Scroll untuk baca artikel

Sosok Tiga Politisi ini Terpilih Jadi Anggota BPK

×

Sosok Tiga Politisi ini Terpilih Jadi Anggota BPK

Sebarkan artikel ini
Editor: Devi Puspitasari
BPK Temukan Potensi Kerugian Negara Rp18,19 Triliun
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) (Foto:Int)

KABARBURSA.COM – Politikus dari tiga partai besar, PDIP, Golkar, dan PKB, resmi terpilih sebagai anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk periode 2024-2029. Nama-nama yang terpilih adalah sosok-sosok berpengalaman di dunia politik Indonesia, yang kini mendapatkan mandat baru untuk mengawal pengelolaan keuangan negara.

Daniel Lumban Tobing, politikus senior dari PDIP, kembali menjabat sebagai Anggota II BPK setelah berhasil melalui proses pemilihan. Ia memiliki karier panjang di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan sebelumnya sudah menjabat di posisi yang sama selama satu periode.

Di sisi lain, Bobby Adhityo Rizaldi dari Partai Golkar, yang telah menjalani tiga periode sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), juga terpilih menjadi anggota BPK. Sementara itu, Fathan Subchi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang sebelumnya menjabat di Badan Anggaran DPR, turut melengkapi formasi anggota BPK baru ini.

Meski latar belakang politik ketiganya menjadi sorotan, Komisi XI DPR mengklaim bahwa proses pemilihan dilakukan tanpa memandang afiliasi partai. Fokus utama adalah kompetensi dan kualitas paparan saat uji kelayakan dan kepatutan yang digelar pada 2 hingga 4 September 2024.

“Kami tidak melihat partai, yang kami nilai adalah individu dan kapasitas masing-masing,” ujar Amir Uskara, salah satu anggota Komisi XI DPR. Ia menambahkan bahwa pertimbangan dalam pemilihan ini bersifat internal dan rumit.

Daniel Lumban Tobing: Kembalinya Politikus PDIP

Karir politik Daniel Lumban Tobing dimulai ketika ia terpilih sebagai anggota DPR mewakili Dapil Jawa Barat VII dalam Pemilu 2009 dan 2014. Selama periode pertamanya di DPR (2009-2014), PDIP menugaskannya di Badan Anggaran. Di periode kedua (2014-2019), ia bertugas di Komisi IX yang membawahi bidang kesehatan, tenaga kerja, dan kependudukan, serta di Komisi VI yang membawahi sektor perdagangan, perindustrian, koperasi, dan BUMN.

Namun, karier legislatifnya tidak selalu mulus. Pada Pemilu 2019, meski PDIP berhasil meraih kemenangan besar, Daniel gagal mendapatkan kursi di DPR untuk periode 2019-2024. Kegagalan ini membuka jalan baginya untuk masuk ke BPK, di mana ia terpilih menjadi salah satu dari lima pimpinan baru pada periode 2019-2024.

Dengan pengalaman satu periode di BPK, Daniel kembali terpilih untuk periode kedua, 2024-2029. Berdasarkan data dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Daniel terakhir kali melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada akhir tahun 2023, dengan total kekayaan sebesar Rp25,45 miliar.

Ia memiliki empat aset tanah dan bangunan di Jakarta Selatan dan Depok senilai Rp23,5 miliar, yang seluruhnya diakui sebagai hasil perolehannya sendiri. Selain itu, ia juga memiliki dua kendaraan senilai Rp225 juta, serta harta bergerak lainnya senilai Rp530 juta dan kas sebesar Rp1,19 miliar.

Bobby Adhityo Rizaldi: Sosok dari Golkar yang Tak Terpilih di DPR

Serupa dengan Daniel, Bobby Adhityo Rizaldi juga memasuki BPK setelah gagal dalam pemilihan legislatif. Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Selatan, ia sebelumnya sudah tiga periode menjadi anggota DPR mewakili Dapil Sumatera Selatan II, mencakup 11 kabupaten dan kota di provinsi tersebut. Namun, pada Pemilu 2024, ia tidak berhasil meraih suara yang cukup untuk kembali ke parlemen.

Di DPR, Bobby yang merupakan lulusan Cleveland State University, Amerika Serikat, pernah bertugas di Komisi VII dan Komisi I, serta menjadi salah satu anggota Badan Anggaran DPR. Berdasarkan LHKPN yang dilaporkannya, Bobby memiliki sembilan aset tanah dan bangunan dengan total nilai Rp16,02 miliar. Di antara aset-aset tersebut, empat tanah berstatus hibah di Jakarta Selatan, Bogor, dan Malang.

Selain properti, Bobby juga memiliki koleksi kendaraan dengan nilai total Rp4,48 miliar, terdiri dari Toyota Fortuner, Toyota Harrier, Toyota Land Cruiser, dan Toyota Alphard. Ia juga melaporkan harta bergerak lain senilai Rp120 juta dan kas sebesar Rp4,05 miliar, dengan total kekayaan mencapai Rp24,67 miliar. Namun, setelah dikurangi utang sebesar Rp754 juta, total kekayaannya menjadi Rp23,92 miliar.

Fathan Subchi: Politikus PKB yang Melejit dari Jawa Tengah

Fathan Subchi, politikus PKB dari Dapil Jawa Tengah II, juga terpilih sebagai anggota BPK. Dapilnya meliputi Kabupaten Kudus, Jepara, dan Demak, di mana ia berhasil meraih kursi di DPR selama dua periode berturut-turut, 2014-2019 dan 2019-2024. Selama menjabat di DPR, ia dipercaya PKB untuk bertugas di Komisi XI, yang membidangi sektor keuangan dan perbankan, serta menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi.

Namun, pada Pemilu 2024, Fathan tidak berhasil terpilih kembali menjadi anggota DPR. Berdasarkan LHKPN, ia melaporkan total kekayaan senilai Rp9,14 miliar. Aset-asetnya terdiri dari sepuluh bidang tanah dan bangunan di Jakarta Timur, Bogor, dan Demak, dengan dua di antaranya berstatus warisan, yaitu tanah dan bangunan di Jakarta Timur yang masing-masing bernilai Rp347 juta dan Rp598,4 juta.

Fathan juga memiliki empat kendaraan yang bernilai total Rp2,35 miliar, antara lain Toyota Innova Venturer, Toyota Alphard, Lexus RX300, dan Honda Civic. Selain itu, ia juga memiliki harta bergerak senilai Rp140,9 juta dan kas senilai Rp383,8 juta.

Dengan terpilihnya ketiga politikus ini, Badan Pemeriksa Keuangan kini memiliki kombinasi antara pengalaman politik dan keahlian teknis untuk mengawasi pengelolaan keuangan negara di tahun-tahun mendatang. (*)