Scroll untuk baca artikel
Infacaft 2025 Kerjasama dengan KabarBursa.com
Makro

Pertumbuhan Sektor Manufaktur RI Terbesar di ASEAN

×

Pertumbuhan Sektor Manufaktur RI Terbesar di ASEAN

Sebarkan artikel ini
ilustrasi perusahaan manufaktur
MANUFAKTUR - Inflasi September 2024 melambat, manufaktur masih tertahan di zona kontraksi (Foto: Antara)

KABARBURSA.COM – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa sektor manufaktur Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan.

Menurut Menperin Agus, nilai pertambahan atau value added di sektor manufaktur Indonesia pada tahun 2023 mengalami kenaikan sebesar 6,4 persen, mencapai USD68 miliar dan total menjadi USD255 miliar.

Capaian ini telah mendorong Indonesia naik peringkat dari posisi ke-14 menjadi posisi ke-12 dalam daftar negara penyumbang produk manufaktur dunia. Meski masih berada di bawah negara-negara besar seperti China, Amerika Serikat (AS), Jerman, Inggris, dan Italia, Indonesia menunjukkan performa yang jauh lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya yang merupakan kompetitor utama. Sebagai contoh, Thailand yang berada di peringkat ke-22 secara global mencatat nilai value added sebesar USD128 miliar.

“Kita memang masih berada di bawah negara-negara besar tersebut, namun posisi kita jauh melampaui negara-negara ASEAN lainnya. Ini merupakan pencapaian yang signifikan, terutama dalam konteks persaingan global di sektor manufaktur,” ujar Menperin Agus dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 23 Juli 2024.

Menperin Agus menambahkan bahwa pencapaian ini menunjukkan bahwa struktur sektor manufaktur di Indonesia semakin tersebar secara merata, sehingga memungkinkan nilai value added untuk meningkat secara signifikan. Kunci untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan prestasi ini adalah dengan memperkuat daya saing industri manufaktur nasional.

Untuk memperkuat daya saing, Menperin Agus menyarankan agar perhatian lebih diberikan pada pengembangan jasa industri yang dapat mendukung sektor manufaktur.

Penguatan peran dan pemanfaatan potensi jasa industri menjadi salah satu strategi utama dalam meningkatkan daya saing secara keseluruhan.

Selain itu, posisi Indonesia dalam jajaran manufaktur global diperkuat oleh peningkatan nilai output industri dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, nilai output industri tercatat sebesar USD210,4 miliar, meningkat menjadi USD228,32 miliar pada tahun 2021, dan mencapai USD241,87 miliar pada tahun 2022.

Hingga September 2023, nilai output industri telah mencapai sekitar USD192,54 miliar, dengan proyeksi yang terus menunjukkan tren positif.

Daya saing sektor industri Indonesia juga didorong oleh investasi yang terus meningkat, baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi di sektor industri manufaktur meningkat signifikan dari Rp213,4 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp307,6 triliun pada tahun 2021, dan mencapai Rp457,6 triliun pada tahun 2022. Pada periode Januari hingga September 2023, investasi di sektor manufaktur tercatat mencapai Rp413 triliun.

Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan investor yang terus berkembang terhadap sektor manufaktur Indonesia, serta komitmen pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan berkelanjutan. Dengan terus berfokus pada pengembangan sektor ini, diharapkan Indonesia dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan posisi globalnya dalam industri manufaktur.