KABARBURSA.COM – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eisha Maghfiruha Rachbini mengatakan Indonesia perlu mencontoh strategi Singapura dalam menggelar konser penyanyi internasional.
Pasalnya, Singapura mampu membuat Taylor Swift yakin membawakan lagu ciptaannya di Negeri Singa. Ini terjadi melalui kesepakatan eksklusif.
Kesepakatan tersebut membuat Indonesia, Malaysia, dan Thailand gigit jari. Sebab, tur Taylor Swift itu diyakini memiliki nilai yang fantastis dan adanya subsidi.
“Tentu strategi seperti (Singapura) ini memang perlu dilihat dan dicontoh oleh Indonesia,” kata dia kepada KabarBursa, Senin, 26 Februari 2024.
Caranya, lanjut Eisha, adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana antara lain infrastruktur dalam industri musik internasional.
“Perlu juga dipersiapkan (Indonesia) infrastruktur yang memadai untuk mendatangkan artis skala internasional,” ujar dia.
Eisha menilai untuk tur internasional semacam itu bagi negara tidak hanya memperoleh untuk dari industri musik saja melainkan seperti akomodasi, transportasi, bahkan ritel.
“Potensi industri musik Tanah Air masih bisa berjalan beriringan dengan adanya konser internasional Taylor Swift itu. Misalnya, artis internasional mengajak artis lokal sebagai opening artist,” tuturnya.
Hal tersebut, jelas Eisha, merupakan sebuah peluang bagi penyanyi lokal untuk menaiki panggung internasional. Selain itu, panggung itu juga digunakan sebagai batu loncatan (stepping stone) agar penyanyi lokal mampu memanfaatkan peluang di tingkat global.
“Misalnya beberapa artis internasional yang manggung di Indonesia, akan pakai artis lokal untuk opening artist,” sambungnya.
Peluang tersebut sudah dimanfaatkan sebelumnya. Eisha mengambil contoh dari tur internasional Coldplay yang digelar di Jakarta pada November 2023.
“Contoh (November) kemarin Coldplay menggandeng salah satu artis pendatang baru, juga menggandeng MALIQ and The Essentials,” ucapnya.
“Pernah juga (penyanyi) David Foster feat. Raisa di konsernya. Bentuk-bentuk kolaborasi seperti itu menjadi ajang bagi industri musik Indonesia untuk lebih kreatif dan peluangnya banyak saya rasa, berkaca dengan yang sudah pernah berjalan,” tutup Eisha.
