Scroll untuk baca artikel
Ekonomi Hijau

Ekonomi Fransiskus Kembalikan Spiritualitas dalam Tatanan Ekonomi Dunia

×

Ekonomi Fransiskus Kembalikan Spiritualitas dalam Tatanan Ekonomi Dunia

Sebarkan artikel ini
MGL0165 11zon
Arus Lalulintas di depan Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jalan Sudirman, Kamis (15/8/2024) Sore . foto: Kabar Bursa/abbas sandji

KABARBURSA.COM – Peneliti Madya Bidang Ekonomi BRIN, Esta Lestari, menyampaikan beberapa poin menarik perihal konsep Ekonomi Fransiskus yang diusung oleh Jose Mario Bergoglio alias Paus Fransiskus. Menurut Esta, konsep ini sangat relevan dengan persoalan ekonomi global saat ini yang banyak dipengaruhi oleh ketimpangan sosial dan kerusakan lingkungan.

“Di dalam Islam, kita percaya bahwa nama adalah doa yang dititipkan oleh orangtua kepada anaknya saat lahir. Sri Paus Fransiskus adalah bukti nyata bahwa nama sesungguhnya mencerminkan identitas, pemikiran, perilaku, dan visi yang harus dijalankan secara bertanggung jawab,” kata Esta kepada KabarBursa, Sabtu, 7 September 2024.

Diskursus mengenai Ekonomi Fransiskus mengemuka setelah kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3 hingga 6 September 2024 lalu. Pemimpin 1,2 miliar umat Katholik dunia itu berkunjung ke Indonesia dalam rangka perjalanan apostolik ke empat negara di ASEAN.

Mengutip dokumen yang diterbitkan Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, konsep ekonomi yang diusung Paus Fransiskus bertujuan untuk menciptakan tatanan ekonomi baru yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Konsep ini mengajak manusia untuk melepaskan diri dari model ekonomi yang hanya berorientasi pada keuntungan, dan sebaliknya menempatkan manusia, lingkungan, serta keadilan sosial sebagai prioritas utama.

Menurut Edta, pandangan ekonomi Paus Fransiskus sejalan dengan sejarah namanya. Nama Fransiskus oleh Paus bukan tanpa alasan, melainkan mengikuti jejak Santo Fransiskus dari Asisi, yang dikenal atas keberpihakannya pada kaum miskin dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan. Pencerahan yang dialami oleh Paus Fransiskus saat mengunjungi sebuah gereja kecil di San Damiano, menurut Esta, menjadi momen yang mengubah arah hidup Sri Paus untuk mendedikasikan diri pada tujuan yang lebih besar. “Hal ini menunjukkan bahwa setiap insan manusia memiliki tujuan hidup, dan Tuhan bisa memberikan pencerahan dari sudut mana pun dalam kehidupan kita,” katanya.

Lebih lanjut, Esta menyebut dua eksiklik utama Paus Fransiskus, Laudato Si’ dan Fratelli Tutti, berisikan ajakan kepada manusia untuk menerapkan nilai-nilai menjaga bumi dan persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang ekonomi. Dia memandang ajakan ini penting karena sistem ekonomi yang diterapkan saat ini terbukti gagal memberikan penghidupan yang layak bagi seluruh umat. “Kita telah menyaksikan bagaimana mazhab ekonomi yang diterapkan saat ini gagal dalam memberikan penghidupan yang lebih baik bagi seluruh umat,” katanya.

Menurut Esta, akar dari kegagalan tersebut adalah ambisi manusia untuk memuaskan hawa nafsu terhadap materi dan kekuasaan. Kegiatan ekonomi yang seharusnya memajukan kemaslahatan bersama, justru menjadi alat untuk pencarian keuntungan dengan segala cara yang akhirnya berdampak negatif pada lingkungan, sosial, serta menciptakan kesenjangan ekonomi. “Sistem ekonomi saat ini menciptakan diskriminasi yang menjauhkan manusia dari Tuhan,” tegas Esta.

 

Klik Halaman Selanjutnya…