KABARBURSA.COM – Transformasi digital UMKM telah menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong UMKM untuk Go Digital dan Go Export secara menyeluruh, membentuk ekosistem usaha yang inklusif dan berkelanjutan.
Langkah ini membuka peluang baru bagi pelaku usaha UMKM untuk menembus pasar global dan berinovasi dalam meningkatkan kualitas produknya. Untuk mendorong UMKM go digital, diperlukan kesadaran dalam membangun dan mengelola eksistensi UMKM di media sosial, mengoptimalkan pemanfaatan platform e-commerce berorientasi global, serta menggunakan kanal pembayaran digital.
Terobosan ini, jika diiringi upaya UMKM dalam memahami preferensi konsumen dan kondisi pasar global, melakukan perencanaan produksi dan manajemen rantai pasokan yang berkelanjutan, akan mendorong UMKM untuk masuk ke pasar global. Dalam memperkuat aspek pemasaran, UMKM harus membangun brand yang kuat dengan menonjolkan kualitas, keunikan, dan nilai tambah produk untuk menciptakan positioning di kancah global. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 5 Agutus 2024.
Demikian mengemuka pada Talk Over Coffee yang mengangkat tema “SMEs Go Digital: Bring Indonesia SMEs to The World” di Jakarta, yang juga menjadi rangkaian kegiatan FEKDI x KKI 2024.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyampaikan bahwa BI secara konsisten mengambil langkah-langkah untuk mendorong UMKM Go Digital dan Go Export. Ada empat hal yang terus diupayakan:
Penguatan kurasi yang sejalan dengan permintaan dan persyaratan pasar global yang didasarkan pada market intelligence.
Akses promosi ke pasar global melalui berbagai kegiatan promosi perdagangan domestik dan internasional, termasuk penyelenggaraan Karya Kreatif Indonesia, perluasan trading house seperti Indonesia House of Beans di Tokyo, Malaysia, Singapura, serta pembentukan Indonesia SME Hub yang menyediakan informasi ekspor dan market intelligence, serta memungkinkan UMKM untuk berkomunikasi langsung dengan pembeli dari luar negeri.
Literasi digital yang merupakan kunci bagi UMKM untuk memanfaatkan teknologi dengan efektif, sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penipuan.
Edukasi untuk mendorong UMKM menuju pasar ekspor, di antaranya melalui modul UMKM Go Export yang berisi potensi usaha, tren pasar, strategi, peluang, prosedur, persyaratan, serta tips dan trik lainnya.
Langkah-langkah tersebut didukung oleh kolaborasi dan sinergi antara Bank Indonesia dengan pemerintah, otoritas terkait, industri, pelaku usaha UMKM, dan masyarakat dalam mewujudkan UMKM Go Digital dan Go Export.
Sejalan dengan itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman pada pembukaan Aktivasi Karya Kreatif Indonesia yang mengangkat tema “Building Trends in Inclusive Economy: Integrating Sustainability into Fashion”, mendorong UMKM untuk lebih maju dan naik kelas. Salah satu sektor UMKM yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi adalah produk fashion.
Di sisi global, permintaan atas sustainable goods termasuk produk sustainable fashion mengalami kenaikan signifikan sebesar 71 persen dalam kurun waktu lima tahun sejak 2016-2020, yang dikenal dengan istilah “eco-wakening”. Untuk menangkap potensi pasar global yang besar tersebut, UMKM harus mengikuti tren global terkini serta meningkatkan kapasitas agar dapat menjangkau pasar sustainable fashion yang ramah lingkungan.
Hasil asesmen BI di 2023 menunjukkan bahwa 30 persen UMKM telah terklasifikasi sebagai UMKM Hijau. Transformasi UMKM menuju keberlanjutan lingkungan dan adopsi digitalisasi dalam produksi, pemasaran, maupun aspek sosial ekonominya perlu dioptimalkan. Dengan demikian, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan kinerja dan daya saing mereka, tetapi juga berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Capaian positif UMKM Go Digital dan Go Export ditandai dengan penandatanganan kesepakatan business matching ekspor UMKM dari berbagai daerah dengan pembeli dari pasar global.
Melalui kegiatan ini, Bank Indonesia mendorong kolaborasi dan sinergi antar pemangku kepentingan untuk semakin membuka jalan bagi UMKM digital dalam memperluas jangkauannya. Kegiatan tersebut menghadirkan berbagai narasumber dari BI, kementerian/lembaga terkait, pelaku usaha perdagangan, serta pelaku UMKM yang memberikan pandangan dalam mendorong UMKM untuk Go Digital dan Go Export. Kegiatan ini dihadiri perwakilan dari kementerian/lembaga, pelaku UMKM, dan mahasiswa.
Selain iut, adanya Kegiatan pencocokan bisnis ekspor ini mempertemukan UMKM binaan BI dan kementerian/lembaga dengan 22 pembeli potensial dan agregator ekspor dari 11 negara, termasuk Indonesia, Jepang, Singapura, Malaysia, China, Mesir, Hong Kong, Uni Emirat Arab, Australia, Belanda, dan Prancis. Kolaborasi ini menunjukkan betapa pentingnya sinergi global dalam memperluas pasar UMKM Indonesia ke kancah internasional.
FEKDI x KKI 2024 juga mencatat omzet penjualan yang impresif, baik di lokasi pameran maupun secara online. Hingga hari ketiga, penjualan di lokasi pameran mencapai Rp15,3 miliar, sementara penjualan online mencapai Rp83,9 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan total omset KKI 2023, yaitu Rp18,8 miliar untuk penjualan offline dan Rp72,4 miliar untuk penjualan online.(*)