Scroll untuk baca artikel
Infacaft 2025 Kerjasama dengan KabarBursa.com
Makro

Dua Investor Asing Bersiap Groundbreaking di IKN, Nilainya?

×

Dua Investor Asing Bersiap Groundbreaking di IKN, Nilainya?

Sebarkan artikel ini
ibu kota nusantara ikn
Kementerian Pekerjaan Umum memastikan rumah susun (rusun) di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah rampung. Rusun ini diklaim telah siap ditempati para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang rencananya bakal berlangsung pada April 2025. (Foto: ANTARA)

KABARBURSA.COM – Dua investor asing berencana akan melakukan groundbreaking di Ibu Kota Nusantara (IKN), dalam waktu dekat ini. Berdasarkan informasi Otorita IKN, dua investor tersebut berasal dari China dan Australia.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo akan melakukan rangkaian groundbreaking ke delapan di IKN. Kali ini, proses groundbreaking tersebut akan diresmikan secara langsung oleh Presiden pada 19-20 September 2024.

Terkait dua investor asing, dari China dan Australia, menurut Hasan menunjukkan kepercayaan pihak swasta untuk berinvestasi di IKN. Menurut Hasan, kedua investor tersebut adalah Delonix, perusahaan China yang bergerak dalam pembangunan mal, hotel, apartemen, atau kawasan mixed use dengan investasi sebesar Rp500 miliar.

Investor asing kedua adalah Australian Independent School, yang akan membangun sekolah di IKN dengan nilai investasi Rp150 miliar. Sehingga, jika ditotal jumlah investor asing yang masuk ke IKN pada September ini sebesar Rp650 miliar.

Hasan menjelaskan, proses investasi di IKN memang membutuhkan waktu dan tidak semudah yang diperkirakan banyak pihak. Menanggapi kritik mengenai rendahnya tingkat investasi asing, Nasbi mengungkapkan bahwa ada serangkaian langkah yang harus dilalui investor sebelum realisasi proyek di IKN.

Menurut Nasbi, investasi di IKN dimulai dengan penandatanganan Letter of Intent (LOI), yang merupakan bentuk komitmen awal dari investor. Setelah itu, dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk menyepakati model investasi yang akan dijalankan. Selanjutnya, proses ini mencakup pengurusan izin dan penandatanganan kontrak investasi.

“Proses dari LOI, MoU, kontrak, hingga groundbreaking memerlukan waktu yang tidak sebentar. Jadi, bukan berarti setelah ada LOI hari ini, besok langsung dilakukan groundbreaking. Ini adalah proses yang panjang dan memerlukan kesabaran,” ujar Nasbi.

Meskipun prosesnya panjang, Nasbi mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada dua investor asing yang siap memulai proyek di IKN. Kedua investor ini akan memulai groundbreaking proyek mereka yang direncanakan akan dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Di antara proses yang panjang ini, sudah ada dua investasi asing yang siap melakukan groundbreaking di IKN. Jadi, kita mulai melihat hasil nyata dari proses ini,” tambah Nasbi.

Nasbi berharap bahwa dengan adanya langkah nyata dari investor asing ini, kritik mengenai minimnya investasi di IKN dapat terjawab dan menunjukkan bahwa proyek pembangunan IKN sedang berjalan sesuai rencana.

Sebanyak 61 Investor Berminat

Selain dua investor asing tersebut, OIKN menyebutkan akan ada 61 investor lain yang sudah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN. Dari jumlah tersebut, diperkirakan jumlah investasi yang masuk akan mencapai Rp80,4 triliun. Begitu disampaikan Wakil Kepala OIKN Raja Juli Antoni, usai rapat kerja bersama Komisi II DPR RI, di Senayan, Senin, 9 September 2024.

“Masih ada 61 lagi yang dalam proses pembahasan. Ini totalnya sekitar Rp80,4 triliun,” kata Raja.

Lebih lanjut Raja menjabarkan, investasi yan dimaksud terdiri dari investasi langsung sebesar Rp49,3 triliun. Ada pula investasi yang berbentuk Public Private Partnership (PPP) atau kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) sebesar Rp30,9 triliun. Dari KPBU ini, sekitar Rp21,4 triliun adalah milik asing.

Sejauh ini, sudah ada tujuh groundbreaking investor swasta di IKN. Total keseluruhan, sudah ada 31 investor yang telah memulai pengerjaan proyeknya senilai Rp56,83 triliun. Dan pada bulan ini, ada sekitar enam sampai delapan investor yang akan melakukan groundbreaking.

Optimis Capai Rp100 Triliun

Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menunjukkan optimisme tinggi bahwa target investasi untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebesar Rp100 triliun dapat tercapai hingga akhir 2024. Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Badan Otorita IKN Agung Wicaksono, mengungkapkan bahwa saat ini ada potensi investasi yang mencapai lebih dari Rp80 triliun.

Menurut Agung Wicaksono, target investasi Rp100 triliun berada di jalur yang benar.

“Kalau target saya rasa kita on track, apalagi karena KPBU [Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha] yang sudah on progress. Dengan total investasi yang sudah mencapai lebih dari Rp80 triliun, kami sangat optimistis target Rp100 triliun dapat tercapai,” ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, kemarin.

Agung juga menyebutkan bahwa bulan ini akan diadakan kembali acara groundbreaking di IKN, diikuti oleh enam hingga delapan perusahaan, baik domestik maupun internasional.

“Kami akan melibatkan beberapa perusahaan besar dalam acara ini, yang tentunya akan berkontribusi pada pencapaian target investasi kami,” tambahnya.

Meskipun demikian, Agung enggan merinci nilai total investasi yang terlibat karena proses pengukuran lahan dan penetapan alokasi masih berlangsung.

“Jumlah pastinya belum bisa kami umumkan karena proses pengukuran lahan dan alokasi masih berlangsung. Namun, kami akan mengumumkan angka pasti pada waktunya,” jelas Agung.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Kepala OIKN, Raja Juli Antoni, mengungkapkan bahwa terdapat 61 surat minat investasi (LoI) yang sedang diproses dengan potensi nilai investasi sebesar Rp80,4 triliun.

“Potensi investasi tersebut terdiri dari investasi langsung senilai Rp49,2 triliun dan KPBU sebesar Rp30,9 triliun. Dari total ini, sekitar Rp21,41 triliun berasal dari investor asing,” kata Raja Juli.

Dengan berbagai langkah strategis dan pelibatan investor dari berbagai sektor, OIKN terus bekerja keras untuk mewujudkan IKN sebagai pusat investasi dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Indonesia.(*)