Scroll untuk baca artikel
Headline

Kinerja Keuangan Moncer, Garuda Indonesia akan Tambah Empat Pesawat

×

Kinerja Keuangan Moncer, Garuda Indonesia akan Tambah Empat Pesawat

Sebarkan artikel ini
Garuda
GIAA berencana memberikan diskon tiket sebesar 10 persen selama libur Natal dan Tahun Baru 2025. Foto Dok GIAA

KABARBURSA.COM – Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk dengan kode saham GIAA, terpantau moncer. Sebagai implikasi dari kinerja yang baik, rencananya GIAA akan menambah empat armada pesawat.

Direktur utama Garuda Irfan Setiaputra, mengatakan pihaknya bakal menambah empat pesawat di sisa akhir 2024. Menruut dia, hal ini dilakukan untuk menyambut musim libur natal dan tahun baru (Nataru) 2024/2025.

“Kami juga akan menambah pesawat secara konservatif. Kami berharap, bisa mendatangkan empat buah pesawat menjelang akhir tahun, sehingga bisa memastikan pelayanan menjelang libur Nataru,” kata Irfan dalam agenda paparan publik GIAA secara online, Senin, 11 November 2024.

Irfan juga menyampaikan, Garuda Indonesia juga terus memperkuat kerja sama dengan maskapai Citilink demi kelancaran aktivitas penerbangan.

“Kerja sama dengan Citilink semakin erat, jadi jangan dibayangkan bahwa Garuda dan Citilink akan berkompetisi. Kami justru akan sama-sama memastikan bahwa market ini bisa melayani sesuai dengan segmen Garuda maupun Citilink,” jelasnya.

Di sisi lain, Irfan menuturkan Garuda Indonesia juga telah menjalani skema perjanjian ijarah yang diharapkan bisa berdampak positif dan menaikkan nilai kapitalisasi pasar saham perseroan.

“Perbaikan solvabilitas ini akan berdampak pada membuka akses perusahaan untuk mendapatkan new commercial financing dan memperbaiki kondisi keuangan perseroan,” ucap dia.

Lebih lanjut Irfan menegaskan, dalam menjalankan kinerja, Garuda Indonesia fokus ke dalam tiga hal yakni simple, profitable, dan full service.

Menurutnya, Garuda Indonesia selalu berupaya memilih rute domestik maupun internasional tertentu yang bisa menghasilkan keuntungan bagi perseroan.

“Kami menetapkan maskapai berbasis full service. Dari sisi harga, kami akan selalu maintenance pada level mendeskripsikan Garuda sebagai full service Airlines,” pungkasnya.

Pendapatan Naik 18,3 Persen

Diberitakan sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melaporkan hasil keuangan semester I tahun 2024 dengan pendapatan usaha sebesar USD1,62 miliar. Hal ini mencerminkan peningkatan 18,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meskipun ada kenaikan pendapatan, maskapai nasional ini masih mencatat kerugian bersih sebesar USD100,35 juta, yang menandakan tantangan operasional di tengah upaya pemulihan pasca-restrukturisasi finansial.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa, 1 Oktober 2024, selama periode Januari hingga Juni 2024, Garuda Indonesia mencatatkan total pendapatan usaha sebesar USD1,62 miliar, naik dari USD1,37 miliar pada semester pertama 2023. Peningkatan pendapatan ini didorong oleh pemulihan permintaan perjalanan udara serta optimalisasi operasi penerbangan.

Namun, beban pokok penjualan dan pendapatan turut meningkat, sehingga laba kotor tetap di angka yang sama dengan pendapatan usaha, yakni USD1,62 miliar. Beban penjualan meningkat menjadi USD84,1 juta, sementara beban umum dan administrasi naik menjadi USD103,4 juta dari USD86,7 juta pada tahun sebelumnya.

Selanjutnya, Garuda masih menghadapi beban keuangan yang cukup tinggi dengan total beban bunga dan keuangan mencapai USD246,4 juta, naik dari USD222,7 juta pada tahun sebelumnya. Beban keuangan yang besar ini merupakan salah satu faktor utama yang menekan profitabilitas maskapai.

Meskipun terdapat keuntungan dari selisih kurs mata uang asing sebesar USD22,7 juta, fluktuasi nilai tukar tetap mempengaruhi biaya operasional perusahaan dalam mata uang asing​.

Direksi menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk terus melakukan upaya pemulihan setelah restrukturisasi finansial yang dilakukan sebelumnya. Meskipun pendapatan mengalami peningkatan, tantangan dalam mengelola beban operasional dan keuangan tetap menjadi fokus utama.

“Direksi mencatat bahwa meskipun ada peningkatan permintaan di sektor penerbangan, beban bunga dan biaya operasional yang tinggi masih menjadi kendala utama yang menghambat pencapaian profitabilitas​,” ujarnya dalam keterbukaan informasi tersebut.

Kinerja Garuda Indonesia menunjukkan adanya pemulihan dari sisi pendapatan, namun tantangan finansial masih membayangi, terutama terkait dengan beban operasional dan keuangan yang signifikan. Maskapai ini perlu terus melakukan efisiensi biaya dan mencari strategi untuk mengurangi beban keuangannya agar dapat mencapai profitabilitas yang lebih berkelanjutan di masa depan.

“Dalam menghadapi tantangan ini, direksi menekankan pentingnya strategi efisiensi biaya dan optimisasi operasi untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan pendapatan,” sambung keterangan direksi GIAA.

Sementara, pada perdagangan hari ini, Senin, 11 November 2024, saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengalami pergerakan yang cukup stabil dengan sedikit kenaikan.

Saham GIAA mengalami kenaikan tipis sebesar 1,75 persen atau Rp1, ditutup di level Rp58 per saham. Kenaikan ini mencerminkan adanya dorongan beli yang cukup stabil, meskipun dalam kisaran yang tidak terlalu tinggi.

Saham ini dibuka pada harga Rp57, dan sempat mencapai level tertinggi harian di Rp58 sebelum ditutup di level yang sama. Kenaikan ini meski tidak signifikan, tetap memberikan sinyal positif kepada investor.

Volume perdagangan GIAA mencapai 56.000 lot, dengan nilai transaksi yang cukup besar sebesar Rp323,2 miliar. Volume ini menunjukkan bahwa saham GIAA cukup likuid dan banyak diminati oleh pelaku pasar, terutama mengingat posisi perusahaan sebagai maskapai penerbangan nasional.

Nilai transaksi yang mencapai lebih dari Rp300 miliar menunjukkan besarnya minat investor pada saham ini, meskipun pergerakan harganya cukup stabil. Ini bisa menjadi indikasi bahwa ada investor yang mengakumulasi saham GIAA untuk jangka panjang.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.