Scroll untuk baca artikel

Kemilau Emas Kian Mentereng, Naik 0,11 Persen di Sesi II

×

Kemilau Emas Kian Mentereng, Naik 0,11 Persen di Sesi II

Sebarkan artikel ini
Penulis: Yunilawati
emas di pegadaian
Harga emas semakin tak tertahankan, terus naik hingga capai level tertinggi. Foto: Int

KABARBURSA.COM – Harga emas semakin berkilau, mendekati level tertinggi dalam astu minggu ini. Di akhir pekan di awal September 2024, investor fokus pada data ketenagakerjaan Amerika yang dapat membentuk besaran penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, di bulan ini.

Pada Jumat, 6 September 2024, harga emas spot mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen menjadi USD2.519,49 per ons pada pukul 14.08 WIB. Sebelumnya, harga emas mencapai level tertinggi dalam satu minggu di USD2.523,29. Sejauh pekan ini, harga emas menguat sekitar 0,6 persen.

Emas berjangka Amerika Serikat juga menunjukkan peningkatan, bertambah 0,3 persen menjadi USD2.549,30 per ons. Emas cenderung berkinerja lebih baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan dipandang sebagai aset aman selama periode ketidakpastian.

Spekulasi mengenai pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh Federal Reserve pada 18 September meningkat menjadi 41 persen, dari 34 persen seminggu lalu, menurut FedWatch Tool CME Group. Data penggajian nonpertanian (NFP) AS yang akan dirilis malam ini pukul 19.30 WIB diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut.

“Harga emas kemungkinan akan mengalami sedikit kenaikan jika laporan NFP mendatang menunjukkan tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja, meski pasar mungkin akan mengalami volatilitas. Harga tampaknya siap menguji titik tertinggi baru,” ujar Sugandha Sachdeva, pendiri SS WealthStreet, sebuah firma riset berbasis di New Delhi.

Emas telah mencapai rekor tertinggi pada 2024, melambung sekitar 22 persen sejauh ini. Data terbaru menunjukkan bahwa pengusaha swasta AS mempekerjakan jumlah buruh paling sedikit dalam tiga setengah tahun sepanjang Agustus, sementara jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran menurun pekan lalu.

Di sisi lain, harga perak spot turun 0,1 persen menjadi USD28,8 per ons. Sachdeva memproyeksikan pasar perak tetap defisit, dengan defisit diperkirakan melebar hingga 17 persen tahun ini, menciptakan skenario yang berpotensi menguntungkan bagi logam tersebut.

Sementara itu, platinum naik 0,9 persen menjadi USD932,55 per ons, sedangkan paladium melemah 0,3 persen menjadi USD938,13 per ons dan menuju kerugian mingguan.

Kenaikan harga emas di sesi penutupan perdagangan akhir pekan ini menyambung kemilaunya pada pembukaan perdagangan tadi pagi. Emas semakin berkilau ketika harga mengalami kenaikan yang mendekati level tertinggi dalam satu minggu pada Kamis, 5 September 2024, terdorong oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) serta penurunan imbal hasil obligasi AS.

Kondisi ini memberikan dorongan positif bagi emas sebagai aset yang dianggap aman oleh investor, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi.

Kenaikan harga emas ini dipicu oleh sinyal perlambatan di pasar tenaga kerja AS, yang memunculkan harapan di kalangan investor akan adanya pemangkasan suku bunga yang signifikan dari Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat.

Investor mulai memperkirakan bahwa The Fed mungkin akan mengambil langkah-langkah agresif untuk meredakan tekanan di pasar tenaga kerja dengan menurunkan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut laporan Reuters, harga emas spot naik sebesar 0,9 persen menjadi USD2.515,93 per ons troi pada pukul 14:03 waktu setempat (ET) atau 18:03 GMT. Sebelumnya, harga emas bahkan sempat mencatatkan kenaikan hingga 1,1 persen sebelum terkoreksi sedikit setelah data mengenai sektor jasa AS dirilis.

Meski demikian, secara keseluruhan harga emas tetap mengalami tren positif. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS ditutup dengan kenaikan 0,7 persen, di level USD2.543,10.

Pada bulan Agustus, perusahaan-perusahaan swasta di Amerika Serikat hanya mampu mempekerjakan jumlah pekerja paling rendah dalam kurun waktu 3,5 tahun terakhir. Angka ini menjadi sinyal adanya potensi perlambatan tajam di pasar tenaga kerja AS, yang semakin memperkuat kekhawatiran akan kondisi ekonomi yang sedang melambat. Data ini melanjutkan tren negatif setelah laporan pada hari Rabu menunjukkan adanya penurunan signifikan dalam jumlah lowongan pekerjaan di AS pada bulan Juli, yang semakin menambah beban pada prospek pasar tenaga kerja.

Reaksi pasar terhadap data ini terlihat jelas dari kenaikan harga emas setelah rilis laporan ADP tersebut. Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, mengomentari bahwa kenaikan harga emas tersebut “menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja saat ini cukup mengkhawatirkan, dan hal ini menciptakan banyak kecemasan di kalangan pelaku pasar.”

Lebih lanjut, Streible menambahkan bahwa data klaim awal pengangguran yang juga dirilis belum memberikan gambaran yang lebih optimis bagi pasar tenaga kerja AS, sehingga investor semakin waspada terhadap perkembangan data ekonomi mendatang.

Menurut CME FedWatch Tool, saat ini para pedagang melihat adanya kemungkinan sebesar 59 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan ini. Sementara itu, kemungkinan pemangkasan yang lebih besar, yaitu 50 basis poin, diperkirakan mencapai 41 persen. Ini mencerminkan pandangan bahwa The Fed kemungkinan besar akan mengambil tindakan untuk melindungi kesehatan pasar tenaga kerja, meskipun besaran pemangkasan tersebut masih akan bergantung pada data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa waktu mendatang.(*)