Scroll untuk baca artikel
Headline

Prabowo Percayakan Orang-orang Jokowi Kejar Swasembada Pangan

×

Prabowo Percayakan Orang-orang Jokowi Kejar Swasembada Pangan

Sebarkan artikel ini
prabowo subianto dan andi amran sulaiman
ANDI AMRAN SULAIMAN - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Presiden Prabowo Subianto. (Foto: Dok Kementan)

KABARBURSA.COM – Swasembada pangan menjadi salah satu fokus utama pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk periode 2024-2029. Untuk menjalankan program ini, Prabowo mengandalkan sejumlah sosok lama di Kementerian Pertanian yang sebelumnya bekerja untuk Presiden Jokowi Widodo (Jokowi).

Awal pekan ini, Prabowo memanggil 108 calon pejabat kabinetnya di kediamannya, Kertanegara, Jakarta Selatan. Para undangan terdiri dari politikus, akademisi, figur publik, hingga pejabat karier di kementerian.

Yang menarik, beberapa nama yang hadir merupakan wajah lama dari kabinet Presiden Joko Widodo, seperti Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian), Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM), Erick Thohir (Menteri BUMN), Zulkifli Hasan (Menteri Perdagangan), dan Andi Amran Sulaiman yang kembali menjadi Menteri Pertanian.

Fokus Swasembada

Usai pertemuan dengan Prabowo, Amran Sulaiman memastikan dirinya kembali dipercaya sebagai Menteri Pertanian. Dia menyatakan fokus utamanya adalah mencapai swasembada pangan.

“Kami diskusi soal pertanian, dan saya diminta fokus pada swasembada pangan,” kata Amran, Senin, 14 Oktober 2024. Dia optimistis target swasembada bisa tercapai dalam empat tahun.

Menurut Amran, Indonesia pernah mencapai swasembada pangan dalam tiga tahun dengan empat kali musim panen. Oleh karena itu, dia yakin bisa mengulang pencapaian tersebut dalam waktu empat tahun di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Komoditas beras akan menjadi prioritas utama dalam program ini. Setelah beras tercapai, fokus akan beralih ke jagung. “Kita selesaikan satu per satu. Yang terpenting adalah pangan, terutama beras. Kalau itu kurang, negara bisa bermasalah,” tegas Amran.

Asta Cita untuk Swasembada Pangan

Program swasembada ini juga merupakan bagian dari visi Asta Cita yang diusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Beberapa rencana kerja meliputi kelanjutan dan penyempurnaan program food estate untuk komoditas seperti padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu, dengan target tambahan empat juta hektare lahan panen pada 2029.

Selain Amran, Sudaryono yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), juga diundang kembali dalam jajaran kabinet. Mantan ajudan Prabowo tersebut sebelumnya dilantik sebagai Wamentan oleh Presiden Jokowi pada 18 Juli 2024.

Prabowo mengandalkan pengalaman dan kapasitas para pejabat ini untuk memastikan keberhasilan swasembada pangan. Swasembada pangan dianggap penting untuk ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi Indonesia di masa mendatang.

Zulhas Jadi Menko Pangan

Dalam upaya mencapai swasembada pangan, Prabowo berencana membentuk Kementerian Koordinator Bidang Pangan. Posisi Menko Pangan ini akan diisi oleh Zulkifli Hasan atau Zulhas, yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan di kabinet Presiden Jokowi.

Ketua Umum PAN itu mengonfirmasi telah diminta Prabowo untuk memimpin Kemenko Pangan di kabinet 2024-2029. “Iya (benar jadi Menko Pangan),” ujar Zulhas di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Rabu, 16 Oktober 2024.

Zulhas menjelaskan Prabowo menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi tantangan pangan. Dia diberi mandat untuk memastikan swasembada pangan dapat tercapai dalam lima tahun ke depan. “Tadi kami penekanannya pak Presiden terpilih meminta kami harus swasembada pangan lima tahun mendatang,” jelasnya.

Kesiapan Lumbung Pangan

Kementerian Perdagangan mengungkapkan Prabowo telah mempersiapkan lokasi-lokasi lumbung pangan demi mendukung target swasembada. Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Fajarini Puntodewi, mengatakan swasembada pangan menjadi program prioritas Prabowo.

“Ke depan itu kan swasembada pangan menjadi prioritas dari Bapak Presiden terpilih sehingga sudah disiapkan lokasi-lokasi untuk menjadi lumbung pangan kita,” kata Fajarini dalam acara Gambir Trade Talk di Jakarta, Kamis, 17 Oktober 2024.

Tantangan Impor Beras dan Produksi Dalam Negeri

Meski berfokus pada swasembada, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia masih mengimpor beras dalam jumlah besar. Dari Januari hingga September 2024, impor beras tercatat 3,23 juta ton, meningkat 80,68 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 1,78 juta ton.

Menurut Fajarini, impor diperlukan karena produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. “Impor diperlukan kalau memang kebutuhan dalam negeri masih kurang. Kalau misalkan itu tidak ada, yang terjadi fluktuasi harga, berasnya juga berkurang,” ujarnya.

Sektor pertanian menjadi kontributor penting bagi ekonomi nasional, menyumbang 13,78 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II/2024 dengan pertumbuhan sebesar 3,25 persen yoy. “Sektor pertanian ini bisa menjadi andalan Indonesia, baik untuk menumbuhkan perekonomian nasional dan meningkatkan devisa kita,” kata Fajarini.

BPS melaporkan nilai impor beras sepanjang Januari-September 2024 mencapai USD2,01 miliar, naik 105 persen dibanding tahun lalu yang hanya USD980,44 juta. Impor ini terutama berasal dari Thailand (1,14 juta ton), Vietnam (998.040 ton), dan Pakistan (463.396 ton).

Fenomena El Nino turut memengaruhi luas panen pada 2024 sehingga diperkirakan produksi beras akan turun tahun ini. Produksi beras untuk konsumsi diperkirakan hanya 30,34 juta ton, atau turun 0,76 juta ton dari tahun sebelumnya.

Penurunan terbesar terjadi pada Januari-April 2024, di mana produksi turun 1,91 juta ton dibanding periode yang sama di 2023. Namun, proyeksi untuk Mei-Agustus dan September-Desember menunjukkan kenaikan masing-masing sebesar 0,16 juta ton dan 1 juta ton.(*)