Scroll untuk baca artikel
Makro

BBM Berbahan Minyak Kelapa Sawit Diluncurkan Januari 2024

×

BBM Berbahan Minyak Kelapa Sawit Diluncurkan Januari 2024

Sebarkan artikel ini
IMG 20240725 182723
B40 Hemat Devisa, Tapi Bebani Subsidi Negara. (Foto: Dok. Humas Kementerian Ditjen EBTKE)

KABARBURSA.COM – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa penerapan bahan bakar nabati (BBN) jenis B40, yang merupakan campuran 40 persen biodiesel berbahan minyak kelapa sawit dengan solar, akan mulai diberlakukan pada Januari 2025.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan saat ini uji coba penggunaan B40 untuk berbagai jenis kendaraan masih terus dilakukan.

“Kami sedang mempersiapkan pelaksanaan B40 untuk diwajibkan pada Januari 2025. Sementara itu, kajian untuk B50 juga sudah dimulai. Untuk B40, kami menunggu hasil uji coba pada berbagai jenis transportasi,” kata Eniya di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Senin, 18 November 2024.

Selain itu, Eniya menambahkan, koordinasi dengan badan usaha penyalur BBM dan BBN menjadi langkah penting dalam mempersiapkan implementasi B40. Koordinasi tersebut meliputi kesiapan infrastruktur distribusi serta pengaturan stok bahan bakar di berbagai wilayah.

“Pertemuan dengan seluruh badan usaha penyalur BBN dan BBM akan kami gelar minggu ini untuk memastikan kesiapan mereka. Kami juga akan mengecek apakah persiapan infrastruktur, stok bahan bakar, dan kapasitas produksi sudah memenuhi kebutuhan,” terang Eniya.

Beberapa aspek infrastruktur yang perlu diperhatikan adalah peningkatan kapasitas pelabuhan, seperti penambahan ruang penyimpanan (storage) di jetty, serta penyempurnaan standar kapal pengangkut bahan bakar untuk memastikan distribusi berjalan lancar.

Ke depan, pemerintah juga berencana meningkatkan persentase campuran biodiesel hingga mencapai B50, yang mengandung 50 persen minyak kelapa sawit.

Untuk itu, Eniya menekankan pentingnya peningkatan produksi minyak kelapa sawit dalam negeri guna memenuhi kebutuhan B50.

“Produksi CPO (crude palm oil) di Indonesia perlu ditingkatkan. Saat ini, kita baru memproduksi 3,7 juta ton, padahal untuk mendukung program B50, kita membutuhkan lebih banyak lagi,” pungkas Eniya.

Batu Bara dan Biodiesel Jadi Solusi Subsitusi Energi

Beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menilai substitusi atau pengganti energi dapat dijadikan salah satu alternatif dalam memenuhi ketersediaan energi nasional. Substitusi energi juga dilakukan untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.