Scroll untuk baca artikel
Properti

Bogor Dominasi Tren Kenaikan Harga Rumah di Indonesia

×

Bogor Dominasi Tren Kenaikan Harga Rumah di Indonesia

Sebarkan artikel ini
CSR2 11zon
Perumahan Ciputra di Sentul Bogor. Rumah dengan Tipe 2 Lantai di lengkapi dengan Pemanas Tenaga Surya (solar) atau PLTS foto: abbas sandji

KABARBURSA.COM – Laporan Kilat Rumah123 edisi Maret 2024 menunjukkan tren kenaikan harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan tahunan sebesar 2,4% pada bulan Februari 2024 dibandingkan dengan Februari 2023.

Bogor mencatat kenaikan harga rumah tertinggi di wilayah Jabodetabek hingga 6,4%, diikuti oleh Tangerang (2,6%), Bekasi (1,9%), Depok, dan Jakarta (1,4%). Kota ini juga menunjukkan selisih pertumbuhan harga tertinggi di atas inflasi tahunan di kawasan Jabodetabek, yakni 3,4%.

Sementara di luar Jabodetabek, kota-kota dengan selisih pertumbuhan harga tertinggi di atas inflasi tahunan pada bulan ini adalah Denpasar (19,3%) dan Medan (1,3%).

Menurut Marisa Jaya, Kepala Riset Rumah123, Bogor semakin menarik bagi investor properti karena menjadi tempat yang diminati untuk investasi jangka panjang. Permintaan akan hunian di Bogor dipengaruhi oleh minat yang tinggi terhadap proyek-proyek hunian dari pengembang terkemuka, lingkungan yang asri, dan akses mudah ke pusat kota.

“Di Bogor, kita melihat adanya ketertarikan masyarakat akan hunian dengan harga yang lebih terjangkau, lingkungan yang asri, dan akses yang mudah ke pusat kota. Ini menjadikan Bogor pilihan yang ideal bagi mereka yang mencari keseimbangan antara hidup perkotaan dan keasrian alam,” ujar Marisa Kamis 28 Maret 2024.

Data menunjukkan bahwa dalam tiga bulan terakhir, permintaan hunian di Bogor didominasi oleh preferensi rentang harga Rp400 juta-Rp1 miliar (33,74%), Rp1 miliar-Rp3 miliar (26,79%), dan di bawah Rp400 juta (26,56%). Wilayah paling diminati di Bogor adalah Babakan Madang (14,97%), Cibinong (9,11%), Cileungsi (5,46%), Gunung Putri (5,27%), dan Bojonggede (4,18%).

Di luar Jabodetabek, kenaikan harga tahunan juga terjadi di kota-kota di Pulau Jawa seperti Semarang (3,3%), Surabaya (2,8%), Surakarta (2,7%), dan Bandung (1,1%). Potensi sektor pariwisata yang besar dan pengembangan kawasan industri menjadi faktor yang mendukung pertumbuhan Semarang sebagai lokasi hunian yang menjanjikan.

Sementara itu, di luar Pulau Jawa, kenaikan harga dipimpin oleh Denpasar (12%), diikuti oleh Medan (5,2%) dan Makassar (0,3%).

Berdasarkan data pertumbuhan tahunan median harga rumah berdasarkan rentang ukuran, terjadi pergerakan signifikan pada segmen rumah dengan luasan di bawah 60 meter persegi dan 60-90 meter persegi. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Bandung untuk luasan di bawah 60 meter persegi dan di Denpasar untuk luasan 60-90 meter persegi.

Kenaikan harga rumah pada rentang ukuran tertentu kemungkinan disebabkan oleh permintaan tinggi di perkotaan yang strategis dengan akses fasilitas dan layanan umum, serta oleh dinamika gaya hidup yang mendorong preferensi rumah ukuran kecil untuk memaksimalkan ruang dengan cara yang unik.