KABARBURSA.COM – Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, Adi Budiarso, menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 terus diarahkan untuk belanja yang langsung dinikmati oleh masyarakat.
Adi menjelaskan bahwa belanja pembangunan rehabilitasi infrastruktur menjadi prioritas, dengan alokasi sebesar Rp75,2 triliun. Anggaran ini digunakan untuk pembangunan jalan, jembatan, rel kereta api, bandara, pelabuhan, bendungan, jaringan irigasi, sistem penyediaan air minum, rumah susun, gedung pendidikan tinggi, dan kapasitas satelit, khususnya untuk mendukung digitalisasi.
Selain itu, APBN 2024 juga mengalokasikan Rp14,2 triliun untuk Program Keluarga Harapan (PKH), yang mencakup 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Kartu Sembako memperoleh alokasi Rp22,2 triliun untuk 18,7 juta KPM.
Belanja APBN juga dialokasikan untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebesar Rp23,2 triliun, yang mencakup 98,8 juta peserta. Subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) diarahkan kepada 2,4 juta debitur.
APBN juga berperan sebagai peredam kejut. Hingga Juni 2024, realisasi subsidi dan kompensasi mencapai Rp155,7 triliun.
Dalam menghadapi dinamika ekonomi, pemerintah menjaga disiplin APBN 2024 dengan tiga pendekatan: menjaga kesehatan dan kredibilitas APBN, mengendalikan defisit di bawah 3 persen, dan memastikan pembiayaan yang efisien serta pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang stabil.
Ke depan, kebijakan makro fiskal akan terus diperkuat sebagai tonggak untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, guna mendukung percepatan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan digitalisasi sebagai salah satu faktor kunci.
Pada semester I-2024, pendapatan negara mencapai Rp1.320,7 triliun, atau 47,1 persen dari target APBN 2024. Sementara itu, belanja negara tercatat sebesar Rp1.398,1 triliun, atau 42 persen dari alokasi belanja negara dalam APBN 2024.
Kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker’s acceptances), dan tagihan repo. Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri serta kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.
Hindari Defisit APBN
Kurs rupiah akhirnya bergerak di bawah level Rp 16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin. Kamis, 11 Juli 2024, kurs rupiah spot menguat 0,28 persen ke Rp 16.195 per dolar AS dan rupiah Jisdor menguat 0,34 persen ke Rp 16.200 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, dari dalam negeri pemerintah berupaya menghindari defisit APBN dengan melaksanakan pembatasan BBM bersubsidi mulai 17 Agustus 2024. Tujuannya, mengurangi jumlah pemakaian BBM subsidi.
Defisit APBN menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan dan keseimbangan anggaran negara. Sedangkan, defisit APBN 2024 diproyeksikan akan lebih besar dari target yang telah ditetapkan.
“Dengan pengetatan penggunaan BBM subsidi, biaya subsidi bisa ditekan sehingga pemerintah semakin dapat menghemat APBN 2024 dan berencana mendorong penggunaan bioetanol sebagai alternatif pengganti bensin,” paparnya.
Rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan meninggalkan zona Rp16.200-an/USD di tengah suasana pasar global yang optimistis menjelang pengumuman data inflasi Amerika Serikat nanti malam. Rupiah tampaknya tidak lagi terpengaruh oleh kabar baru mengenai prospek keberlanjutan kebijakan fiskal di bawah pemerintahan baru Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Level Penutupan Rupiah
Pasar spot Asia sampai sore ini menunjukkan penguatan rupiah terbesar setelah won dan dolar Taiwan yang masing-masing menguat 0,36 persen dan 0,25 persen. Sementara rupiah menguat 0,28 persen ke posisi Rp16.195/USD. Ini menjadi level penutupan rupiah terkuat sejak 29 Mei lalu. Kurs JISDOR Bank Indonesia juga ditutup menguat di Rp16.200/USD, terkuat sejak akhir Mei.
Penguatan rupiah tampaknya didorong oleh sentimen positif pasar global dan domestik. Harga obligasi naik karena aksi beli yang marak di hampir semua tenor. Begitu juga saham yang banyak diburu dengan IHSG ditutup menguat ke 7.300,40.
Malam nanti atau Kamis pagi waktu AS, Badan Statistik negara itu akan mengumumkan data inflasi Indeks Harga Konsumen bulan Juni yang akan memberi petunjuk lebih tegas tentang peluang penurunan bunga acuan The Fed tahun ini.
Konsensus pasar memperkirakan inflasi IHK pada Juni di ekonomi terbesar dunia itu naik ke 0,1 persen dari sebelumnya 0,0 persen secara bulanan. Secara tahunan, inflasi AS diprediksi di 3,1 persen, turun dari bulan sebelumnya 3,3 persen.
Inflasi inti AS bulan lalu diprediksi 0,2 persen month-to-month, tidak berubah dibanding Mei. Secara tahunan, angkanya juga diperkirakan tetap 3,4 persen.
Data inflasi ini akan melengkapi pembacaan data pasar tenaga kerja yang tak terduga menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,1 persen.
Disinflasi yang meyakinkan di tengah pasar tenaga kerja yang tertekan dipercaya akan membawa The Fed selangkah lebih dekat pada keputusan penurunan bunga acuan. Sebuah langkah yang sangat dinanti oleh investor di seluruh dunia yang telah menyaksikan pengetatan paling agresif AS dalam empat dekade terakhir.