KABARBURSA.COM – Setiap manusia menginginkan hari tua yang sejahtera dan bahagia. Salah satu cara meraih dua hal tersebut adalah dengan berinvestasi. Hal inilah yang kemudian disampaikan Bursa Efek Indonesia (BEI) kepada para atlet Tanah Air, di mana memulai investasi sedari dini dapat mensejahterakan diri di hari tua nanti.
Direktur Pengambangan BEI Jeffrey Hendrik, dalam edukasi BEI kepada para atlet panjang tebing Indonesia, Selasa, 29 Oktober 2024, mengatakan bahwa pihaknya terus memberikan perhatian lebih kepada anak Indonesia berprestasi, dalam hal ini adalah atlet, untuk mulai berinvestasi demi masa depan.
Jeffrey mengatakan, setiap atlet tentu memiliki pendapatan yang besar hasil dari jerih payahnya. Karenanya, tidak ada salahnya jika kemudian seluruh atlet tersebut merencanakan keuangannya dengan betul untuk kehidupan yang baik di hari tua, salah satunya dengan berinvestasi.
“Oleh karena itu, untuk kesejahteraan di hari tua tentunya butuh perencanaan yang lebih baik. Semoga, para atlet tetap bisa berprestasi dan sejahtera di hari tua dengan menjadi investor pasar modal,” kata Jeffrey dalam sambutannya di acara tersebut.
Sementara itu Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid, mengakui tidak banyak atlet yang paham dengan investasi. Karenanya, literasi keuangan menjadi hal yang sangat penting lantaran masa produktif atlet hanya sebentar.
“Kami, dari federasi, ingin membantu mereka mengelola keuangan agar ketika sudah pensiun bisa tetap merasakan manisnya buah perjuangan mereka,” ujar Yenny kepada awak media, usai acara.
Dalam agenda kali ini, Yenny menyebut para atlet sebaiknya dibekali ilmu mengenai saham. Dengan begitu, dia berharap perkenalan ini bisa membuat Veddriq Leonardo dan kawan-kawan tertarik berinvestasi saham.
“Kami harapkan perkenalan awal ini bisa membuat mereka lebih tertarik lagi untuk belajar bagaimana saham bisa menjadi salah satu instrumen investasi yang bisa mereka lirik untuk mempunyai masa depan keuangan yang lebih baik,” ucap dia.
Investor Pasar Modal Lampaui 14 Juta SID
Sebelumnya, BEI melaporkan jumlah investor pasar modal di Indonesia telah melampaui 14 juta single investor identification (SID). Per Kamis, 3 Oktober 2024, jumlah investor pada modal sebanyak 14.001.651 SID, tumbuh 1.833.590 SID baru dibanding posisi di akhir tahun lalu sebesar 12.168.061 SID.
Direktur Utama BEI Iman Rachman, mengatakan industri pasar modal memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara.
“Pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia dalam keterangannya dikutip Jumat, 11 Oktober 2024.
Walau demikian, hal tersebut harus tetap disertai dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat. Karena, pertumbuhan investasi yang disertai dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk aliran dana investor asing.
Adapun BEI telah menyelenggarakan 19.779 kegiatan edukasi yang menjangkau lebih dari 24 juta peserta sejak awal tahun ini hingga akhir September 2024. Kegiatan tersebut di antaranya Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM), dan berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di seluruh Indonesia tentang investasi.
BEI juga aktif mengampanyekan gerakan #AkuInvestorSaham, yang sukses menarik perhatian generasi muda. Saat ini, sekitar 79 persen dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan tingginya partisipasi dan ketertarikan generasi muda dalam berinvestasi di pasar modal.
Pencapaian ini berhasil diraih berkat sinergi yang erat antara BEI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta para pemangku kepentingan lainnya, dan didukung oleh strategi inovasi digitalisasi edukasi yang efektif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang senantiasa dilakukan oleh BEI.
Kinerja Pasar Modal RI Tumbuh 0,34 Persen
Sementara itu anggota Dewan Komisioner OJK yang bertugas mengawasi pasar modal Inarno Djajadi, menilai kinerja pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan positif seiring dengan membaiknya ekonomi global.
Dari awal September hingga 27 September 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sebesar 0,34 persen, mencapai level 7.696. Jika dilihat dari awal tahun, IHSG mencatatkan penguatan sebesar 5,83 persen. Saham Investasi
“Sejalan dengan sentimen positif di pasar keuangan global, pasar saham Indonesia pada September 2024 sempat mencapai rekor tertinggi di 7.905,” ujar Inarno dalam konferensi pers RDK OJK di Jakarta pada 1 Oktober 2024.
Namun, meskipun IHSG menunjukkan penguatan, nilai kapitalisasi pasar bursa saham domestik turun sebesar 1,82 persen (month to date/mtd) menjadi Rp12.875 triliun. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penguatan IHSG pada bulan September 2024 adalah masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia.
“Net buy hingga 26 September tercatat sebesar Rp1,31 triliun, meskipun secara year to date net sell mencapai Rp 9,8 triliun,” tambah Inarno.
Selain itu, OJK melaporkan bahwa penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal Indonesia telah mencapai Rp137,05 triliun hingga saat ini. Mayoritas dari jumlah tersebut diperoleh melalui penawaran saham perdana, dengan nilai mencapai Rp4,39 triliun.
Inarno Djajadi menjelaskan bahwa pengumpulan dana di pasar modal masih menunjukkan tren positif, di mana nilai penawaran umum mencapai Rp137,05 triliun, dengan Rp4,39 triliun berasal dari 28 emiten baru.
OJK juga memberikan informasi mengenai perkembangan bursa karbon, yang sejak diluncurkan pada 26 September 2023 telah mengizinkan 81 pengguna jasa dengan total volume mencapai 613.897 ton CO2 ekuivalen, setara dengan Rp37,06 miliar.
Selain itu, penggalangan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) mengalami pertumbuhan signifikan, dengan 17 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dan total 625 penerbitan efek. Inisiatif ini melibatkan sekitar 163.000 pemodal, berhasil menghimpun dana SCF yang teradministrasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebesar Rp1,22 triliun.(*)