KABARBURSA.COM – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalami penurunan kinerja penjualan pada semester I 2024, yang mengakibatkan penurunan laba bersih perusahaan. Meskipun demikian, saham UNVR masih dinilai prospektif dalam jangka panjang oleh para analis.
Pada paruh pertama 2024, UNVR mencatat penjualan bersih sebesar Rp19 triliun, turun 6,15 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp20,29 triliun. Penjualan ini terbagi menjadi dua segmen, yaitu penjualan kebutuhan perawatan rumah tangga dan perawatan tubuh sebesar Rp12,28 triliun, serta penjualan makanan dan minuman sebesar Rp6,76 triliun.
Dari segi geografis, UNVR mencatat penjualan perawatan rumah tangga dan perawatan tubuh di dalam negeri sebesar Rp11,86 triliun, dan ekspor sebesar Rp417 miliar. Sementara itu, penjualan makanan dan minuman UNVR di dalam negeri mencapai Rp6,64 triliun, dengan ekspor sebesar Rp119,9 miliar di segmen ini.
Pertumbuhan pendapatan domestik meningkat 4,1 persen dibanding semester sebelumnya, meski menurun 5,7 persen dibanding tahun lalu karena pelemahan pertumbuhan harga dasar. Marjin laba kotor naik 17 basis poin dari semester sebelumnya menjadi 49,7 persen, meski turun 14 basis poin secara tahunan. Marjin laba sebelum pajak (PBT) meningkat 229 basis poin dibanding semester kedua 2023 menjadi 16,6 persen.
“Kami menangani beberapa tantangan jangka pendek sembari mencatat kemajuan dalam bagian-bagian penting bagi masa depan perseroan,” kata Benjie Yap, Presiden Direktur Unilever Indonesia, dalam sebuah konferensi virtual pada Kamis, 25 Juli 2024.
UNVR juga mencatat beban pemasaran dan penjualan sebesar Rp4,58 triliun, serta beban administrasi sebesar Rp1,68 triliun. Perusahaan mencatat laba bruto sebesar Rp9,46 triliun, yang menyusut 6,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,11 triliun. Setelah dikurangi berbagai macam beban yang dapat diefisiensikan, UNVR mencatat laba bersih sebesar Rp2,46 triliun, turun 10,60 persen dibandingkan dengan semester I 2023 yang sebesar Rp2,75 triliun. Laba bersih pada semester I 2024 ini merupakan yang terendah dalam 10 tahun terakhir, berada di bawah estimasi konsensus analis.
Benjie Yap menegaskan bahwa perusahaan akan tetap teguh pada upaya untuk membangun bisnis dengan cara memperkuat fundamental, mengutamakan peningkatan daya saing merek, serta mendorong efisiensi biaya untuk mendongkrak profitabilitas. Secara bersamaan, UNVR menjalankan program transformasi untuk mempertajam fokus dan mendorong pertumbuhan melalui organisasi yang lebih ramping dan akuntabel.
Pembiayaan sisi promosi dan belanja iklan juga mengalami peningkatan sebesar 157 basis poin, dari 7,6 persen pada semester pertama 2023 menjadi 9,1 persen pada semester pertama 2024. Benjie menekankan bahwa upaya-upaya perbaikan ini akan memerlukan waktu, namun UNVR meyakini bahwa upaya-upaya tersebut akan memberikan kinerja fundamental yang lebih kuat di paruh kedua 2024.
Prospek UNVR
Tertekannya kinerja keuangan UNVR tidak lepas dari adanya sentimen boikot yang mendera emiten konsumer tersebut dalam beberapa waktu belakangan. JP Morgan dalam risetnya beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa performa laba bersih Unilever Indonesia telah berada dalam fase penurunan sejak 2019, yang antara lain disebabkan oleh aksi boikot pada kuartal IV 2023.
Meski demikian, sentimen negatif tersebut diperkirakan akan segera berakhir. “Menurut kami, yang terburuk sudah berlalu dan perusahaan kini berada dalam fase pemulihan,” tulis Tim Analis JP Morgan beberapa waktu lalu.
JP Morgan memproyeksikan bahwa pertumbuhan pendapatan Unilever Indonesia akan mulai terlihat pada 2025, seiring dengan upaya perusahaan dalam merebut kembali pangsa pasarnya pada tahun ini.
Sepanjang tahun 2024, manajemen Unilever Indonesia berencana meningkatkan inovasi pada produk-produk unggulan mereka. Langkah ini bertujuan untuk mengembalikan pangsa pasar perusahaan yang sempat berkurang akibat aksi boikot pada November dan Desember 2023.
Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Vivek Agarwal, menyatakan bahwa transformasi pasar menjadi salah satu prioritas utama perusahaan pada tahun 2024. Dia optimis bahwa kinerja perusahaan akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami mulai membangun kembali pangsa pasar yang hilang pada November dan Desember tahun lalu. Sepanjang Maret, kami memulihkan pangsa pasar hingga naik 158 bit dan pangsa volume 210 bit dari Desember 2023. Kami berharap bisa terus melanjutkan pemulihan ini,” ujarnya dalam paparan publik beberapa waktu lalu.
Sahamnya Perlu Dikoleksi?
Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, memberikan rekomendasi untuk mempertahankan saham UNVR dengan target harga Rp2.750 per saham. Nafan memprediksi kinerja UNVR akan dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral, khususnya Bank Indonesia yang berencana melonggarkan kebijakan moneter. Menurutnya, pelonggaran ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, terutama karena UNVR sedang melakukan inovasi bisnis.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menyatakan bahwa penjualan UNVR masih memiliki peluang tumbuh terbatas karena persaingan yang ketat dan daya beli masyarakat yang masih lemah. Dengan mempertimbangkan proyeksi ini, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan pembelian spekulatif untuk saham UNVR dengan target harga antara Rp2.930 hingga Rp2.950 dan support pada level Rp2.820–Rp2.810. (*)