KABARBURSA.COM – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI tidak menyetorkan dividen kepada negara sejak tahun 2021. Dengan kata lain, sudah beberapa tahun belakangan ini, BUMN ini tidak menyalurkan keuntungan kepada pemerintah.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Kereta Api Indonesia (KAI), Salusra Wijaya, menjelaskan bahwa KAI mendapatkan penugasan untuk mengerjakan proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Whoosh. Oleh karena itu, dana yang seharusnya dialokasikan sebagai dividen kepada negara dialihkan untuk memperkuat kondisi keuangan KAI.
Keputusan ini diambil untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki dana yang cukup untuk mendukung pelaksanaan dan penyelesaian proyek-proyek besar tersebut, yang memerlukan investasi signifikan dan bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur transportasi di Indonesia.
“Sejak tahun 2021, KAI mendapatkan amanah dari komite kereta cepat untuk menahan dividen tersebut guna memperkuat keuangan KAI terkait dengan penugasan-penugasan yang diberikan,” kata Salusra dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2024.
Menurut Salusra, hal ini sesuai dengan keputusan Komite Kereta Cepat yang di dalamnya adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Meski demikian, kata Salusra, kontribusi PT KAI ke negara dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan pajak meningkat selama 2018-2023.
Adapun rinciannya, pada tahun 2018, jumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp3,9 triliun, dan angka ini meningkat menjadi Rp4,4 triliun pada tahun 2019. Namun, pada tahun 2020 dan 2021, alokasi dana tersebut mengalami penurunan menjadi Rp3 triliun dan Rp2,9 triliun, karena PT KAI terdampak pandemi COVID-19.
“Pandemi ini mempengaruhi kinerja keuangan KAI secara signifikan, sehingga berdampak pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang sebelumnya digunakan untuk membagikan dividen,” tuturnya.
Kontribusi PNBP dari PT KAI mengalami peningkatan signifikan di tahun 2022, mencapai Rp3,1 triliun, dan melonjak lebih tinggi lagi di tahun 2023 menjadi Rp4,9 triliun. Peningkatan ini mencerminkan pemulihan kinerja keuangan KAI setelah dampak pandemi COVID-19 pada tahun sebelumnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa KAI berhasil memperbaiki operasionalnya dan meningkatkan kontribusi ekonominya terhadap negara melalui berbagai proyek dan layanan yang disediakan.
Selain itu, KAI telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah sebesar Rp17,7 triliun selama 2015-2022, dan menerima PMN sebesar Rp2 triliun sebesar Rp2 triliun pada tahun anggaran 2015, yang dialokasikan dari pengalihan anggaran pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera untuk mendukung pembangunan LRT Jabodebek.
Kemudian pada 2017, KAI kembali mendapatkan PMN sebesar Rp2 triliun untuk LRT Jabodebek dan PMN 2018 sebesar Rp3,6 triliun untuk LRT Jabodebek.
Selanjutnya, pada 2021 KAI kembali mendapatkan PMN sebesar Rp6,9 triliun untuk pembangunan LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Whoosh. Pada 2022, KAI juga menerima Rp3,2 triliun untuk proyek Kereta Cepat.
“Jadi, seluruh Pengelolaan Kekayaan Negara (PMN) ini dilaporkan secara rutin kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Pengelolaan PMN kita laporkan juga kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan SMI. Setiap tahun, laporan tentang PMN ini kami sertakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai bagian dari Indikator Kinerja Utama (IKU) KA9, yang menjadi alat ukur untuk penggunaan dana yang akan kami terima,” ujar Salusra.
Sebagai informasi, KAI mencatat laba bersih sebesar Rp1,87 triliun pada tahun 2023, yang menunjukkan peningkatan sebesar 11 persen dibandingkan dengan laba bersih tahun 2022 sebesar Rp1,68 triliun. Performa keuangan perusahaan transportasi ini terus membaik setelah mengalami kerugian bersih sebesar Rp1,73 triliun pada tahun 2020 dan Rp 425 miliar pada tahun 2021.
“Laba kami telah diaudit pada tahun lalu mencapai Rp1,87 triliun, meningkat 11 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,68 triliun. Sedangkan, untuk Triwulan I 2024, laba mencapai Rp391 miliar, yang juga naik 11 persen dibandingkan dengan Triwulan I tahun sebelumnya yang sebesar Rp 352 miliar,” kata Direktur Utama PT KAI dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 1 Juli 2024. (*)
Kamus ekonomi Kabar Bursa:
Dividen: Pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.