KABARBURSA.COM – Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu mengungkap, Prabowo meminta para menteri dan pejabat eselon I kementerian menggunakan mobil lokal produksi PT Pindad. Anggito menuturkan, Prabowo menekankan agar para pejabatnya tidak lagi menggunakan produk impor.
Salah satu mobil yang diproduksi PT Pindad adalah Maung Garuda, yang kini menjadi mobil dinas Prabowo. Anggito menyebut 70 persen bahan baku mobil yang diproduksi PT Pindad merupakan komponen dalam negeri. Kendati begitu, inisiatif Prabowo dinilai tidak cukup membuat gairah saham-saham di sektor otomotif.
Analis Senior Lotus Sekuritas, Fath Aliansyah Budiman, mengatakan hingga saat ini belum ada emiten otomotif yang berhasil memproduksi mobil dengan muatan produk lokal. Hal itu yang mendasari kurang termanifestasikannya inisiatif Prabowo kepada pasar saham sektor otomotif. “Belum ada emiten yang memproduksi mobil 100 persen lokal,” kata Fath saat dihubungi KabarBursa.com, Selasa, 29 Oktober 2024.
Kendati begitu, arahan Prabowo ini dapat menjadi katalis atau sentimen positif bagi sektor otomotif seandainya emiten-emiten juga menyambut inisiatif tersebut dengan menyediakan berbagai spare part hasil produksi lokal. Dia pun meminta investor untuk mencermati emiten seperti PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) dan PT Astra Otoparts (AUTO). “Hal yang perlu dicermati apakah nanti perusahaan seperti DRMA atau AUTO bisa supply spare part atau tidak, ketika arahnya mau mengembangkan lebih agresif untuk industri otomotif lokal,” tutupnya.
Angin Segar Bagi Emiten Otomotif
Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama, menilai inisiatif Prabowo menjadi katalis positif bagi para investor di sektor otomotif. “Insyaallah tetap menjadi katalis positif bagi para investor di sektor otomotif, tetap menjadi angin segar bagi emiten berbasis otomotif,” kata Nafan kepada KabarBursa.com, Selasa, 29 Oktober 2024.
Nafan mengatakan inisiatif Prabowo perlu diapresiasi. Pasalnya, penggunaan komponen dalam mobil produksi dalam negeri menjadi langkah esensial bagi kegiatan ekonomi. Bahkan, dia menilai inisiatif ini dapat memacu pergerakan ekonomi baru untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
“Karena memang diperlukan penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Sektor otomotif ini kan juga ada kaitan erat dengan bagian inovasi dan teknologi serta juga ada bagian dari implementasi pada hilirisasi. Itu sebenarnya juga merupakan salah satu wujud potensi pertumbuhan ekonomi baru,” jelas Nafan.
Nafan menyarankan investor untuk mencermati saham PT Astra Internasional Tbk (ASII). Pasalnya, saham tersebut masuk dalam kategori likuid dengan market capital yang besar. “Dalam hal kapasitas produksi dalam negeri, kita melihat misalnya ada Astra,” ungkapnya.
Nafan pun memberi rekomendasi Accumulative Buy untuk saham ASII dengan target price (TP 1) 5050 (+2.43 persen), TP 2 5300 (+7.51 persen), dan TP 3 5925 (+20.18 persen) dengan support 4910 dan 4800.
Katalis Positif Industri Otomotif
Ketua Umum APINDO, Shinta Widjaja Kamdani, menilai arahan Prabowo itu merupakan bentuk komitmen terhadap penggunaan produk dalam negeri. Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kamar Daging Indonesia ini pun menilai komitmen tersebut menjadi katalis positif bagi pengembangan industri otomotif dalam negeri.
“Kebijakan ini tidak hanya menunjukkan komitmen Presiden dan jajarannya terhadap penggunaan produk lokal, namun juga dapat menjadi katalis penting yang dapat mendorong peningkatan daya saing dan pengembangan industri otomotif Indonesia ke depan,” kata Shinta saat dihubungi KabarBursa.com, Selasa, 29 Oktober 2024.
Industri otomotif sendiri tengah mengalami tantangan besar seiring dengan melemahnya ekonomi global. Ajakan menggunakan mobil Maung Garuda ini pun dinilai akan membuka peluang investasi lebih besar bagi industri otomotif jika diimplementasikan dalam bentuk regulasi.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan pada 2024 turun 17,5 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya. Thailand, misalnya, mencatat penurunan lebih tajam hingga 23,8 persen menurut data Gaikindo. Thailand, misalnya, mencatat penurunan lebih tajam hingga 23,8 persen menurut data Gaikindo per Juli 2024. Shinta menilai kondisi ini menunjukkan perlunya inisiatif baru dari pemerintah untuk memperkuat daya beli masyarakat dan mengoptimalkan kapasitas produksi nasional.
APINDO melihat semangat yang diusung Prabowo sebagai peluang untuk menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas, khususnya bagi PT Pindad dan sektor pendukung seperti komponen otomotif dan logistik. Shinta menambahkan, pengembangan bisa dimulai dari industri otomotif dan berlanjut ke sektor-sektor strategis lainnyan dapat dimulai dari industri otomotif dan berlanjut ke sektor-sektor strategis lainnya.
“Langkah ini dapat mengurangi ketergantungan kita pada produk impor, menciptakan rantai pasok yang lebih kuat di dalam negeri, serta mendorong berkembangnya industri nasional,” katanya.
Shinta menegaskan APINDO akan mendukung inisiatif pemerintah yang bertujuan mengembangkan industri dalam negeri. Dia pun berharap, kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha dapat semakin kuat. “Sehingga dapat meningkatkan daya saing produk lokal, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik, maupun untuk bersaing di pasar global,” katanya.(*)