Scroll untuk baca artikel
Makro

Pro Kontra Gabung BRICS, Pengamat Militer: Perkuat Posisi Indonesia

×

Pro Kontra Gabung BRICS, Pengamat Militer: Perkuat Posisi Indonesia

Sebarkan artikel ini
d3572a2d 452a 4728 8edb ac33f68028f4
Para pemimpin negara dan pejabat tinggi dari anggota BRICS serta negara-negara undangan berkumpul untuk sesi foto bersama di KTT BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia. Pertemuan yang berlangsung dari 22-24 Oktober ini membahas kerjasama ekonomi, perkembangan global, serta perluasan keanggotaan organisasi. Foto: IG @sugiono_56.

KABARBURSA.COM – Rencana Indonesia untuk bergabung dengan BRICS memang banyak menuai pro dan kontra. Salah satu pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie, ikut berkomentar terkait hal ini.

Connie menilai, keanggotaan Indonesia di BRICS dapat menjadi katalis yang menguntungkan, karena membuka peluang besar dalam hal peningkatan kerja sama dengan anggota di dalamnya.

“Keanggotaan Indonesia di BRICS dapat menjadi katalis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi global,” kata Connie saat  menjadi pembicara di sesi diskusi yang bertajuk ‘How to Win Geopolitics: Our Nation Journey’s to Wealth and Influence’, yang diselenggarakan Permata Bank di Jakarta, Senin, 18 November 2024.

Kendati demikian, Connie menyebut bakal ada banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal menjaga hubungan diplomatic yang seimbang dengan negara barat, khususnya Amerika Serikat.

Menurut dia, Indonesia perlu memperkuat diplomasi ekonomi agar dapat memanfaatkan rivalitas geopolitik secara optimal. Sedangkan manfaat lain yang bisa didapat Indonesia adalah mendapat akses pembiayaan melalui New Development Bank (NDB).

Connie menilai, pembiayaan NDB lebih menguntungkan Indonesia karena minim syarat seperti yang dilakukan Bank Dunia dan IMF.

Selain itu, manfaat bergabung di BRICS adalah membuka peluang dalam hal diversifikasi ekspor dan mengurangi ketergantungan kepada negara Barat, terutama kepada dolar.

Selain mengurangi ketergantungan terhadap dolar, Indonesia juga memiliki peluang baru dalam hal kemitraan di bidang energi terbarukan.

Semakin Terikat dengan China