KABARBURSA.COM – Pada Selasa, 19 Maret 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengalami kenaikan dan menutup perdagangan Sesi II dengan penguatan, meskipun Bursa Saham Asia umumnya didominasi oleh warna merah.
IHSG berada di level 7.336,74 pada penutupan perdagangan, menunjukkan kenaikan sebesar 0,47% dibandingkan dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Posisi tertinggi IHSG pada hari itu mencapai 7.361,53, sementara posisi terendahnya berada di 7.314,18. Volume perdagangan mencapai 16,39 miliar saham dengan nilai perdagangan sebesar Rp9,57 triliun.
Beberapa saham mencatat kenaikan luar biasa dan menjadi top gainers, seperti PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) yang melonjak 25%, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) dan PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) yang melesat 20%, serta PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO) yang menguat 19%.
Di sisi lain, beberapa saham mengalami pelemahan dan menjadi top losers, seperti PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA) yang anjlok 13%, PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (CCSI) yang turun 12%, dan PT Golden Flower Tbk (POLU) yang ambruk 9%.
Meskipun demikian, IHSG berhasil menghijau, menjadi salah satu dari sedikit Bursa Asia yang mengalami kenaikan sepanjang hari tersebut. Bursa lainnya seperti TOPIX (Jepang), Nikkei 225 (Jepang), dan FTSE Straits Times (Singapura) juga berhasil menguat, masing-masing sebesar 1,06%, 0,67%, dan 0,13%.
Sementara Bursa Saham Asia lainnya kompak ada di zona merah. Hang Seng (Hong Kong), KOSPI (Korea Selatan), Shanghai Composite (China), CSI 300 (China), KLCI (Malaysia), Shenzhen Comp. (China), SETI (Thailand), TW Weighted Index (Taiwan), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan PSEI (Filipina), yang terpangkas masing-masing 1,24%, 1,1%, 0,72%, 0,71%, 0,56%, 0,43%, 0,11%, 0,11%, 0,09%, dan 0,07%.
Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan tertinggi ketiga di Asia, setelah indeks TOPIX, dan Nikkei 225.
Bursa Asia gagal mengikuti apa yang terjadi di Wall Street. Dini hari tadi waktu Indonesia, Bursa Saham New York kompak melaju di zona hijau.
Indeks Nasdaq Composite melonjak 0,82%, S&P 500 menguat 0,63%. Sementara, Dow Jones Industrial Average (DJIA) menghijau dengan kenaikan 0,2%.
Keputusan Bank of Japan (BoJ) untuk mengakhiri rezim suku bunga negatif dan menaikkan suku bunga acuan pertama kali dalam 17 tahun telah menjadi perhatian utama di pasar keuangan regional. Keputusan ini diumumkan setelah rapat BoJ yang berlangsung lebih lama dari biasanya pada Selasa.
Kenaikan suku bunga acuan Jepang menjadi di kisaran 0%-0,1% merupakan keputusan bersejarah, menandai pertama kalinya sejak 2007 Jepang menaikkan suku bunga acuan mereka. Langkah ini dianggap sebagai upaya BoJ untuk memberikan kerangka kebijakan baru yang bertujuan untuk menciptakan transisi yang mulus, dengan menjaga kondisi tetap akomodatif melalui pembelian surat utang pemerintah.
Selain itu, investor juga memperhatikan situasi di China terkait dengan krisis properti yang sedang terjadi di negara tersebut. Regulator China menyatakan bahwa pengembang properti yang mengalami kesulitan pembayaran telah menggelembungkan pendapatan lebih dari US$78 miliar dalam dua tahun sebelum kegagalan mereka, dengan China Evergrande Group menjadi sorotan utama.
Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) diharapkan akan mempertahankan kebijakan suku bunga acuan di level 6% pada rapat Dewan Gubernur BI yang akan digelar pada 19–20 Maret 2024. Konsensus dari 37 institusi yang dihimpun oleh Bloomberg menunjukkan kesepakatan bulat untuk mempertahankan suku bunga acuan tersebut, tanpa adanya dissenting opinion dari analis atau ekonom yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut.