KABARBURSA.COM – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin mengungkap, pemerintah Indonesia tengah mengumpulkan nota kesepahaman terkait dengan rencana mengekspor listrik ke Singapura.
Adapun nota kesepahaman itu akan didiskusikan dalam forum International Sustainability Forum (ISF) pada 5 hingga 6 September 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
“Sebenarnya kesulitannya kita saat ini bukan mengumpulkan kerja samanya, tapi mencari waktu kapan bisa di-announce. Jadi itu yang kita lagi lihat. Tapi hari ini yang sudah kita akomodir ada 10,” kata Rachmat dalam konferensi pers persiapan ISF 2024 di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2024.
Rachmat menyebut, ada beberapa nota kesepakatan yang memiliki potensi ekspor yang besar, salah satunya pemberian conditional license untuk ekspor listrik ke Singapura. Dia menyebut, ekspor listrik ke Singapura memiliki potensi ekonomi miliar dolar Amerika Serikat (AS).
“Itu nilainya bisa billion of dollars,. Selain itu juga ada yaitu kerja sama dengan carbon capture and storage dengan Pertamina,” jelasnya.
Rachmat menuturkan, ekspor listrik ke Singapura di targetkan akan dimulai sekitar akhir tahun 2027 atau awal 2028 mendatang. Saat ini, pihak developer tengah menyiapkan titik pembangunan jalur kabel hingga pabriknya.
“Karena ekspor listrik ke Singapura ini harus menggunakan panel surya dan baterai yang diproduksi di Indonesia. Jadi ini harapan kita, juga bisa mendorong industri manufaktur terutama mata rantai atau supply chain renewable energy di Indonesia,” tuturnya.
Untuk diketahui, pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM telah menyepakati nota kesepahaman dengan Second Minister for Trade and Industry Singapura, Tan See Leng, pada 8 September 2023 lalu.
Adapun kerja sama tersebut mendorong energi rendah karbon dan interkoneksi listrik lintas batas antara Indonesia dengan Singapura.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut memuat tentang kerja sama perdagangan listrik dengan rendah karbon.
Berikut area kerja sama yang disepakati meliputi:
- Pengembangan proyek energi rendah karbon komersial, termasuk interkoneksi untuk perdagangan listrik lintas batas antara Indonesia dan Singapura, sebagaimana disetujui oleh pemerintah Indonesia dan Singapura
- Pertukaran informasi tentang kebijakan dan persetujuan peraturan dan kerangka kerja untuk memungkinkan proyek perdagangan listrik melintasi batas komersial
- Memfasilitasi pengembangan proyek perdagangan tenaga listrik lintas batas, termasuk kredit karbon sesuai dengan peraturan-undangan masing-masing.
- Bidang kerja sama lain yang diputuskan bersama oleh Para Pihak.
Produksi Listrik dalam Negeri
Subholding PT PLN (Persero), PLN Indonesia Power berhasil mencatatkan produksi listrik sebesar 84.572 Gigawatt hour (GWh) sepanjang tahun 2023. Capaian ini melampaui target produksi listrik sebesar 78.735 GWh untuk tahun 2023. Torehan produksi listrik tersebut juga diikuti penjualan listrik sebesar 79.989 GWh di sepanjang tahun 2023, melampaui target perusahaan sebesar 74.404 GWh.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN Group terus mendorong optimalisasi sistem pembangkitan melalui penyelarasan seluruh proses bisnis perusahaan. Dengan ini ia berharap pasokan listrik untuk seluruh masyarakat semakin andal dan terjangkau.
“Sebagai pemegang mandat penyediaan ketenagalistrikan nasional, PLN Group bertekad untuk terus memberikan kontribusi terbaik dengan menyediakan listrik yang andal dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat,” kata Darmawan dalam keterangannya, 30 Juli 2024 lalu.
Kinerja operasional pembangkitan di PLN Indonesia Power terus mengalami peningkatan di 2023 dengan pencapaian Equivalent Forced Outage Rate (EFOR) pembangkit PLTU Luar Jawa Bali realisasi 13,44 persen dari target 14,94 persen dengan pencapaian 110 persen. Hal ini menandakan bahwa gangguan kelistrikan mampu ditekan secara signifikan.
“Realisasi penekanan gangguan kelistrikan kami jauh melampaui target. Bisa kita lihat dari nilai EFOR Pembangkit Non PLTU Jawa Bali dengan realisasi 0,77 persen dari target 0,94 persen pencapaian sebesar 118 persen,” kata Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra.
Di sisi lain, PLN Indonesia Power juga mampu memproduksi listrik dari energi bersih sebesar 10.175,63 GWh sepanjang tahun 2023. Produksi listrik bersih ini di antaranya disumbang dari beberapa pembangkit EBT dengan sumber energi air, panas bumi, biofame serta biomass. Adapun produksi listrik paling besar disumbang dari pembangkit bersumber tenaga air sebanyak 5.299,15 GWh.
“Pengoperasian pembangkit EBT ini, menjadi bukti komitmen PLN Indonesia Power dalam menjawab perubahan iklim sehingga target net zero emissions di tahun 2060 atau lebih cepat dapat terwujud,” ujar Edwin.
Selain itu, PLN Indonesia Power juga terus melakukan upaya efisiensi pemakaian bahan bakar batu bara untuk PLTU. Hal ini juga berkontribusi besar dalam upaya penekanan emisi dan produksi listrik bersih perusahaan. Tercatat, PLN Indonesia Power mampu memproduksi 509,8 GWh listrik bersih, melampaui target perusahaan 252 GWh dari program co-firing PLTU.
“Sebagai subholding Generation Company, PLN Indonesia Power terus mendorong optimalisasi dan efisiensi kinerja di sektor pembangkitan. Kami berkomitmen untuk memastikan pasokan listrik sampai ke masyarakat tanpa ada gangguan,” ujar Edwin. (*)