Scroll untuk baca artikel
Makro

Kadin Jateng Berangkatkan Tenaga Magang di Jerman

×

Kadin Jateng Berangkatkan Tenaga Magang di Jerman

Sebarkan artikel ini
6f57c98b ebd3 479e 92f3 16155baa6c6b
Kadin Jawa Tengah memberangkatkan 17 siswa magang ke Jerman melalui program Duale Ausbildung yang bekerja sama dengan IHK Trier. (Foto: Istimewa)

KABARBURSA.COM – Kamar Dagang Industri (Kadin) Jawa Tengah (Jateng) memberangkatkan 17 siswa magang ke Jerman melalui program Duale Ausbildung yang bekerja sama dengan IHK Trier.

Para siswa magang itu merupakan angkatan ketiga yang merupakan hasil dari pelatihan bahasa Jerman yang telah diselenggarakan oleh EduKadin.

Ketua Umum Kadin Jawa Tengah, Harry Nuryanto, mengungkapkan kepuasannya atas sinergi yang telah terjalin dengan IHK Trier selama tiga tahun terakhir. Ia menyatakan bahwa kerjasama ini telah memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua belah pihak, serta berharap kerjasama ini dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang.

“Kerja sama ini telah menghasilkan 70 siswa yang mengikuti pelatihan dan bekerja di Jerman. Hal ini menunjukkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan di Jerman,” kata Harry, Senin, 22 Juli 2024.

Harry mengungkapkan, bahwa Kadin Jateng telah menjalin komunikasi secara formal dengan Kadin di kota-kota di Jerman untuk membuka peluang magang bagi angkatan selanjutnya di tahun 2025.

Direktur EduKadin, Agustina Devi, menjelaskan bahwa 17 siswa yang diberangkatkan pada tanggal 31 Juli ini telah mendapatkan perusahaan tempat magang dan lulus ujian bahasa.

“Kesempatan ini merupakan peluang emas bagi para siswa untuk belajar dan bekerja secara profesional di Jerman, dan tentunya membawa nama baik Indonesia,” kata Devi.

Lebih lanjut, Devi menyatakan bahwa program ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar dan bekerja, tetapi juga mendidik para siswa tentang nilai-nilai disiplin dan profesionalisme. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dalam konteks global saat ini.

“Kami berharap para siswa dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin dan menjadi kebanggaan bagi Indonesia,” imbuhnya.

Salah satu peserta magang, Ugik, dengan tulus mengungkapkan kegembiraan dan antusiasmenya yang besar terhadap kesempatan ini. Ia menyatakan bahwa kesempatan magang ini merupakan suatu kehormatan baginya, dan ia siap untuk belajar dan berkontribusi semaksimal mungkin.

“Saya sudah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin untuk mengikuti program ini. Saya ingin belajar banyak hal di Jerman dan mendapatkan pengalaman kerja yang berharga,” ujar Ugik.

26 Santri Magang di Jepang

Beberapa waktu lalu, sebanyak 26 santri dari Pondok Pesantren Al Ittihad di Poncol, Bringin, berkesempatan mengikuti Technical Intern Training Program (TITIP) atau program magang kerja di Jepang.

Keberangkatan mereka didukung oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Semarang melalui bantuan dari program zakat produktif. Hal ini menunjukkan komitmen Baznas dalam mendukung pengembangan keterampilan dan kesempatan kerja bagi santri melalui program internasional.

Ketua Baznas Kabupaten Semarang, Kadziq Faisol, menjelaskan bahwa pada awalnya para santri tersebut adalah penerima zakat (mustahik). Dia berharap, dengan gaji yang didapat saat magang nanti, mereka dapat berubah status menjadi muzakki atau pembayar zakat.

“Gaji mereka di sana cukup besar. Dua setengah persen dari gaji itu nantinya akan dibayarkan sebagai zakat,” kata Kadziq Faisol melalui siaran persnya seperti dikutip, Rabu, 3 Juli 2024.

Ia mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, Baznas telah membantu 100 santri untuk magang kerja di Jepang. Program ini diharapkan dapat meningkatkan perolehan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dengan merubah status penerima zakat menjadi pembayar zakat, sehingga lebih banyak warga yang bisa dibantu melalui dana ZIS.

Selain para pelajar dan pencari kerja, zakat produktif juga diberikan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Baznas juga mendorong para pengelola masjid untuk membentuk unit pengumpul zakat, infak, dan sedekah (UPZIS). Dengan demikian, dana yang terkumpul dapat dimanfaatkan secara mandiri dan hanya dilaporkan ke Baznas.

Dia juga menyatakan bahwa Baznas tidak menolak sumbangan sosial dari warga pemeluk agama lain. Baznas memberikan pelayanan kepada mereka yang membutuhkan, seperti layanan ambulans yang bisa dimanfaatkan oleh warga non-Muslim, dengan operasional yang didukung dari dana sosial tersebut.

Camat Bancak, Sugeng, menyambut baik inovasi yang dilakukan oleh Baznas. Dia berharap, melalui upaya tersebut, jangkauan pelayanan dapat diperluas untuk meningkatkan kesejahteraan umat.

:Upaya ini memiliki potensi besar untuk memperluas jangkauan pelayanan dan meningkatkan kesejahteraan umat. Saya percaya bahwa inovasi ini akan membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat, terutama dalam hal pendistribusian zakat yang lebih efektif dan transparan,” ucap Sugeng. (bay/*)