Scroll untuk baca artikel
Headline

Bitcoin: Aset Digital yang Mulai Mendominasi Portofolio Global

×

Bitcoin: Aset Digital yang Mulai Mendominasi Portofolio Global

Sebarkan artikel ini
Bitcoin
Bitcoin kini menjadi aset yang paling dicari, selain emas. (Foto: Pixabay)

KABARBURSA.COM – Bitcoin terus mencatatkan tonggak sejarah baru di pasar keuangan global. Melampaui harga USD93.000 per koin dengan kapitalisasi pasar yang kini mencapai lebih dari USD1,77 triliun,

Bitcoin resmi menjadi aset terbesar ke-8 di dunia, mengungguli kapitalisasi pasar perak yang berada di angka USD1,70 triliun. Perkembangan ini tidak hanya menegaskan posisi Bitcoin sebagai salah satu instrumen investasi utama, tetapi juga mencerminkan perubahan signifikan dalam persepsi terhadap aset digital.

Dalam daftar aset terbesar dunia, Bitcoin kini berada tepat di bawah Saudi Aramco dengan kapitalisasi pasar USD1,79 triliun.

Meski masih tertinggal dari emas (USD17,23 triliun) sebagai aset dengan nilai tertinggi, posisi Bitcoin semakin dekat dengan raksasa teknologi seperti Nvidia (USD3,63 triliun), Apple (USD3,4 triliun), dan Microsoft (USD3,16 triliun).

Bukan tanoa sebab Bitcoin melesat menjadi salah satu aset yang diminati investor. Tentunya, ada beberapa pendorong lonjakan tersebut.

Salah satunya adalah arus masuk institusional. Pembelian besar-besaran oleh institusi dan meningkatnya partisipasi investor dalam Exchange-Traded Funds (ETF) berbasis Bitcoin, menjadi pendorong utama kenaikan harga.

ETF Bitcoin, yang memberikan akses mudah bagi investor institusional, telah mengubah cara pandang tradisional terhadap aset ini.

Optimisme regulasi juga memainkan peran penting dalam mendorong kenaikan pamor Bitcoin.

Sentimen pasar juga didorong oleh spekulasi kebijakan yang lebih ramah terhadap industri kripto.

Apalagi, kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 memberikan harapan akan regulasi yang lebih mendukung inovasi digital melalui undang-undang seperti Financial Innovation and Technology for the 21st Century Act (FIT 21).

Sementara, lonjakan inflasi di Amerika Serikat menjadi faktor lain yang mendorong minat terhadap Bitcoin.

Pada Oktober 2024, tingkat inflasi mencapai 2,6 persen year-on-year (yoy), meningkat dari 2,4 persen di bulan sebelumnya. Dalam kondisi ini, Bitcoin dianggap sebagai aset pelindung nilai (hedge) terhadap pelemahan mata uang fiat.

Di Indonesia sendiri, perhatian terhadap Bitcoin semakin meningkat dengan peralihan regulasi aset kripto ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai 2025.

Hal ini memberikan kepercayaan lebih bagi investor domestik terhadap transparansi dan keamanan perdagangan aset digital.

Menanggapi hal ini, CEO INDODAX Oscar Darmawan, dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu, 17 November 2024, menyebutkan bahwa pencapaian Bitcoin sebagai aset digital dengan kapitalisasi pasar lebih dari USD1,77 triliun merupakan bukti kuat bahwa kripto telah menjadi instrumen investasi global yang kredibel.

“Lonjakan harga Bitcoin mencerminkan tingginya minat institusi besar terhadap kripto sebagai salah satu aset utama dalam portofolio investasi,” tulis dia dalam keterangannya.

Menurutnya, peristiwa ini adalah momen bersejarah yang mencerminkan evolusi ekonomi digital.

Oscar juga menyoroti pentingnya Bitcoin sebagai alternatif di tengah lonjakan inflasi.

“Dengan inflasi tinggi, Bitcoin dianggap mampu melindungi nilai investasi dan menarik investor yang mencari stabilitas,” tambahnya.

Sejarah Baru di Dunia Investasi

Melampaui nilai pasar perak menjadi bukti bahwa Bitcoin bukan sekadar inovasi teknologi tetapi juga instrumen yang mampu bersaing dengan aset tradisional.

Perak, yang dulunya menjadi alat tukar utama sebelum digantikan emas, kini harus mengakui keunggulan Bitcoin dalam hal fleksibilitas, utilitas, dan adopsi global.

Bahkan, pasar kripto sempat menunjukkan penguatan signifikan dalam 24 jam terakhir.

Berdasarkan data Coinmarketcap, Kamis, 14 November 2024, pukul 13.30 WIB, Bitcoin (BTC) berhasil mempertahankan posisinya di atas USD89.987,56, naik 4,04 persen dalam 24 jam terakhir.

Dengan kapitalisasi pasar mencapai USD1,78 triliun, Bitcoin terus menjadi sorotan utama investor. Tren kenaikan ini juga terlihat pada grafik mingguan, di mana BTC telah menguat 20,32 persen dalam tujuh hari terakhir.

Sementara itu, Ethereum (ETH) juga menunjukkan tren positif, diperdagangkan pada USD3.222,87 dengan kenaikan harian sebesar 2,93 persen dan penguatan mingguan mencapai 14,27 persen.

Beberapa altcoin juga mencatat performa yang mengesankan, seperti Solana (SOL) yang melonjak 7,47 persen dalam 24 jam terakhir ke level USD220,14, serta Dogecoin (DOGE) yang mengalami kenaikan harian sebesar 10,10 persen, diperdagangkan pada USD0,3981.

Meski mencatatkan pertumbuhan fantastis, Bitcoin masih menghadapi tantangan seperti volatilitas tinggi dan ketidakpastian regulasi di beberapa negara. Namun, dengan meningkatnya kesadaran global tentang aset digital, potensi adopsi yang lebih luas melalui regulasi yang mendukung, serta inovasi teknologi di sektor blockchain, Bitcoin berpeluang menjadi salah satu aset dominan dalam ekonomi global.

Sebagai aset yang kini semakin digemari, Bitcoin tidak hanya menawarkan potensi keuntungan besar tetapi juga menggambarkan bagaimana teknologi terus mendefinisikan ulang konsep investasi modern.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.