Scroll untuk baca artikel
Makro

PGN Bilang Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Pacu Produksi

×

PGN Bilang Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Pacu Produksi

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Operasi PGAS
Ilustrasi Operasi PGAS (Foto:RuangEnergi)

KABARBURSA.COM – PT PGN Tbk menyebutkan integrasi infrastruktur transmisi gas bumi ruas Gresik-Semarang (Gresem) dan Cirebon-Semarang (Cisem) I serta jaringan pipa distribusi telah meningkatkan pemanfaatan energi tersebut di Jawa Tengah.

Integrasi juga menjadi fasilitas penting untuk optimasi pasokan terutama dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB).

Area Head Semarang Sugianto Eko Cahyono dalam keterangannya di Jakarta menerangkan pasar komersial di area Semarang, Jateng, banyak bergerak di bidang perhotelan.

Dengan menggunakan pipa gas, kapasitas volume dan keandalan gas yang disalurkan ke pelanggan menjadi meningkat.

Menurut dia, PGN tentunya tetap menjaga nilai lebih gas bumi bisa didapatkan pelanggan yakni pasokan terjamin 24 jam, efisien, aman dan ramah lingkungan.

Salah satu pelanggan komersial yang kini menggunakan gas pipa PGN adalah Hotel Gumaya.

Hotel bintang 5 itu menggunakan gas bumi PGN sebesar 500 MMBTU per bulan atau setara 14 kiloliter BBM per bulan.

Chief Engineering Hotel Gumaya Rohayat mengatakan gas bumi digunakan untuk keperluan dapur dan binatu (laundry).

“Pemanfaatan gas bumi PGN memberikan efisiensi biaya energi kurang lebih 40 persen. Selain itu, aspek keamanan yang menjadi fokus operasi dari PGN sebagai bagian dari keluarga besar Pertamina Grup, menjadi salah satu pertimbangan kami memilih gas bumi,” ujarnya.

Pilar Utama

PT PGN Tbk, sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero), terus menggenjot pemanfaatan gas bumi di Jawa Tengah dari 48 BBTUD menjadi 60-70 BBTUD melalui optimalisasi integrasi infrastruktur gas.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Harry Budi Sidharta, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa salah satu pilar utama integrasi infrastruktur di Jawa Tengah adalah kolaborasi pemerintah melalui APBN, yaitu fasilitas Onshore Receiving Facility (ORF) Tambak Rejo dan badan usaha melalui jaringan distribusi di Jawa Tengah.

Fasilitas ORF tersebut dioperasikan oleh afiliasi Subholding Gas PGN, yakni PT Pertamina Gas (Pertagas).

Gas bumi mengalir dari PEP Jambaran Tiung Biru melalui pipa ruas Gresik-Semarang (Gresem), yang secara teknis dikelola tekanan dan distribusinya di ORF Tambak Rejo menuju pembangkit listrik IP Tambak Lorok dan industri komersial rumah tangga di Semarang-Demak.

Selanjutnya, gas juga mengalir ke KIT Batang dan Kawasan Ekonomi Khusus Kendal sebagai optimalisasi pemanfaatan pipa Cirebon-Semarang Tahap I (pipa Cisem I), termasuk melayani Kawasan Industri (KI) Tambak Aji serta KI Wijaya Kusuma.

Secara keseluruhan, gas bumi mengalir untuk satu pembangkit listrik, 31 industri dan komersial, serta 29 pelanggan kecil.

Volume penyerapan di pelanggan industri meningkat dari 0,5 BBTUD menjadi 3,5 BBTUD.

Harry mengatakan dengan integrasi infrastruktur pipa Gresem, pipa Cisem I, dan pipa distribusi Subholding Gas, layanan gas bumi dapat semakin optimal dan siap untuk menunjang kebutuhan gas yang besar.

Berkat integrasi ini, volume penyerapan gas pipa di Jawa Tengah meningkat signifikan. Sebelumnya, PGN menjadi pionir infrastruktur gas bumi 10 tahun lalu dengan moda transportasi CNG.

Integrasi infrastruktur ini juga menegaskan komitmen PGN dalam memenuhi kebutuhan di wilayah baru dan menyalurkan manfaat gas bumi dari sumur domestik untuk pengguna domestik guna menumbuhkan titik ekonomi baru, ujar Harry.

Menurut Harry, kesiapan infrastruktur perusahaan penting dalam menunjang komersialisasi gas bumi ke pelanggan.

PGN selalu menjalankan aspek-aspek keselamatan dalam pengoperasian seluruh aset infrastruktur gas bumi.

PGN mendukung pengembangan Cisem Tahap 2 oleh pemerintah melalui APBN yang diharapkan dapat menyatukan pasokan dan permintaan gas baik di Jawa bagian timur ke Jawa bagian barat atau sebaliknya, jelasnya.

Nantinya, hal ini memungkinkan fleksibilitas operasi dari timur ke barat dan barat ke timur, sehingga ketahanan pasok terjaga dan permintaan di Jawa dapat terpenuhi, terang Harry.

Sebagai Subholding Gas Pertamina, PGN terus berupaya menjaga portofolio dalam kondisi prima serta mengembangkan layanan gas bumi yang integratif untuk menghubungkan jaringan gas di Pulau Jawa.

Penyaluran Gas Bumi

Pasokan gas bumi yang andal dan tersalurkan dengan baik melalui infrastruktur gas bumi, baik pipeline maupun beyond pipeline, adalah fokus utama kami. Dengan begitu, efek berganda dari pemanfaatan gas bumi dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan negara, sebut Harry.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sedang memaksimalkan penggunaan gas bumi dengan cara mengintegrasikan jaringan pipa distribusi gas bumi di Jawa Tengah, sejalan dengan pengembangan Pipa Transmisi Cirebon-Semarang I (Pipa Cisem), dan Pipa Transmisi Gresik-Semarang (Pipa Gresem).

Integrasi ini telah menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam penyaluran gas bumi, terutama untuk industri dan komersial, dari volume 300.000 meter kubik per bulan pada awal tahun 2022 menjadi 3 Juta meter kubik per bulan, atau mengalami peningkatan sekitar 1000 persen.

Ratih Esti Prihatini, Direktur Komersial PGN, menjelaskan bahwa gas bumi dari integrasi pipa disalurkan untuk pelanggan industri, komersial, dan pembangkit listrik di Kota Semarang, Demak, Kendal, dan Batang. Beberapa industri besar yang menggunakan gas ini termasuk PT Indofood Fortuna Makmur, PT Aroma Kopi Krim, dan PT Rumah Keramik Indonesia.