KABARBURSA.COM – Rupiah mengalami pelemahan di ujung perdagangan hari ini di pasar spot pada Selasa, 19 Maret 2024, setelah mengalami tekanan cukup besar sejak pagi tadi. Hal ini sejalan dengan kejatuhan mata uang Asia akibat sentimen global, terutama dari keputusan Bank Sentral Jepang (BoJ) yang menaikkan suku bunga acuan pertama kalinya setelah 17 tahun, yang berimbas pada penurunan nilai yen.
Rupiah ditutup di level Rp15.715 per dolar AS, mengalami pelemahan sebesar 0,16% dibandingkan hari sebelumnya. Meskipun sempat menyentuh level terlemah di Rp15.730 per dolar AS, Rupiah berhasil mengurangi pelemahan tersebut menjelang penutupan pasar.
Tidak hanya Rupiah, semua mata uang Asia hari ini mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Indeks yang mengukur kekuatan mata uang Asia versus dolar AS, yaitu Indeks Bloomberg Asia Dollar, turun 0,2% hari ini, mencapai level terendah sejak November. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar AS di hadapan enam mata uang utama dunia terus menguat mendekati level 104.
Mata uang Asia juga mengalami penurunan nilai setelah BoJ membuat keputusan bersejarah dengan mengakhiri rezim bunga negatif yang berlangsung sejak 2016 dan pertama kalinya menaikkan suku bunga dalam 17 tahun terakhir.
Yen jatuh nilainya melampaui ¥150,46, melemah 0,88% setelah keputusan fenomenal itu disiarkan oleh Dewan Gubernur BoJ siang tadi. Pergerakan yen memiliki korelasi positif dengan mata uang Asia selama ini.
Pelemahan nilai tukar rupiah sedikit berkurang hari ini, dipicu oleh sentimen pasar surat utang yang lebih cerah.
Imbal hasil surat utang negara mayoritas menunjukkan penurunan, dengan INDOGB 2Y mengalami penurunan sebesar 1 bps menjadi 6,325%. Tenor ini telah mencatat kenaikan imbal hasil hingga 17,9 bps selama sebulan terakhir, seperti yang terlihat dari data Bloomberg. Sementara itu, imbal hasil tenor 9Y turun 0,8 bps menjadi 6,666%, dan imbal hasil tenor 30Y terkikis sebesar 1,9 bps menjadi 6,992%.
Sentimen yang lebih cerah di pasar Surat Utang Negara (SUN) hari ini terjadi ketika perhelatan lelang sukuk disambut cukup hangat, dengan kenaikan permintaan masuk mencapai 23,5% sebesar Rp21,06 triliun.