KABARBURSA.COM – Membangun sebuah bisnis memang memiliki tantangan dan strategi tersendiri. Bagi seorang pengusaha pemula, perjalanan ini tidak selalu mulus. Seringkali, ada berbagai kendala yang muncul saat memulai usaha.
Misalnya, harus menghadapi tantangan dalam mencari modal awal, menavigasi persyaratan hukum dan regulasi, atau bahkan menetapkan strategi pemasaran yang efektif. Semua ini merupakan bagian dari proses belajar yang berharga bagi setiap pengusaha baru.
Namun demikian, dengan tekad yang kuat dan kemauan untuk terus belajar dan beradaptasi, banyak pengusaha pemula yang berhasil mengatasi rintangan ini dan membangun bisnis yang sukses.
Perencana Keuangan, Andy Nugroho, mengatakan salah satu persoalan yang kerap dialami seorang pelaku usaha baru yaitu menjaga semangatnya agar tidak menyerah di tengah jalan ketika menyadari usahanya belum memberikan hasil seperti yang diinginkan.
“Merasa patah semangat dan bosan begitu tahu usaha yang dijalankan belum memberikan hasil seperti yang diharapkan, sehingga usahanya disudahi,” kata Andy Nugroho kepada Kabar Bursa, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Kata Andy lagi, kesalahan fatal yang dilakukan seorang yang baru merintis berwirausaha yaitu mencampuradukan pencatatan keuangan usahanya dan kebutuhan pribadinya.
Hal lainnya yang harus diperhatikan yaitu, pelaku usaha baru terlalu fokus atau berambisi menaikkan omset hingga mengabaikan kenaikan laba, sehingga bisnisnya menjadi kurang berkembang.
“Hal ini biasanya disebabkan oleh operational cost yang terlalu tinggi,” ucap Andy.
Selain itu, pelaku usaha baru disarankan bersikap tidak perlu mendengarkan pendapatan orang mengenai aktivitas bisnis yang sedang dijalankannya. Menurutnya, ini bisa membuat semangat pelaku usaha mengendur.
Tips agar Tidak Bangkrut
Andy Nugroho juga memberikan strategi untuk menghindari atau meminimalisir risiko kebangkrutan saat berwirausaha. Dia menyarankan pelaku usaha harus meluruskan mindset (cara berpikir) bahwa yang dipentingkan dalam berbisnis adalah meraih laba.
“Jadi buka hanya omset yang tinggi, tapi berapa laba (keuntungan) yang diraih. Dengan begitu, cost operasionalnya akan dikurangi,” tuturnya.
Dan, jika mendapatkan laba, Andy menyarankan agar disisihkan sebagai modal usaha yang disimpan, tidak dihabiskan.
“Dari laba yang diterima, selain untuk dibelikan lagi barang modal, jangan lupa untuk disisihkan sebagai modal usaha yang disimpan. Ini berfungsi sebagai cadangan modal bagi kita seandainya bisnis sedang tidak berjalan sebagaimana semestinya,” kata Andy.
Jumlah Pengusaha di Indonesia hanya 3,6 Persen
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mendorong mahasiswa untuk menjadi pengusaha. Menurut dia, peluang untuk menjadi pengusaha di Indonesia sangat terbuka dibandingkan menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
“Peluang untuk menjadi pengusaha di negara ini sangat besar dibandingkan menjadi PNS,” kata Bahlil saat memberikan kuliah umum pada Pembukaan Pra Kongres VIII Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) se-Nusantara di Universitas Islam As Syafi’iyah, Bekasi, 31 Mei 2024 lalu.
Dia pun menyebutkan, jumlah pengusaha di Indonesia baru 3,6 persen. Katanya, jika Indonesia ingin menjadi negara maju, maka jumlah pengusahanya harus double digit.
“Singapura sudah 11 persen, Amerika Serikat (AS) 14 persen, Thailand dan Malaysia sudah 6 dan 7 persen,” ujar Bahlil.
Bahlil pun mengatakan, sekarang ini untuk menjadi pengusaha tidak sulit, karena pemerintah menyediakan modal untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp25 juta melalui kredit tanpa agunan, dan izin usaha dapat diurus melalui Online Single Submission (OSS) atau Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
“Menjadi pengusaha di sektor hilirisasi bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. Dengan begitu, setelah selesai kuliah, kembali ke daerah asal membangun perekonomian supaya bisa berkembang. Jangan semuanya menumpuk di Jakarta, karena jika kita semua menumpuk di Jakarta, tidak akan terjadi keseimbangan,” imbuhnya.
Di kesempatan itu Bahlil memberikan tips menjadi pengusaha kepada para mahasiswa. Menurutnya, pengusaha yang hebat itu adalah pengusaha yang memulai dari bawah, naik ke atas, jatuh, dan kemudian bisa bangkit lagi.
Tips berikutnya, lanjut Bahlil, yaitu untuk menjadi seorang pengusaha harus memiliki karakter. Maksudnya, harus bisa membedakan antara pendapatan pribadi dan pendapatan perusahaan.
Tips selanjutnya adalah pengusaha harus memiliki komitmen dan harus bersikap jujur.
“Bisnis itu trust, kepercayaan. Jadi, apa yang kamu telah komitmenkan dengan teman kamu, partner kamu, klien kamu, kamu harus pegang komitmen itu dan eksekusi,” ujar Bahlil. (*)