Scroll untuk baca artikel
Ekonomi Hijau

Singapura Minat Tanam Investasi Energi Bersih di Indonesia 

×

Singapura Minat Tanam Investasi Energi Bersih di Indonesia 

Sebarkan artikel ini
singapura 169
Inflasi Singapura melambat dari perkiraan. Foto: Int

KABARBURSA.COM – Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengungkap, para investor Singapura mulai menaruh minat untuk berinvestasi di Indonesia.

Diketahui, Rosan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura, Lawrance Wong, pada akhir Agustus 2024 lalu. Adapu. Pertemuan tersebut dilakukan dalam rangka membahas peluang investasi energi bersih di Indonesia.

Rosan mengungkap, para investor asal Singapura menaruh minat berinvestasi terkait teknologi Electronic Vehicle (EV). Adapun pembicaraan peluang investasi itu dilakukan untuk mendongkrak pencapaian realisasi investasi di masa pemerintahan mendatang.

“Saya baru kembali dari Singapura. Mereka ingin juga investasi masuk ke Indonesia. Apalagi mereka yang berhubungan dengan teknologi, EV battery, EV car manufacturing. Mereka ingin sumber energinya juga yang ada di Indonesia itu energi bersih juga atau clean energy,” kata Rosan kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 3 September 2024.

Rosan menilai wajar, lantaran komitmen dunia terkait penggunaan energi bersih. Secara global, dunia sendiri menargetkan net zero emission (NZE) pada tahun 2050, sedangkan Indonesia pada tahun 2060.

“Karena memang untuk arahnya ke situ. Jadi itu juga yang kita harus lakukan dengan harapannya kita mempunyai kawasan ekonomi khusus dengan berbasis energi dari baru terbarukan atau clean energy. Karena memang demand-nya seperti itu,” jelasnya.

Jika melihat kecenderungan negara-negara ASEAN, tutur Rosan, banyak negara yang mendorong investasi ke arah energi bersih. Begitu juga dengan tuntutan para investor yang meminta ekosistem investasi carbon neutral.

“Karena tuntutan dari para investor juga, para investor diwajibkan juga untuk carbon neutral, istilahnya,” jelasnya.

Di sisi lain, Rosan juga mengaku akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam rangka mengoptimalkan potensi investasi jangka panjang. Menurutnya, kualitas sumber daya manusia juga harus sejalan dengan rencana pembangunan industrial park.

“Jadi kalau kita bangun industrial park kita inginnya juga ada politeknik supaya para pekerja kita upscaling, rescaling-nya terus berjalan dengan baik,” jelasnya.

Selain itu, Rosan juga berharap sektor manufaktur bisa tumbuh untuk mendukung realisasi investasi ke depan. Dengan perbaikan di sektor manufaktur, penyerapan tenaga kerja juga akan lebih baik.

“Karena itu kan kembali lagi penyerapan tenaga kerjanya juga lebih tinggi. Kenapa yang berbasis ekspor? tentunya kita ingin meningkatkan ekspor. Dengan ini juga akan menolong balance of payment kita,” ungkapnya.

Dengan strategi tersebut, Rosan juga meyakini pertumbuhan ekonomi bisa terdongkrak sesuai dengan yang telah ditargetkan Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Dalam hal ini, Rosan menegaskan setiap negara terus berkompetisi dalam menarik investor yang berkualitas.

“Kalau seperti itu kita juga harus terbuka melihat apa kebijakan-kebijakan atau policy-policy kita ini yang baik. Jadi kita harus terbuka untuk mereformasi semua kebijakan kita juga, di mana asal itu membawa kebaikan untuk kita sebagai sebuah bangsa,” tutupnya.

Target Realisasi Investasi 2025

Untuk menunjang target perekonomian yang ditetapkan oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto, Rosan mengaku telah berkoordinasi dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas).

Dari koordinasi tersebut, Rosan mengungkap prognosa investasi selama masa periode kepemimpinan Prabowo Subianto. Berdasarkan prognosa investasi, total investasi yang ditargetkan sebesar Rp2,793,3 triliun di tahun 2029.

Adapun rinciannya, 2025 ditargetkan PMA sebesar Rp1,868,2 triliun dan PMDN sebesar Rp1,905,4 triliun, sementara 2026 Rp2,119,9 triliun dan Rp2,133,5 triliun, 2027 Rp2,343,8 triliun dan Rp2,373,6 triliun, di tahun 2028 sebesar 2,600,4 triliun dan 2,669,4 triliun, dan 2029 sebesar Rp2,741,9 triliun dan Rp2,793,3 triliun.

Rosan menyebut, angka tersebut masuk dalam RKA target dari investasi sepanjang periode pemerintahan Prabowo Subianto. “Jadi total investasi yang diharapkan pada akhir tahun 2029 baik yang PMA maupun PMDN, yang PMA adalah 11,674,3 triliun yang PMDN adalah 11,855,5 triliun,” kata Rosan dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 3 September 2024.

Sementara saat ini, Rosan mencatat realisasi investasi sebesar Rp829,9 triliun di semester pertama 2024. Dia menuturkan, realisasi investasi baru mencapai 67 persen jika dibandingkan dengan target rencana strategis sebesar Rp1,239,3 triliun.

Sementara berdasarkan target yang baru ditambahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Rosan, realisasi investasi yang dijalankan pihaknya baru sebesar 50,3 persen dari total target Rp1,650 triliun di semester pertama tahun 2024.

Berdasarkan wilayah, ungkap Rosan, mayoritas masih di dominasi Pulau Jawa kendati selisihnya tidak terpaut cukup besar, yakni sebesar 50,2 persen dan 49,8 persen di luar Pulau Jawa. Menurutnya, realisasi investasi tersebut cukup merata.

Di sisi lain, Rosan juga menilai komposisi PMA dan PMDN seimbang. Adapun rata-rata nilai penanaman modalnya masing-masing 50,8 persen PMA dan 49,2 persen PMDN.

Adapun realisasi investasi sepanjang semester pertama tahun 2024 telah menyerap 1,225,042 tenaga kerja Indonesia. “Yang paling penting ini juga penyerapan tenaga kerja pada semester pertama 2024 hasil dari realisasi investasi menyerap 1,225,042 orang tenaga kerja Indonesia,” tutupnya. (*)