KABARBURSA.COM – Dua indeks Wall Street, Nasdaq Composite dan S&P 500, mencatat penguatan pada akhir perdagangan Senin, 18 November 2024. Ini terjadi salah satunya karena para investor menantikan laporan keuangan Nvidia dan Tesla.
Seperti dilansir Reuters, Dow Jones Industrial Average melemah 55,39 poin atau 0,13 persen di akhir perdagangan menjadi 43.389,60, sedangkan S&P 500 naik 23,00 poin atau 0,39 persen menjadi 5.893,62. Sementara itu, Nasdaq naik 111,69 poin atau 0,60 persen menjadi 18.791,81.
Di Bursa Efek New York (NYSE), saham yang naik jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang turun dengan rasio 1,71 berbanding 1. Sebanyak 159 saham mencapai level tertinggi baru sementara 88 saham menyentuh level terendah baru.
Di Nasdaq, 2.158 saham naik dan 2.150 turun, dengan rasio yang hampir sama. S&P 500 mencatat 29 level tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan 13 level terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 69 level tertinggi baru dan 265 level terendah baru.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 14,94 miliar saham, dibandingkan rata-rata 14,12 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Adapun Tesla mencatat lonjakan harga saham setelah muncul prospek perubahan kebijakan yang menguntungkan dari pemerintahan Donald Trump yang akan datang.
Sementara Nvidia dijadwalkan melaporkan pendapatan kuartal ketiga pada Rabu, 20 November 2024, di mana investor akan menilai permintaan untuk chip serta keberlanjutan antusiasme terhadap artificial intelligence (AI) yang menjadi pendorong utama reli pasar tahun ini.
Desainer chip ini, yang menyumbang 20 persen dari pengembalian S&P 500 dalam setahun terakhir, diperkirakan akan mendorong hampir 25 persen pertumbuhan laba per saham (EPS) pada kuartal ketiga, menurut riset dari BofA Global Research. Namun, saham Nvidia turun 1,3 persen setelah laporan mengungkapkan bahwa chip AI baru mereka mengalami panas berlebih di server.
“Meski Nvidia adalah perusahaan terakhir dari ‘Tujuh Raksasa’ yang melaporkan, Anda sudah melihat adanya pelebaran perhatian dan pendapatan yang lebih luas,” kata Carol Schleif, Kepala Investasi di BMO Family Office.
“Ini akan menjadi penting, tetapi tampaknya tidak ada dorongan sebesar kuartal sebelumnya,” imbuh Schleif.
Dalam dua tahun terakhir, saham Nvidia tercatat melonjak hampir 800 persen, didorong oleh dominasi perusahaan dalam pengembangan teknologi AI.
Kinerja Nvidia turut memengaruhi pergerakan indeks utama seperti S&P 500 dan Nasdaq 100, berkat bobotnya yang signifikan.
Menurut data yang dilansir dari Investing, Senin, 18 November 2024, berdasarkan proyeksi dari LSEG, laba bersih Nvidia diperkirakan akan mencapai USD18,4 miliar untuk kuartal ketiga, dengan pendapatan melonjak 80 persen menjadi USD33 miliar.
Meski begitu, pasar juga tengah menghadapi tekanan yang datang setelah reli pasar pasca-kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
Jika laporan keuangan Nvidia menunjukkan hasil positif, diperkirakan akan ada lonjakan minat investor terhadap saham teknologi dan mendorong minat risiko yang lebih besar di pasar.
Sebaliknya, hasil yang mengecewakan bisa memicu aksi jual yang lebih luas, terutama di tengah kondisi valuasi pasar yang sudah tinggi.
Sementara itu, sektor energi memimpin kenaikan di S&P dengan lonjakan 1,05 persen, diikuti oleh konsumen diskresioner yang naik 1,04 persen. Saham Tesla melonjak 5,6 persen setelah laporan Bloomberg menyebutkan bahwa anggota tim transisi Presiden-terpilih Donald Trump berencana melonggarkan aturan AS untuk mobil otonom. Sebaliknya, sektor industri menjadi penurun terbesar secara sektoral.
Saham CVS Health naik 5,4 persen setelah perusahaan asuransi kesehatan ini mengumumkan akan menambahkan empat anggota baru ke dewan direksi dalam kesepakatan dengan Glenview Capital Management.
“Saya pikir banyak sektor spesifik akan cukup bergejolak hingga kita mendapatkan lebih banyak pernyataan dari pilihan Trump nanti bulan ini,” ujar Schleif.
Wall Street Tetap Optimistis
Indeks saham telah kehilangan sebagian kenaikan tajam yang terjadi setelah kemenangan besar Trump. Namun, Wall Street masih berada dalam posisi yang cukup baik menjelang akhir tahun 2024.
Ekspektasi yang meningkat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memperlambat laju pelonggaran kebijakan moneter, serta ketidakpastian atas dampak pengangkatan kabinet Trump, menyebabkan S&P 500 dan Nasdaq mencatat kerugian mingguan terburuk mereka dalam lebih dari dua bulan minggu lalu.
Suku bunga yang lebih rendah dapat menjadi bahan bakar bagi ekonomi dan pasar saham, tetapi juga berpotensi menekan inflasi ke atas. Pada Kamis, Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan pendekatan hati-hati dalam pengambilan keputusan suku bunga di masa mendatang.
“Ekonomi tidak menunjukkan sinyal bahwa kami perlu terburu-buru menurunkan suku bunga,” ujar Powell. Namun, ia menolak membahas bagaimana kebijakan potensial dari Trump dapat memengaruhi situasi.
Dengan musim belanja liburan utama yang akan dimulai, hasil dari peritel besar seperti Walmart, Lowe’s Companies, dan Target akan diawasi ketat minggu ini untuk mengukur kekuatan konsumen AS. (*)