KABARBURSA.COM – Pada hari Minggu ini, harga rata-rata berbagai komoditas pangan di tingkat pedagang eceran menunjukkan tren kenaikan.
Data terbaru dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) Minggu 4 Agustus 2024 mengungkapkan bahwa harga mayoritas bahan pokok mengalami peningkatan dibandingkan hari sebelumnya.
Harga pangan global diperkirakan akan mengalami kenaikan moderat pada tahun 2024, meskipun tidak setinggi lonjakan yang terlihat pada tahun-tahun sebelumnya. Proyeksi menunjukkan peningkatan harga pangan global sekitar 2,2 persen.
Perubahan iklim dan cuaca ekstrem masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi fluktuasi harga pangan. Kondisi cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan gangguan pada pasokan pangan, yang pada gilirannya berdampak pada harga.
Diperkirakan bahwa harga gandum akan mengalami kenaikan moderat sekitar 3 persen, dengan fluktuasi harga yang dipengaruhi oleh hasil panen yang bervariasi di negara penghasil utama. Harga jagung diharapkan naik sekitar 2 persen, dengan faktor-faktor seperti kebijakan perdagangan dan permintaan global memainkan peran penting.
Harga kedelai diperkirakan akan meningkat sekitar 1,8 persen, dengan volatilitas yang dipengaruhi oleh permintaan dari sektor pakan ternak dan ekspor.
Kebijakan perdagangan internasional, termasuk tarif dan embargo, akan mempengaruhi harga pangan global. Ketegangan perdagangan antara negara-negara utama dapat menyebabkan perubahan harga yang tidak terduga.
Fluktuasi nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi harga pangan, terutama dalam hal impor dan ekspor. Kenaikan atau penurunan nilai mata uang dapat membuat pangan lebih mahal atau lebih murah di pasar internasional.
Di Asia, terutama di negara-negara dengan populasi besar seperti India dan China, harga pangan diperkirakan akan meningkat sekitar 2,5 persen. Permintaan yang tinggi dan perubahan dalam pola konsumsi mempengaruhi sentimen harga.
Di Afrika, harga pangan diperkirakan akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi, sekitar 3,0 persen, karena tantangan terkait dengan perubahan iklim dan ketidakstabilan politik yang berdampak pada produksi pangan.
Di Amerika Utara dan Eropa, harga pangan diperkirakan akan naik sekitar 1,5 persen, dengan fokus pada stabilitas pasokan dan kebijakan perdagangan.
Data ini memberikan gambaran umum mengenai sentimen harga pangan global untuk tahun 2024 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Proyeksi ini bisa berubah seiring dengan perkembangan situasi global dan faktor-faktor yang tidak terduga.
Harga pangan di Indonesia akibat perubahan musim pada tahun 2024 dipengaruhi oleh sejumlah faktor terkait dengan cuaca dan pola musiman.
Pada musim hujan, yang umumnya berlangsung dari November hingga Maret, peningkatan curah hujan dapat memengaruhi produksi pangan dengan dua cara. Di satu sisi, curah hujan yang cukup dapat meningkatkan hasil panen tanaman padi, jagung, dan kedelai.
Namun, hujan yang berlebihan dapat menyebabkan banjir yang merusak tanaman dan infrastruktur pertanian, serta meningkatkan risiko penyakit tanaman, yang pada gilirannya dapat menekan pasokan dan menyebabkan kenaikan harga pangan.
Musim kemarau, yang biasanya terjadi dari April hingga Oktober, dapat berdampak negatif pada hasil panen jika kekeringan berkepanjangan terjadi. Kekurangan air dapat mengurangi produktivitas pertanian, khususnya untuk tanaman pangan yang memerlukan banyak air seperti padi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pasokan dan kenaikan harga pangan, terutama beras dan jagung.
Kenaikan harga beras dapat terjadi selama musim kemarau jika hasil panen menurun akibat kekeringan. Sebaliknya, selama musim hujan, harga beras mungkin lebih stabil atau bahkan turun jika pasokan beras meningkat, kecuali jika terjadi banjir besar yang merusak sawah.
Harga jagung bisa meningkat pada musim kemarau karena penurunan hasil panen akibat kekurangan air. Namun, pada musim hujan, pasokan jagung bisa lebih melimpah, yang mungkin menurunkan harga.
Perubahan musim juga mempengaruhi harga sayuran dan buah-buahan. Musim hujan dapat menyebabkan kenaikan harga karena peningkatan risiko penyakit dan kerusakan tanaman, sedangkan musim kemarau dapat menyebabkan penurunan produksi dan harga tinggi jika kekeringan mengurangi hasil panen.
Ketidakstabilan cuaca dapat menciptakan ketidakpastian dalam pasokan pangan, mempengaruhi harga di pasar domestik. Produksi yang tidak konsisten selama musim hujan atau kemarau dapat menyebabkan fluktuasi harga pangan.
Upaya adaptasi, seperti pengembangan varietas tanaman tahan kekeringan atau peningkatan sistem irigasi, dapat membantu mengurangi dampak negatif perubahan musim terhadap harga pangan. Namun, penerapan teknologi ini memerlukan waktu dan investasi.
Secara keseluruhan, perubahan musim di Indonesia memiliki dampak signifikan pada harga pangan. Musim hujan dan kemarau mempengaruhi produksi, pasokan, dan harga pangan, yang dapat menyebabkan fluktuasi di pasar. Proyeksi dan kebijakan pertanian yang tepat diperlukan untuk memitigasi dampak negatif dan menjaga stabilitas harga pangan.
Perubahan Harga Pangan Terbaru (4 Agustus 2024)
Kenaikan Harga:
- Beras Premium: Naik 1,35 persen menjadi Rp15.740 per kilogram
- Beras Medium: Naik 0,89 persen menjadi Rp13.670 per kilogram
- Beras SPHP: Naik 0,56 persen menjadi Rp12.650 per kilogram
- Kedelai Biji Kering: Naik 0,50 persen menjadi Rp12.000 per kilogram
- Bawang Merah: Naik 0,93 persen menjadi Rp27.050 per kilogram
- Daging Sapi Murni: Naik 0,84 persen menjadi Rp135.440 per kilogram
- Cabai Merah Keriting: Naik 1,85 persen menjadi Rp44.130 per kilogram
- Telur Ayam Ras: Naik 0,41 persen menjadi Rp29.050 per kilogram
- Jagung Tingkat Peternak: Naik 3,34 persen menjadi Rp5.880 per kilogram
Penurunan Harga:
- Bawang Putih Bonggol: Turun 0,42 persen menjadi Rp39.860 per kilogram
- Cabai Rawit Merah: Turun 0,46 persen menjadi Rp69.150 per kilogram
- Daging Ayam Ras: Turun 0,49 persen menjadi Rp34.370 per kilogram
- Gula Konsumsi: Turun 0,33 persen menjadi Rp17.880 per kilogram
- Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Turun 0,39 persen menjadi Rp17.930 per liter
- Tepung Terigu Curah: Turun 1,27 persen menjadi Rp10.120 per kilogram
- Minyak Goreng Curah: Turun 1,31 persen menjadi Rp15.790 per liter
- Tepung Terigu Kemasan: Turun 1,13 persen menjadi Rp13.160 per kilogram. (*)