Scroll untuk baca artikel

Saham ADRO Terus Hijau padahal Belum Rilis Laporan Keuangan

×

Saham ADRO Terus Hijau padahal Belum Rilis Laporan Keuangan

Sebarkan artikel ini
MGL2350 11zon
Warga melintas di depan Gedung Adaro di sekitar Kuningan. Foto: KabarBursa/abbas sandji)

KABARBURSA.COM – Saham ADRO atau PT Adaro Energy Indonesia Tbk tengah berada dalam tren hijau pada perdagangan sepekan terakhir. Hingga Jumat, 2 Agustus 2024 saja, saham emiten batu bara ini terparkir di harga Rp3.320 per saham, dengan kenaikan 2,20 persen, bertambah 70 poin.

Pada perdagangan intraday kemarin, saham ADRO sempat mencapai Rp3.370, yang merupakan level tertingginya dalam setahun terakhir. Selama sebulan terakhir, ADRO mengalami kenaikan sebesar 16,90 persen, dalam tiga bulan terakhir naik 21,61 persen, dan sepanjang tahun kalender atau year to date (ytd) melonjak 33,33 persen.

Namun demikian, ADRO belum merilis laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2024.

Adaro Energy baru-baru ini mengumumkan keterbukaan informasi mengenai rencana penyampaian laporan keuangan untuk semester I 2024.

Sekretaris Perusahaan Adaro Energy, Mahardika Putranto, menyatakan bahwa laporan keuangan semester I 2024 Adaro akan ditelaah secara terbatas. “Berdasarkan Peraturan Bursa No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, Adaro Energy Indonesia akan menyampaikan laporan keuangan kuartal II untuk tahun buku 2024 yang akan ditelaah secara terbatas oleh akuntan publik,” ungkap Mahardika.

Adapun pada kuartal I 2024, ADRO mencatatkan laba bersih sebesar USD374,34 juta, turun dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai USD458,04 juta.

Sementara itu, harga batu bara mengalami kenaikan pada Jumat, 2 Agustus 2024, berkat sentimen dari Rusia. Harga batu bara Newcastle untuk Agustus 2024 naik sebesar USD1,55 menjadi USD144,1 per ton. Untuk September 2024, harganya meningkat USD1,95 menjadi USD145,75 per ton, sementara Oktober 2024 menguat USD1,65 menjadi USD146,9 per ton.

Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam untuk Agustus 2024 naik 1,4 persen menjadi USD121,35. Untuk September 2024, harganya meningkat USD1,4 menjadi USD122,2, sementara Oktober 2024 naik USD1,3 menjadi USD121,5.

Manajemen ADRO memprediksi harga batu bara pada semester II 2024 akan bergerak mengikuti siklus dan selalu berfluktuasi. Oleh karena itu, perusahaan akan tetap fokus pada kontrol operasional untuk memastikan pencapaian target dan efisiensi biaya.

Adaro menargetkan penjualan batu bara hingga 65-67 juta ton pada 2024, yang berpotensi menjadi rekor tertinggi perusahaan. Target ini terdiri dari 61-62 juta ton batu bara termal dan 4,9-5,4 juta ton batu bara metalurgi dari anak usahanya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).

Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir, menyampaikan bahwa pada 2024 harga jual batu bara lebih rendah dari tahun sebelumnya. Namun, perusahaan tetap optimistis mencatatkan kinerja positif seiring dengan keandalan operasional dan strategi efisiensi. “Kami juga punya keunggulan coking coal yang harganya relatif stabil karena suplainya ketat,” ujarnya.

Research and Development ICDX Girta Yoga menyatakan bahwa harga batu bara sedang berada dalam tren bullish. Sentimen utama yang mempengaruhi pasar ini berasal dari pernyataan Oleg Tokarev, menteri industri batu bara Kuzbass, wilayah utama penghasil batu bara di Rusia, yang berencana untuk terus memangkas produksi pada 2024.

“Rusia adalah produsen batu bara terbesar keenam di dunia. Saat ini, harga batu bara berada di resistance terdekat pada USD145 per ton, dengan level support terdekat di USD140 per ton,” jelas Yoga dalam risetnya, dikutip Minggu, 4 Agustus 2024.

Yoga juga menjelaskan bahwa selama sepekan yang berakhir pada 2 Agustus, harga batu bara mengalami kenaikan sebesar 1,12 persen. Sepanjang bulan Juli, harga batu bara menunjukkan tren bullish dengan penguatan sebesar 6,06 persen. Secara year to date (ytd), harga batu bara mencatatkan kenaikan sebesar 7,41 persen.

Target Harga Saham ADRO

Menurut Yoga, performa positif batu bara pada bulan Juli didorong oleh meningkatnya permintaan, terutama dari China dan India yang mengalami gelombang panas, sehingga meningkatkan konsumsi listrik untuk pendingin ruangan.

Selain itu, Yoga menjelaskan bahwa harga batu bara juga didukung oleh tren bullish pada gas alam dan situasi geopolitik di Timur Tengah.

Baru-baru ini, BRI Danareksa Sekuritas mengubah asumsi harga batu bara untuk 2024-2025 dengan kenaikan sebesar 8-20 persen, serta menetapkan harga jangka panjang menjadi USD100 per ton, naik dari sebelumnya USD90 per ton.

“Dengan perubahan ini, kami juga menaikkan perkiraan laba dan target harga saham untuk emiten penambang batu bara pada 2024 dan 2025 sebesar 8,7 persen dan 32,3 persen,” ungkap Analis BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan dan Christian Sitorus.

BRI Danareksa Sekuritas juga mengubah rating sektor batu bara menjadi overweight dari sebelumnya netral, dengan salah satu saham utama yang direkomendasikan adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

Rekomendasi untuk saham ADRO adalah buy dengan target harga Rp3.770. ADRO diperkirakan akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari kenaikan harga ekspor, dengan risiko utama berupa potensi pemulihan pasokan di Indonesia dan penurunan permintaan dari China. (*)