Scroll untuk baca artikel

Prediksi Pergerakan IHSG Hari ini: Uji Resistance 7.700

×

Prediksi Pergerakan IHSG Hari ini: Uji Resistance 7.700

Sebarkan artikel ini
Penulis: Syahrianto
MGL7308 11zon
Patung Banteng Wulung adalah patung yang berdiri di halaman depan gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki potensi besar untuk melanjutkan tren penguatannya dengan menguji resistance dalam waktu dekat.

IHSG diperkirakan akan bergerak menuju level baru di kisaran 7.743 hingga 7.757, dengan syarat bahwa IHSG mampu menembus level resistensi terdekat yang berada di kisaran 7.726. Jika resistensi ini berhasil dilampaui, kemungkinan besar IHSG akan melanjutkan apresiasinya ke level-level yang lebih tinggi.

Namun demikian, jika IHSG justru mengalami penurunan dan melewati level support di 7.547, ada kemungkinan besar terjadinya koreksi lebih lanjut. Koreksi ini berpotensi membawa IHSG ke level terendah di rentang 7.371 hingga 7.460. Dengan demikian, pada perdagangan hari ini, Jumat, 6 September 2024, IHSG diperkirakan akan bergerak di sekitar area support 7.547-7.560 dan resistensi 7.726-7.757.

Phintraco Sekuritas memperkirakan bahwa IHSG akan berfluktuasi dalam perdagangan hari ini. Mereka memproyeksikan indeks akan bergerak di antara level resistance di 7.700, pivot di 7.650, dan support di 7.600. Dalam analisis teknikal yang dilakukan Phintraco Sekuritas, penguatan yang terjadi pada IHSG pada Kamis, 5 September 2024, belum cukup kuat untuk mencapai breakout di level resistensi 7.700. Secara teknikal, mereka mencatat bahwa adanya upper-shadow panjang dan pola pergerakan sideways pada indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan potensi IHSG memasuki fase konsolidasi dalam waktu dekat.

“Pergerakan IHSG pada hari ini diperkirakan akan fluktuatif dalam kisaran 7.650 hingga 7.700,” demikian yang tertulis dalam riset yang diterbitkan Phintraco Sekuritas.

Sementara itu, William Surya Wijaya, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, juga memberikan proyeksi bahwa IHSG berpotensi menguat dalam perdagangan hari ini.

Menurut William, IHSG masih terlihat berada dalam fase konsolidasi, terutama di tengah minimnya sentimen dari pasar global maupun domestik. Meski demikian, ia melihat bahwa potensi kenaikan IHSG dalam jangka pendek mulai terbatas, namun koreksi kecil yang mungkin terjadi bisa menjadi peluang untuk melakukan akumulasi pembelian saham-saham dengan fundamental yang kuat.

“Potensi kenaikan jangka pendek memang terbatas, tetapi koreksi minor bisa dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pada saham-saham berfundamental baik,” ujar William.

Ia memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support 7.606 dan resistensi 7.767 pada hari ini.

Selain itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia juga meramalkan bahwa IHSG kemungkinan besar akan bergerak bervariasi, namun cenderung menguat sepanjang perdagangan hari ini. Mereka memprediksi IHSG akan bergerak di kisaran support 7.640-7.600 dan resistance 7.720-7.760.

Dari sisi global, Phintraco Sekuritas menyebutkan bahwa perhatian pasar saat ini akan terfokus pada data ekonomi Amerika Serikat, terutama data Non-Farm Payrolls (NFP) dan klaim pengangguran yang akan dirilis pada Jumat, 6 September 2024.

Selain itu, pasar juga menantikan rilis estimasi ketiga untuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kawasan Euro pada kuartal kedua. PDB kawasan Euro diprediksi akan tumbuh secara moderat dari 0,50 persen menjadi 0,60 persen secara tahunan (yoy), yang menunjukkan pertumbuhan yang terbatas.

Sementara itu, dari dalam negeri, Phintraco Sekuritas juga menyoroti rilis data cadangan devisa Indonesia untuk bulan Agustus. Sebagai informasi, cadangan devisa pada bulan Juli tercatat sebesar USD145,4 miliar, yang setara dengan pembiayaan sekitar 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah ini jauh di atas standar kecukupan internasional, yang hanya mencakup sekitar 3 bulan impor.

JP Morgan Bicara soal IHSG

Secara keseluruhan, pergerakan IHSG di awal September 2024 ini terus menunjukkan tren positif. JP Morgan Indonesia turut memperkirakan bahwa penguatan IHSG akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

Untuk memaksimalkan keuntungan, para investor disarankan untuk mempertimbangkan pembelian saham di sektor-sektor tertentu yang dinilai memiliki prospek kuat hingga akhir 2024.

IHSG pada perdagangan Kamis 5 September 2024 ditutup di level 7.681,04 naik 8,15 poin atau 0,11 persen dibandingkan sehari sebelumnya. Pada perdagangan kemarin, IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi 7.714.

JP Morgan prediksi IHSG akan melaju ke level 7.800 di akhir 2024. Artinya masih ada potensi penguatan sekitar 1,54 persen dari posisi 7.681,04 pada Kamis, 5 September.

JP Morgan optimistis target tersebut bisa diraih karena tiga katalis utama. Pertama, pemangkasan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI) selama periode September–Desember 2024.

Kedua, target optimistis pemerintah Indonesia menuju Indonesia Emas pada 2045.

Ketiga, adanya pemulihan pertumbuhan kinerja para emiten sehubungan penguatan nilai tukar rupiah.

Head of Research & Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo mengatakan ada tiga sektor yang menjadi unggulan JP Morgan, yaitu perbankan, konsumer dan properti untuk sisa tahun ini.

Sekitar 60 persen dari komposisi IHSG didominasi sektor perbankan sehingga ketika ada pemangkasan suku bunga, para fund manager seperti ETF akan mengincar saham-saham perbankan.

“Adanya pemangkasan suku bunga akan meningkatkan likuiditas di sektor riil yang akan mengundang perusahaan untuk membuka menggunakan fasilitas perbankan,” kata Henry.

Sektor konsumer menjadi pilihan karena ada potensi GDP Indonesia bisa melampaui USD5.000 per kapita. Menurutnya angka itu merupakan titik sakral untuk Indonesia bisa berkembang dan membentuk gelombang konsumsi baru.

“Terakhir, kami suka sektor properti karena dalam 10 terakhir harga rumah di Jabodetabek stagnan walaupun mengalami kenaikan, tetapi tidak terlalu tinggi,” ucap Henry.

Selain itu, lanjut Henry, sektor properti akan diuntungkan dari pemangkasan suku bunga. Suku bunga dalam tren penurunan akan membuat Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) lebih terjangkau.  (*)