Scroll untuk baca artikel
Headline

IHSG Dibuka Menguat, Berikut Lima Saham Unggulan

×

IHSG Dibuka Menguat, Berikut Lima Saham Unggulan

Sebarkan artikel ini
MGL7305 11zon
Patung banteng bullish ikon Bursa Efek Indonesia (BEI) (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan sesi I Selasa, 23 Juli 2024, cenderung mengekor bursa saham Asia Pasifik dan Amerika Serikat (AS) yang juga bergairah.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,29 persen ke posisi 7.343,57. Selang sepuluh menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung terpangkas sedikit menjadi menguat 0,23 persen ke 7.338,51. Meskipun demikian, IHSG masih berada di level psikologis 7.300.

Pada awal sesi pertama hari ini, nilai transaksi IHSG telah mencapai sekitar Rp809 miliar. Volume transaksi mencakup 1,7 miliar lembar saham yang diperdagangkan dalam 82.753 transaksi.

Angka-angka ini menunjukkan aktivitas perdagangan yang cukup aktif di pasar saham, dengan banyaknya saham yang berpindah tangan dan frekuensi transaksi yang tinggi.

Hal ini mencerminkan minat investor yang besar dalam membeli dan menjual saham pada sesi perdagangan pagi ini.

Aktivitas perdagangan yang tinggi ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk berita ekonomi, laporan keuangan perusahaan, serta sentimen pasar secara keseluruhan.

Pada pagi hari ini, mayoritas bursa Asia Pasifik dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,49 persen, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,25 persen, Straits Times Singapura dan ASX Australia terapresiasi 0,59 persen, dan KOSPI Korea Selatan menanjak 0,65 persen. Hanya indeks Shanghai Composite China yang dibuka melemah pada hari ini yakni turun 0,13 persen.

Sedangkan kemarin, bursa AS, Wall Street juga ditutup bergairah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,32 persen, S&P 500 melesat 1,08 persen, dan Nasdaq Composite melonjak 1,58 persen.

Cerahnya pasar saham global terjadi setelah mundurnya Joe Biden dari Pilpres Amerika Serikat (AS) 2024. Namun, kabar ini diperkirakan bakal membuat ketidakpastian di pasar global dan Indonesia meningkat.

Ekonom Bank Danamon, Hosiana Situmorang, menjelaskan mundurnya Joe Biden bisa meningkatkan ketidakpastian terkait arah kebijakan perdagangan dan investasi lainnya di AS dan seluruh dunia.

“⁠Kondisi ini meningkatkan volatilitas di pasar uang dan pasar modal, salah satu indikasinya Volatility Index (VIX) balik naik,” ujar Hosiana.

Khusus di Indonesia, ketidakpastian juga akan besar karena adanya masa transisi presiden baru dari Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto.

“⁠Di tengah kondisi ketidakpastian global terkait AS dan Euro Area Election, di domestik lg persiapan transisi Presiden Baru dan Pilkada,” ujarnya.

Namun, ada sedikit kabar baik dari China, di mana bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan untuk tenor satu maupun lima tahun pada Senin kemarin.

Pemangkasan suku bunga diharapkan dapat membantu mengangkat perekonomian China yang sedang mengalami kelesuan. Kebijakan terbaru dari People’s Bank of China (PBoC) ini juga diharapkan akan membawa dampak positif bagi Indonesia, yang merupakan salah satu mitra dagang utama China.

Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot pagi ini menguat. Pukul 09.17 WIB, rupiah berada pada level Rp16.200 per dolar AS atau naik 20 poin (0,12 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp16.220 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun menguat di awal sesi, trend pergerakan rupiah sedang melemah. Pelaku pasar menunggu petunjuk lebih lanjut mengenai kondisi inflasi AS dari data Core PCE Price Index AS yang akan dirilis di akhir pekan ini.

Di sisi lain, sentimen pemilu AS dengan potensi kemenangan Donald Trump mendorong penguatan dolar AS. Sementara itu, serangan balasan Israel ke Yaman, yang berpotensi memunculkan perang baru di Timur Tengah yang bisa mengganggu perekonimian global.

“Ini tentu saja bisa memicu pelaku pasar masuk ke aset aman di dolar AS dan emas. Peluang pelemahan rupiah hari ini ke kisaran Rp16.260 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp16.180 per dolar AS,” kata Ariston.

Lima Saham Menguat

Berikut lima saham paling unggul dan teratas dalam daftar top gainers. Sebab, menghasilkan keuntungan hingga 34 persen.

  1. PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DVA) yang melonjak hingga mentok batas Auto Rejection Atas (ARA), karena naik 34,83 persen menjadi Rp120
  2. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) melejit 19,76 persen menjadi Rp10.150
  3. PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) meningkat 19,23 persen menjadi Rp 124
  4. PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) naik 15,28 persen menjadi Rp83

PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) naik 14,29 persen menjadi Rp.136. (*)

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.