Scroll untuk baca artikel

Laba Emiten Rekan Bisnis Sandiaga Uno ini Turun Rp11 Miliar

×

Laba Emiten Rekan Bisnis Sandiaga Uno ini Turun Rp11 Miliar

Sebarkan artikel ini
MGL3168 11zon scaled
SAHAM - Pengunjung memotret suasana main hall Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – PT Mitra Investindo Tbk (MITI) menunjukkan dinamika keuangan yang menarik perhatian pasar. Dengan sejarah panjang di industri pertambangan dan energi, perusahaan yang dipimpin oleh Andreas Tjahjadi ini melaporkan penurunan signifikan laba bersih dalam laporan keuangannya. Adapun Andreas adalah rekan bisniis Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Meski laba bersih terjun, struktur modal yang kuat dan strategi investasi yang berani memberikan secercah harapan di tengah tantangan yang dihadapi perusahaan dengan kode emiten MITI ini. Bagaimana kinerja keuangan MITI dalam menghadapi tekanan pasar? Mari kita telusuri lebih dalam.

Profil MITI

PT Mitra Investindo Tbk atau MITI merupakan perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan granit serta industri minyak dan gas bumi. Perusahaan ini menjalankan operasionalnya melalui investasi pada berbagai anak perusahaan. Berdiri sejak tahun 1994, MITI telah mengukuhkan dirinya sebagai pemain utama dalam industri tersebut.

Struktur kepemilikan saham MITI didominasi oleh PT Prime Asia Capital dengan kepemilikan sebesar 1,69 miliar saham atau 47,83 persen dari total saham beredar. Di posisi kedua, PT Inti Bina Utama memiliki 1,13 miliar saham atau 31,91 persen. Selain itu, masyarakat non-warkat memiliki 484,41 juta saham atau 13,69 persen, sementara masyarakat warkat hanya memiliki 96,27 ribu saham atau 0,01 persen dari total saham yang beredar.

Dewan direksi dan komisaris MITI terdiri dari para profesional berpengalaman. Andreas Tjahjadi menjabat sebagai direktur dengan kepemilikan saham sebesar 195,04 juta atau 5,5 persen. Mohamad Indra Permana sebagai komisaris memiliki 15 juta saham atau 0,42 persen. Ir. Bambang Ediyanto dan Ignatius Edy Suhardaya, yang keduanya menjabat sebagai direktur, masing-masing memiliki 12,50 juta saham (0,35 persen) dan 10,50 juta saham (0,29 persen).

Pendapatan Bersih

Pada kuartal pertama tahun 2024, PT Mitra Investindi Tbk (MITI) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3 miliar, mengalami penurunan drastis dari Rp 11 miliar pada kuartal yang sama tahun 2023. Kuartal kedua tahun 2024 juga mencatat pendapatan bersih sebesar Rp3 miliar, jauh di bawah Rp 14 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Secara tahunan, total pendapatan bersih diperkirakan hanya mencapai Rp12 miliar untuk tahun 2024, jauh di bawah Rp39 miliar pada tahun sebelumnya. Total pendapatan bersih dalam dua belas bulan terakhir (TTM) hingga kuartal kedua tahun 2024 mencapai Rp20 miliar, menurun dari Rp39 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Valuasi

Kapitalisasi pasar MITI tercatat sebesar Rp538 miliar dengan jumlah saham beredar sebanyak 3,54 miliar. Price to Earnings Ratio (PER) tahunan saat ini berada di level 44,75, sementara PER TTM adalah 27,60. Angka ini menunjukkan valuasi yang cukup tinggi meskipun ada penurunan laba bersih, mengindikasikan bahwa pasar tetap optimis terhadap prospek jangka panjang perusahaan. Price to Sales Ratio (TTM) tercatat di angka 1,97, dan Price to Book Value sebesar 1,38. Price to Cashflow (TTM) dan Price to Free Cashflow (TTM) masing-masing berada di angka 10,51. EV to EBITDA (TTM) tercatat sebesar 7,79.

Per Saham

Earnings Per Share (EPS) TTM saat ini adalah Rp5,51, dan EPS tahunan sebesar Rp3,40. Pendapatan per saham (Revenue Per Share) dalam dua belas bulan terakhir mencapai Rp77,23. Kas per saham (Cash Per Share) untuk kuartal terakhir adalah Rp44,45. Nilai buku per saham (Book Value Per Share) tercatat sebesar Rp110,23, sementara Free Cashflow Per Share (TTM) mencapai Rp14,46.

Solvabilitas

Rasio lancar (Current Ratio) MITI pada kuartal terakhir adalah 4,33, sementara Rasio Cepat (Quick Ratio) tercatat sebesar 5,36. Debt to Equity Ratio perusahaan sangat rendah, yaitu 0,01, mengindikasikan bahwa perusahaan hampir tidak memiliki utang, sebuah kondisi keuangan yang kuat dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Profitabilitas

Return on Assets (ROA) MITI sebesar 3,96 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 5,00 persen menunjukkan efisiensi yang relatif rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Margin laba kotor (Gross Profit Margin) pada kuartal terakhir mencapai 21,36 persen, sedangkan Margin laba operasional (Operating Profit Margin) dan Margin laba bersih (Net Profit Margin) masing-masing adalah 4,72 persen dan 4,91 persen.

Dividen

MITI juga membagikan dividen dengan yield sebesar 1,97 persen dari laba bersih yang mencapai Rp3 miliar. Dengan payout ratio sebesar 88,32 persen, ini menandakan bahwa sebagian besar laba bersih didistribusikan kepada pemegang saham. Tanggal ex-dividend terakhir adalah 2 Juli 2024.

Laporan Laba Rugi

Pendapatan (Revenue) dalam dua belas bulan terakhir (TTM) mencapai Rp273 miliar, dengan laba kotor (Gross Profit) sebesar Rp98 miliar. EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) TTM tercatat sebesar Rp54 miliar, sementara laba bersih (Net Income) mencapai Rp20 miliar.

Neraca Keuangan

Total kas pada kuartal terakhir adalah Rp157 miliar, dengan total aset (Total Assets) mencapai Rp492 miliar. Total kewajiban (Total Liabilities) sebesar Rp62 miliar, dengan utang jangka pendek (Short-term Debt) sebesar Rp5 miliar dan tidak ada utang jangka panjang (Long-term Debt). Total ekuitas (Total Equity) perusahaan tercatat sebesar Rp390 miliar.

Arus Kas

MITI melaporkan arus kas dari operasi (Cash From Operations) sebesar Rp51 miliar dalam dua belas bulan terakhir (TTM). Namun, arus kas dari investasi (Cash From Investing) mencatatkan angka negatif Rp27 miliar, menunjukkan pengeluaran yang signifikan untuk aktivitas investasi. Arus kas dari pembiayaan (Cash From Financing) juga mengalami defisit sebesar Rp9 miliar. Dengan belanja modal (Capital Expenditure) sebesar Rp9 miliar, perusahaan berhasil menghasilkan arus kas bebas (Free Cash Flow) sebesar Rp30 miliar.

Pertumbuhan

Pertumbuhan pendapatan kuartal-ke-kuartal (Revenue Quarter YoY Growth) mengalami penurunan sebesar 22,76 persen, sedangkan pertumbuhan pendapatan sejak awal tahun (Revenue YTD YoY Growth) turun 20,08 persen. Namun, secara tahunan (Annual YoY Growth), pendapatan menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 151,87 persen.

Laba bersih (Net Income) juga mengalami fluktuasi tajam dengan pertumbuhan kuartal-ke-kuartal yang menurun 77,36 persen dan pertumbuhan sejak awal tahun yang turun 75,96 persen. Meskipun demikian, laba bersih tahunan meningkat sebesar 152,44 persen. Earnings Per Share (EPS) juga mencerminkan tren yang sama, dengan penurunan kuartal-ke-kuartal sebesar 77,34 persen dan sejak awal tahun sebesar 75,98 persen, namun meningkat secara tahunan sebesar 152,44 persen.

Kinerja Harga Saham

Dalam satu minggu terakhir, harga saham MITI mencatat kenaikan sebesar 2,70 persen, sementara dalam satu bulan terakhir naik 3,40 persen. Namun, dalam tiga bulan terakhir, harga saham turun 10,59 persen dan enam bulan terakhir turun 19,58 persen. Penurunan lebih tajam terlihat dalam periode satu tahun dengan penurunan sebesar 47,59 persen.

Sebaliknya, dalam tiga tahun terakhir, harga saham meningkat 52,00 persen dan dalam lima tahun terakhir naik 141,27 persen. Selama sepuluh tahun terakhir, harga saham mengalami penurunan 40,86 persen. Year to Date (YTD) Price Returns menunjukkan penurunan sebesar 20,00 persen. Harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp635, sementara harga terendah adalah Rp130. (*)