KABARBURSA.COM – Pemerintah Indonesia menilai bahwa minat investor terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) yang dilaksanakan pada 3 September 2024 tetap menunjukkan angka yang solid. Ini terlihat dari total kontribusi penawaran yang masuk (incoming bids) yang mencapai Rp45,49 triliun, atau sekitar 2,07 kali lipat dari target indikatif yang telah diumumkan sebelumnya. Angka ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari investor baik domestik maupun internasional, mencerminkan kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi dan potensi imbal hasil dari SUN.
Minat investor dalam lelang SUN kali ini didorong oleh beberapa faktor utama, salah satunya adalah indikasi adanya soft landing dalam ekonomi Amerika Serikat (AS). Menurut data terkini, tingkat inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) di AS stabil pada level 2,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Stabilitas ini memberikan sinyal positif mengenai prospek ekonomi global dan meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve akan melakukan pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate lebih agresif daripada yang sebelumnya diperkirakan.
“Tingkat inflasi PCE di AS yang stabil pada level 2,5 persen yoy memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin akan meningkatkan pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin (bps), dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang sebesar 50 bps,” ungkap Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Deni Ridwan, dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Rabu.
Sentimen positif tidak hanya datang dari faktor eksternal, tetapi juga dari data ekonomi domestik. Inflasi Indonesia pada bulan Agustus 2024 tercatat pada level 2,12 persen (yoy), yang masih berada dalam kisaran target pemerintah yaitu 2,5 persen plus minus 1 persen. Stabilitas inflasi domestik ini menunjukkan bahwa tekanan harga masih dapat dikendalikan dengan baik, memberikan kepercayaan lebih kepada investor mengenai prospek ekonomi nasional.
Deni menjelaskan bahwa permintaan investor secara keseluruhan tetap didominasi oleh SUN dengan tenor 6 hingga 11 tahun. Kontribusi penawaran yang masuk dan penawaran yang dimenangkan masing-masing tercatat sebesar 64,79 persen dari total penawaran yang masuk dan 81,59 persen dari total penawaran yang dimenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa investor lebih memilih tenor menengah yang memberikan keseimbangan antara imbal hasil dan risiko.
Animo investor asing juga mencatatkan angka yang sangat baik dalam lelang SUN kali ini. Total penawaran yang masuk dari investor asing mencapai Rp12,4 triliun. Sebagian besar penawaran asing tersebut berfokus pada SUN dengan tenor 11 tahun, mencapai Rp6,11 triliun atau 49,31 persen dari total penawaran asing. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp4,85 triliun atau 22,1 persen dari total penawaran yang dimenangkan berasal dari investor asing, menunjukkan minat yang kuat dari luar negeri terhadap investasi di SUN Indonesia.
Seiring dengan stabilnya pasar Surat Berharga Negara (SBN) dalam dua pekan terakhir, Yield Rata-Rata Tertimbang (WAY) obligasi negara yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini menunjukkan penurunan sebesar 2 hingga 4 bps dibandingkan dengan WAY pada lelang SUN sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan kondisi pasar yang kondusif dan kestabilan dalam imbal hasil yang ditawarkan.
“Pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp22 triliun pada lelang SUN hari ini. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2024, serta kondisi kas negara saat ini,” jelas Deni Ridwan.
Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2024, lelang penerbitan SUN berikutnya dijadwalkan akan dilaksanakan pada 17 September 2024. Hal ini memberikan kesempatan tambahan bagi investor untuk berpartisipasi dalam pembelian SUN dan bagi pemerintah untuk mengumpulkan dana yang diperlukan untuk pembiayaan berbagai program dan proyek nasional.
Detail Lelang dan Serapan Dana
Melalui sistem lelang yang dikelola oleh Bank Indonesia (BI) pada 3 September 2024, pemerintah melelang beberapa seri SUN, termasuk seri SPN03241204 dan SPN12250904 yang merupakan penerbitan baru, serta beberapa seri lainnya seperti FR0104, FR0103, FR0098, FR0097, dan FR0102 yang merupakan pembukaan kembali dari penerbitan sebelumnya.
Seri FR0103 berhasil menyerap dana tertinggi dengan nilai Rp9,25 triliun. Seri ini menerima penawaran sebesar Rp14,31 triliun dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,63995 persen. Dari seri FR0104, pemerintah memenangkan dana sebesar Rp8,71 triliun dari total penawaran sebesar Rp15,16 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang sebesar 6,46516 persen.
Dari seri FR0097, pemerintah menyerap dana sebesar Rp1,91 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp4,22 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,82970 persen. Sementara dari seri FR0102, pemerintah memenangkan nominal sebesar Rp1,46 triliun, dengan penawaran masuk sebesar Rp3,04 triliun dan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,84722 persen.
Untuk seri FR0098, pemerintah menyerap dana sebesar Rp7 miliar dari penawaran awal yang masuk sebesar Rp3,19 triliun, dengan imbal hasil rata-rata 6,70644 persen. Namun, pemerintah memutuskan untuk tidak menyerap dana dari seri SPN03241204 dan SPN12250904, meskipun menerima penawaran masing-masing sebesar Rp2,04 triliun dan Rp3,53 triliun.
Dengan hasil lelang ini, pemerintah berhasil mencatatkan pencapaian yang baik dalam memenuhi target pembiayaan sekaligus mempertahankan stabilitas pasar SBN. Ke depannya, pemerintah akan terus memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan strategi penerbitan sesuai dengan kebutuhan pembiayaan dan kondisi ekonomi global. (*)