KABARBURSA.COM – Asia Tenggara diproyeksikan akan menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan penerbangan tercepat di dunia.
Menurut studi yang dilakukan oleh Boeing, diperkirakan akan ada kebutuhan hampir 2,4 juta pilot, teknisi, dan awak kabin baru secara global selama dua dekade mendatang.
Khusus untuk Asia Tenggara, diperkirakan akan dibutuhkan sekitar 234.000 personel penerbangan baru: 60.000 pilot, 77.000 teknisi, dan 97.000 pramugari.
Selain Asia Tenggara, kawasan Asia Selatan dan Afrika juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan kebutuhan personel penerbangan yang cepat, dengan kebutuhan staf di ketiga kawasan tersebut diproyeksikan meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam 20 tahun hingga tahun 2043.
Proyeksi ini muncul dengan latar belakang perkiraan peningkatan armada pesawat komersial global sebesar 3,2 persen per tahun menjadi 50.170 pesawat pada tahun 2043, serta peningkatan lalu lintas udara sebesar 4,7 persen per tahun.
Untuk mendukung peningkatan ini, industri penerbangan komersial diperkirakan perlu menambah 3,5 persen jumlah karyawannya setiap tahun, atau hampir 2,4 juta profesional baru pada tahun 2043. Jumlah ini terdiri dari 674.000 pilot, 716.000 teknisi, dan 980.000 pramugari.
Dua pertiga dari personel baru ini akan diperlukan untuk menggantikan personel yang pensiun atau meninggalkan industri, sementara sepertiganya akan mendukung peningkatan armada komersial.
Permintaan akan personel baru diperkirakan akan didorong terutama oleh pesawat berlorong tunggal, kecuali di Afrika dan Timur Tengah, di mana permintaan akan pesawat berbadan lebar lebih dominan.
Eurasia, Tiongkok, dan Amerika Utara akan memimpin permintaan personel baru, dengan Eurasia membutuhkan tambahan 562.000 personel, dan Tiongkok serta Amerika Utara masing-masing membutuhkan 430.000 personel baru.
Singapore Airlines (SIA) saat ini merekrut awak kabin di Singapura, Malaysia, dan Jepang. Perekrutan ini berjalan sesuai rencana dan akan berlanjut hingga Maret 2025.
Maskapai ini tidak mengungkapkan jumlah petugas penerbangan yang disewanya, tetapi perekrutan tersebut sejalan dengan kebutuhan operasional mereka, serta rencana perluasan armada dan jaringan.
Kebutuhan rekrutmen didasarkan pada kebutuhan operasional yang mencakup pemenuhan rencana pertumbuhan, serta penggantian kru yang meninggalkan perusahaan karena berbagai alasan, termasuk pensiun. Selain itu, maskapai nasional juga sedang merekrut kapten dan perwira pertama dan kedua untuk posisi pilot.
Berdaya Asing
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memiliki sejumlah cara untuk membuat industri penerbangan berdaya saing.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan pihaknya melihat beberapa hal untuk mengimplementasikan rencana ini. Salah satunya adalah kemudahan perizinan.
“Kemudahan perizinan, misalnya izin terbang, izin mendarat, juga mengenai pajak dan bea masuk itu sangat tinggi pengaruhnya. Lalu bagaimana proses untuk mendatangkan pesawat , membuka rute, itu sangat tinggi,” kata Sandiaga dalam acara “The Weekly Brief with Sandi Uno” di Jakarta, Senin, 22 Juli, 2024.
Dengan begitu, kata Sandiaga, pemerintah menghadirkan kebijakan yang dapat membuat industri penerbangan bisa bersaing secara kompetitif.
Hal senada juga diungkapkan Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya. Dia menuturkan setiap stakeholder harus menyambut baik ketika ada pembukaan penerbangan.
Nia menyampaikan pihaknya akan berkolaborasi dengan stakeholder terkait seperti industri penerbangan hingga Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menjaga keberlangsungan sektor penerbangan.
“Karena di dalam penerbangan harus dua sisi. Kalau tidak begitu, kita tidak bisa kita mendatangkan wisata mancanegara,” ujarnya.
Kinerja Kargo GIAA Catatkan Pertumbuhan Positif
Di sisi lain, maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia Persero (Tbk) (GIAA), mencatatkan pertumbuhan positif kinerja operasi kargo di kuartal I-2024. Pada kuartal I-2024, GIAA mencatatkan pertumbuhan angkutan trafik kargo hingga 40,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
GIAA juga mencatat pertumbuhan angkutan kargo internasional hingga 45,38 persen jika dibandingkan dengan kuartal I-2023. Sepanjang kuartal I-2024, perseroan mencatat 14 ribu ton angkutan kargo.
Di sektor domestik, GIAA juga mencatat pertumbuhan sedikitnya 27,63 persen menjadi 19.000 ton angkutan kargo jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2023.
Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra menuturkan, perseroan terus mengoptimalkan potensi di berbagai lini komersial termasuk bisnis kargo sepanjang tahun ini. Dia menyebut, lini bisnis tersebut terbukti tumbuh sejak akhir 2023 lalu.
“Lini bisnis kargo khususnya kargo internasional menjadi salah satu fokus pengembangan bisnis yang saat ini tengah kami optimalkan melalui berbagai insiasi strategis dalam mendukung optimalisasi akselerasi kinerja usaha Garuda Indonesia, khususnya dengan memaksimalkan demand yang tinggi atas layanan transportasi kargo udara baik untuk berbagai jenis komoditas unggulan menuju Indonesia,” jelas Irfan dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 20 Juli 2024.