KABARBURSA.COM – Berdasarkan neraca perdagangan industri pada tahun 2018 hingga 2023, alat olahraga Indonesia mengalami surplus. Sementara angka ekspor alat olahraga pada tahun 2023 berada di angka USD262,6 juta. Capaian itu lebih tinggi dari angka impor yang mencapai USD160,6 juta.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita menuturkan, industri alat olah raga dalam negeri memiliki minat yang besar di pasar global. Kehadiran alat olahraga impor, kata dia, merupakan sentilan bagi Indonesia.
“Industri alat olahraga kita diakui pasar dunia dengan tingginya angka ekspor tersebut. Kalau memang masih banyak produk impor yang beredar, maka itu jadi sentilan buat kita,” kata Reni dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 9 Juli 2024.
Reni mengungkapkan, Indonesia masih berada di peringkat ke-25 export market share dengan kontribusi sebesar 0,66 persen, yang diungguli oleh RRT pada peringkat pertama dengan share ekspor sebesar 43,4 persen. Hal itu menunjukkan banyaknya peluang yang bisa ditingkatkan oleh industri alat olahraga Indonesia.
Karenanya, Reni menilai industri alat olahraga mesti memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) produk dan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dia mengaku akan terus mendorong pelaku industri untuk bisa memenuhi ketentuan tersebut.
Reni menilai, sertifikasi industri memiliki tujuan yang jelas, di antaranya meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional, mewujudkan persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam perdagangan, kepastian usaha dan kemampuan pelaku usaha, serta memacu kemampuan inovasi teknologi.
Tidak kalah pentingnya, kata Reni, penggunaan produk yang memenuhi standar akan meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, masyarakat, dan negara dari aspek keamanan, kesehatan, keselamatan, pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Di sisi lain, dia juga menyebut, standardisasi industri dapat meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan di dalam negeri dan internasional. Reni menyebut, SNI juga telah disesuaikan dengan standar internasional.
“Misalnya bola sepak sesuai standar FIFA. Bola sepak buatan PT. Global Way Indonesia di Madiun, Jawa Timur telah digunakan pada event Piala Dunia tahun 2022 di Qatar,” jelas Reni.
Sementara itu, Reni juga mengaku pihaknya terus mendorong sertifikasi TKDN produk olahraga dalam negeri untuk meningkatan penyerapan produk dalam negeri melalui belanja APBN oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan swasta.
Dengan sertifikasi, kata dia, produk-produk alat olahraga, baik produksi UMKM maupun industri menengah dan besar bisa masuk ke e-katalog, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada produk sejenis yang berasal dari impor.
Sementara saat ini, terdapat 25 produk alat olahraga yang telah memiliki sertifikat TKDN dengan nilai di atas 40 persen dan 16 produk dengan nilai TKDN 25-40 persen. Produk-produk alat olah raga tersebut terdiri dari 19 kelompok barang, mulai dari bola, meja tenis meja, hingga peralatan olah raga atletik.
Menurut Reni, apabila kedua program tersebut berjalan dengan baik, akan menghasilkan berbagai multiplier effect. Pertama, menumbuhkan industri permesinan untuk mendukung produksi alat olahraga, yang juga mempengaruhi penambahan tenaga kerja. Selanjutnya, memotivasi wirausaha baru, berpeluang meningkatkan pendapatan pajak, dan menumbuhkan sektor ekonomi lainnya.
Kemenperin juga menjalankan berbagai strategi peningkatan produk alat olahraga. Salah satu kuncinya adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan keunggulan dan potensi produk peralatan olahraga. Tren olahraga di masyarakat yang meningkat saat ini juga dimanfaatkan untuk mengenalkan alat-alat olahraga produksi dalam negeri yang kualitasnya bersaing dengan produk impor.
Untuk itu, Reni menyebut Kemenperin fokus dalam peningkatan dan penggunaan produk lokal, termasuk di lingkungan sekolah. Selanjutnya, memperkenalkan produk peralatan olahraga lokal melalui berbagai media dan kanal.
“Langkah yang akan kita tempuh harus dengan tidak bosan-bosan mengenalkan produk ke sekolah-sekolah, komunitas, masyarakat, dan terus membangun kerja sama dengan e-commerce untuk kampanye hidup sehat dengan menggunakan produk lokal,” pungkas Reni.
Kinerja Emiten Penyedia Alat Olahraga
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri tercatat beberapa perusahaan yang bergerak di sektor industri penyedia alat olahraga, salah satunya sepeda.
PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD), salah satu emiten penyedia sepeda membukukan laba periode tahun berjalan terhitung pada 31 Juli 2023 tercatat sebesar Rp46 miliar. Adapun jumlah itu meningkat 114,21 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp21,47 miliar.
Pada akhir tahun 2022, UNTD juga berhasil membukukan laba periode tahun berjalan sebesar Rp42,09 miliar. Angka tersebut juga naik kendati tergolong tipis sebesar 2,62 persen jika dibandingkan setahun Rp41,01 Indonesia.
Selain UNTD, PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) juga tercatat sebagai salah satu perusahaan penyedia sepeda yang melantai di BEI. BIKE sendiri berhasil membukukan penjualan sebesar Rp430,28 miliar sepanjang tahun 2023.
Adapun angka tersebut naik signifikan sebesar 90,54 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Di tahun mendatang, manajemen BIKE juga menargetkan pendapatan sebesar Rp 550 miliar dan laba yang diproyeksikan sebesar Rp 30 miliar.
Sektor Industri Ekspansif
Sementara itu, Kemenperin resmi merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Juni 2024. Dalam rilisnya, Kemenperin mencatat IKI pada bulan Juni 2024 mencapai 52,50 poin.
Adapun naiknya IKI berdasarkan analisa dari 23 sub sektor indusri. Meski begitu, Kemenperin mengungkap IKI bulan Juni 2024 mengalami pelambatan 1,43 poin secara tahunan (year-on-year/yoy).
“IKI pada bulan Juni 2024 mencapai 52,50 masih ekspansif tidak ada perbedaan nilai IKI bulan Juni 2024 dengan IKI bulan Mei 2024. Nilai ini melambat 1,43 poin dibandingkan nilai IKI bulan Juni tahun lalu yakni sebesar 53,93,” kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief dalam konferensi pers rilis IKI bulan Juni yang diikuti secara daring, Kamis, 27 Juni 2024.
Febri menuturkan, IKI Juni 2023 mengalami peningkatan ekspansif 3,03 poin dari IKI bulan Mei 2023 dan masih yang tertinggi sepanjang IKI dirilis. Kendati begitu, tercatat satu sektor industri dari total 23 sub sektor industri pengolahan yang mengalami kontraksi.
“Dengan kontribusi sektor tersebut yang mengalami ekspansi terhadap PDB (produk domestik bruto) industri pengolahan nonmigas triwulan 1 2024 sebesar 98,6 persen,” jelasnya.
Jika dilihat dari variabel pembentuk IKI, tutur Febri, tercatat peningkatan nilai IKI pesanan baru sebesar 1,62 poin. Dengan begitu, nilai IKI pesanan baru mengalami peningkatan menjadi 54,78.
Di sisi lain, Febri juga mengungkap, nilai IKI variable persediaan produk juga mengalami peningkatan sebesar 0,46 poin menjadi 55,05. Kendati begitu, dia menyebut variabel pembentuk IKI dari sektor produksi justru mengalami kontraksi sebesar 3,02 poin menjadi 46,99.
“Pada bulan Juni tahun lalu, variabel pesanan baru meningkat ekspansinya cukup besar yakni naik 4,97 sampai mengubah level dari kontraksi 49,84 menjadi ekspansi 54,81. Normalnya pada bulan Juni indikator kegiatan usaha industri adalah yang tertinggi. Secara umum kegiatan industri pengolahan bulan Juni meningkat 1 persen,” jelasnya. (And/*)