Scroll untuk baca artikel
Makro

Dua Aturan Baru Tentang BBM Subsidi dan Rendah Sulfur

×

Dua Aturan Baru Tentang BBM Subsidi dan Rendah Sulfur

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2024 08 08 at 12.35.13 11zon
Pengisian BBM di SPBU Sentul (foto: Kabar Bursa/abbas sandji)

KABARBURSA.COM – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan segera menerbitkan dua regulasi terbaru dalam bentuk Peraturan Menteri (Permen) yang mengatur tentang bahan bakar minyak (BBM).

Agus Cahyono Adi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) di Kementerian ESDM, mengungkapkan bahwa dua Permen tersebut akan mengatur kategori konsumen yang berhak menerima BBM subsidi serta peraturan mengenai BBM rendah sulfur.

“Regulasi pertama akan mengatur siapa saja yang berhak mendapatkan BBM bersubsidi, sementara yang kedua fokus pada perhitungan biaya untuk BBM rendah sulfur,” terang Agus di Kantor Ditjen EBTKE, Jakarta Pusat, Senin 9 September 2024.

Menurut Agus, meskipun kedua aturan ini berdiri sendiri, keduanya saling terkait. BBM rendah sulfur bertujuan mengurangi emisi yang mayoritas berasal dari sektor transportasi.

Sementara itu, pengaturan mengenai pengguna BBM subsidi penting untuk memastikan bahwa anggaran pemerintah yang terbatas bisa dialokasikan secara efektif untuk pengembangan BBM rendah sulfur.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa ia akan mengadakan rapat dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas bagaimana memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran.

“Sosialisasi sudah dimulai, kami akan mengadakan rapat dengan Presiden untuk membuat keputusan akhir,” ujar Luhut di JCC, Jakarta Pusat, Kamis 5 September 2024.

Kementerian ESDM mengumumkan bahwa BBM rendah sulfur, yang merupakan jenis solar, akan diluncurkan di bagian utara pulau Jawa, khususnya Jakarta dan sekitarnya hingga Balongan.

Sekretaris Jenderal Migas Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan bahwa meski produksi BBM rendah sulfur sudah siap, volume yang tersedia masih belum mencukupi kebutuhan nasional.

“Produksinya sudah ada, tetapi belum cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan nasional. Untuk sementara, distribusi akan terbatas pada wilayah Jawa Barat bagian utara, termasuk Jakarta, Jabotabek, dan Balongan,” jelas Dadan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat 9 Agustus 2024.

Keunggulan BBM Rendah Sulfur

BBM rendah sulfur menawarkan solusi ramah lingkungan dengan kandungan sulfur yang minimal, menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih dan mengurangi polusi udara.

Pembakaran yang lebih sempurna dengan BBM rendah sulfur meningkatkan performa mesin dan efisiensi bahan bakar, memberikan manfaat jangka panjang bagi pengguna.

Sulfur sering kali menjadi penyebab utama kerusakan pada komponen mesin seperti injektor, turbocharger, dan katalitik konverter. BBM rendah sulfur membantu menjaga kondisi komponen-komponen tersebut, mengurangi risiko kerusakan.

Dengan komponen mesin yang terjaga, umur pakai mesin secara keseluruhan dapat diperpanjang, memberikan nilai lebih bagi pemilik kendaraan.

Produksi BBM rendah sulfur memerlukan teknologi pengolahan yang lebih canggih, seperti unit hidrodesulfurisasi (HDS). Teknologi ini membutuhkan investasi awal yang tinggi dan biaya operasi yang lebih besar.

BBM rendah sulfur umumnya diproduksi dari minyak mentah ringan yang memiliki kandungan sulfur lebih rendah. Minyak mentah ringan ini biasanya lebih mahal daripada minyak mentah berat yang digunakan untuk BBM konvensional.

BBM rendah sulfur sering kali membutuhkan aditif tambahan untuk meningkatkan kualitas dan performa bahan bakar. Aditif ini dapat menambah biaya produksi, namun memberikan manfaat signifikan dalam jangka panjang.

Meskipun biaya produksi BBM rendah sulfur lebih tinggi, yang mungkin menyebabkan harga lebih mahal bagi konsumen, manfaat jangka panjang seperti emisi gas buang yang lebih bersih dan efisiensi mesin yang lebih baik dapat mengimbangi biaya tersebut.

Keuntungan ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan tetapi juga meningkatkan kinerja dan umur mesin, menjadikannya investasi yang berharga dalam jangka panjang.

Berikut adalah beberapa kekurangan dari BBM rendah sulfur:

  1. Biaya Produksi Tinggi: Proses produksi BBM rendah sulfur membutuhkan teknologi pengolahan yang lebih canggih seperti unit hidrodesulfurisasi (HDS). Teknologi ini membutuhkan investasi awal yang tinggi dan biaya operasi yang lebih besar.
  2. Harga Lebih Mahal: BBM rendah sulfur umumnya terbuat dari minyak mentah ringan yang memiliki kandungan sulfur lebih rendah. Minyak mentah ringan biasanya lebih mahal dibandingkan minyak mentah berat yang digunakan untuk memproduksi BBM konvensional. Selain itu, aditif tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan performa bahan bakar juga dapat menambah biaya produksi, sehingga harga BBM rendah sulfur cenderung lebih mahal bagi konsumen.
  3. Ketersediaan Terbatas: Tidak semua kilang minyak memiliki kemampuan untuk memproduksi BBM rendah sulfur, sehingga ketersediaannya di pasaran bisa terbatas. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan dalam distribusi dan akses oleh konsumen.
  4. Dampak pada Infrastruktur: Penggunaan BBM rendah sulfur mungkin memerlukan penyesuaian pada infrastruktur penyimpanan dan distribusi yang ada. Selain itu, proses transisi dari BBM konvensional ke BBM rendah sulfur bisa menghadapi berbagai tantangan logistik dan teknis.
  5. Dampak Lingkungan dari Produksi: Meskipun BBM rendah sulfur menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih, proses produksinya bisa memiliki dampak lingkungan tersendiri. Proses desulfurisasi memerlukan energi tambahan dan bahan kimia, yang dapat meningkatkan jejak karbon dan dampak lingkungan lainnya. (*)