Scroll untuk baca artikel
Makro

OJK Siapkan Aturan Buyback Saham buat Emiten Terancam

×

OJK Siapkan Aturan Buyback Saham buat Emiten Terancam

Sebarkan artikel ini
Gedung OJK
KEUANGAN SYARIAH - OJK berupaya mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah di Indonesia. (Foto: Dok OJK)

KABARBURSA.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menyiapkan peraturan turunan terkait kewajiban pembelian kembali (buyback) saham untuk emiten yang berisiko delisting. Saat ini, ada 50 emiten yang terancam delisting. Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 3/POJK.04/2021 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, perusahaan terbuka yang mengubah status menjadi perusahaan tertutup diwajibkan untuk melakukan buyback saham yang dimiliki publik.

Setelah buyback, jumlah pemegang saham harus berkurang menjadi kurang dari 50 pihak atau jumlah lain yang ditetapkan oleh OJK. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyebutkan beberapa hambatan dalam pelaksanaan buyback saham bagi emiten yang terancam delisting.

“Buyback tidak hanya terkait dengan dana, tetapi juga karena investornya mungkin tidak dapat ditemukan, atau yang kami sebut aset tidak diklaim (unclaimed asset),” ujar Inarno saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut Inarno, aset tidak diklaim selalu ada untuk perusahaan yang terancam delisting, sehingga OJK sedang mempersiapkan peraturan turunan untuk kewajiban buyback saham bagi emiten yang terancam delisting.

“Aset tidak diklaim itu selalu ada. Jadi, misalnya perusahaan mau delisting, pemegang saham pengendalinya dicari, pasti ada sisa. Itu yang sedang kami persiapkan [aturan turunan],” tambahnya.

Mengacu Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat 50 emiten yang berpotensi dihapus pencatatannya atau delisting per 30 Juni 2024. Misalnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan PT Hanson International Tbk (MYRX) milik Benny Tjokro.

BEI menuturkan 50 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari 6 bulan. Sementara itu, secara regulasi suspensi saham hanya berlaku maksimal 24 bulan. Adapun, BEI telah menerbitkan dan memberlakukan aturan baru yakni Peraturan Nomor I-N tentang Pembatalan Pencatatan (delisting) dan Pencatatan Kembali (relisting).

Melalui peraturan tersebut, kini tidak lagi mengatur mengenai kewajiban buyback dan penentuan harga pembelian saham kembali bagi emiten yang akan bertransformasi menjadi perusahaan tertutup (delisting), terutama yang secara sukarela atau voluntary delisting. Peraturan itu sebagai bentuk harmonisasi dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 3 Tahun 2021 yang mengatur mekanisme delisting, termasuk penentuan harga buyback.

IHSG Hari ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan sesi I Selasa, 23 Juli 2024, cenderung mengekor bursa saham Asia Pasifik dan Amerika Serikat (AS) yang juga bergairah.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,29 persen ke posisi 7.343,57. Selang sepuluh menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung terpangkas sedikit menjadi menguat 0,23 persen ke 7.338,51. Meskipun demikian, IHSG masih berada di level psikologis 7.300.

Pada awal sesi pertama hari ini, nilai transaksi IHSG telah mencapai sekitar Rp809 miliar. Volume transaksi mencakup 1,7 miliar lembar saham yang diperdagangkan dalam 82.753 transaksi.

Angka-angka ini menunjukkan aktivitas perdagangan yang cukup aktif di pasar saham, dengan banyaknya saham yang berpindah tangan dan frekuensi transaksi yang tinggi. Hal ini mencerminkan minat investor yang besar dalam membeli dan menjual saham pada sesi perdagangan pagi ini.

Aktivitas perdagangan yang tinggi ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk berita ekonomi, laporan keuangan perusahaan, serta sentimen pasar secara keseluruhan.

Pada pagi hari ini, mayoritas bursa Asia Pasifik dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,49 persen, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,25 persen, Straits Times Singapura dan ASX Australia terapresiasi 0,59 persen, dan KOSPI Korea Selatan menanjak 0,65 persen. Hanya indeks Shanghai Composite China yang dibuka melemah pada hari ini yakni turun 0,13 persen.

Sedangkan kemarin, bursa AS, Wall Street juga ditutup bergairah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,32 persen, S&P 500 melesat 1,08 persen, dan Nasdaq Composite melonjak 1,58 persen.

Cerahnya pasar saham global terjadi setelah mundurnya Joe Biden dari Pilpres Amerika Serikat (AS) 2024. Namun, kabar ini diperkirakan bakal membuat ketidakpastian di pasar global dan Indonesia meningkat.

Berikut lima saham paling unggul dan teratas dalam daftar top gainers. Sebab, menghasilkan keuntungan hingga 34 persen.

  1. PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DVA) yang melonjak hingga mentok batas Auto Rejection Atas (ARA), karena naik 34,83 persen menjadi Rp120
  2. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) melejit 19,76 persen menjadi Rp10.150
  3. PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) meningkat 19,23 persen menjadi Rp 124
  4. PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) naik 15,28 persen menjadi Rp83
  5. PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) naik 14,29 persen menjadi Rp.136. (*)