perusahaan dan komunitas kelapa, tetapi juga bagi negara secara keseluruhan.

Industri kelapa perlu terus memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Hal ini bisa diwujudkan melalui pengembangan kapasitas yang diberikan perusahaan kepada petani dan komunitas kelapa, tutup Jelfina.

Potensi Besar Industri

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan potensi besar industri kelapa bagi perekonomian Indonesia.

Dia menyebut, nilai ekspor kelapa Indonesia mencapai USD1,55 miliar atau setara Rp25,1 triliun (kurs per dolar AS Rp16.200).

Tak hanya itu, kata Jokowi, potensi besar ini juga menjadi bagian dari peluang yang bisa dimanfaatkan untuk ekonomi hijau dunia ke depan.

“Ekspor kita bukan jumlah angka yang kecil, USD1,55 miliar. Ini angka yang sangat besar dan bisa ditingkatkan lagi kalau kita serius. Kita mau menseriusi urusan yang berkaitan dengan kelapa,” kata Jokowi saat membuka acara Konferensi dan Pameran Kelapa Internasional (Cocotech) ke-51 Tahun 2024 di Surabaya, Jawa Timur, yang disiarkan di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 22 Juli 2024.

Dia pun memaparkan, bahwa Indonesia memiliki lahan kelapa seluas 3,8 juta hektar. Dari luas lahan tersebut, produksi rata-ratanya tembus 2,8 juta ton.

Kata Jokowi, dua provinsi di Indonesia yang memiliki produksi kelapa terbesar ialah Sulawesi Utara dan Riau.

“Ini sangat besar sekali. Tadi disampaikan oleh Dr. Jelfina (Executive Director of the International Coconut Community), kita nomor dua di dunia,” ucapnya dengan nada bangga.

Menurut dia ada tiga hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan produksi kelapa Indonesia, yaitu penggunaan bibit yang berkualitas, pemeliharaan, hingga metode cara panen.

Selain itu, menurut Jokowi, teknologi hilirisasi menjadi salah satu hal yang perlu dipersiapkan. Langkah ini diharapakan dapat mendatangkan nilai tambah besar bagi Indonesia dan mendorong peningkatan jumlah lapangan pekerjaan.

“Riset merupakan hal yang sangat penting. Jangan menunggu kelapa tingginya sampai 20-30 meter. Kalau ada kelapa yang bisa dipetik dari bawah akan lebih baik, dan jumlah buahnya jangan sedikit, banyak lebih baik lagi,” ucapnya.

“Kemudian memanfaatkan teknologi hilirisasi dalam rangka ke sana. Saya banyak melihat limbah kelapa sekarang jadi bioenergi. Ini penting saya kira ke depan depan, ini harus terus bisa dikembangkan. Kemudian kelapa juga bisa menjadi bioavtur. Ini juga jadi pekerjaan besar kita agar penggunaan bisa semakin meningkat dan diminati negara-negara lain,” pungkasnya.

Presiden Jokowi meresmikan Konferensi dan Pameran Kelapa Internasional (Cocotech) ke-51 Tahun 2024.

“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Konferensi dan Pameran Kelapa Internasional Cocotech ke-51 saya nyatakan dibuka,” kata Jokowi.

Di tempat yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengajak para petani hingga pelaku industri kelapa untuk melakukan hilirasi. Hal tersebut sesuai instruksi Presiden Jokowi.