KABARBURSA.COM – Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menunjuk Mochamad Irfan Yusuf, yang akrab dipanggil Gus Irfan, sebagai Ketua Badan Urusan Haji dan Umrah. Gus Irfan adalah cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari, dan memiliki latar belakang pendidikan serta karier yang panjang. Selain itu, ia juga diketahui memiliki harta kekayaan yang cukup signifikan.
Lahir di Jombang, Gus Irfan kini berusia 62 tahun. Ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Jombang dan menyelesaikan sekolah menengah atas di SMPP Jombang (sekarang SMAN 2 Jombang) pada tahun 1981. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Brawijaya, Malang, dan meraih gelar sarjana (S1) pada 1985. Ia kemudian melanjutkan studi magister (S2) di universitas yang sama dan menyelesaikannya pada tahun 2002.
Di bidang karier, Gus Irfan telah mengabdikan diri di berbagai lembaga dan organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum di Pondok Pesantren Tebuireng pada tahun 1989 hingga 2006, menjadi Wakil Ketua Yayasan Hasyim Asy’ari sejak 1990, dan memimpin Pesantren Al-Farros sejak 2006 hingga sekarang. Selain itu, ia sempat menjadi dosen di Akademi Keperawatan Widyagama Malang pada 2013-2016 dan menjabat sebagai Komisaris Utama PT BPR Tebuireng dari tahun 1996 hingga 2016. Dalam organisasi NU, ia pernah menjadi Wakil Ketua RMI Nahdlatul Ulama Jawa Timur (2014-2017) dan Lembaga Perekonomian NU (2015-2016).
Saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI periode 2024-2029, Gus Irfan melaporkan harta kekayaannya melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 27 Agustus 2024. Total kekayaan yang dimilikinya mencapai Rp16,2 miliar. Berikut rincian harta kekayaan Gus Irfan:
1. Tanah dan Bangunan: Rp13.260.000.000
- Tanah dan bangunan seluas 760 m²/200 m² di Jombang, dari warisan: Rp2.660.000.000
- Tanah seluas 9.000 m² di Jombang, dari warisan: Rp4.500.000.000
- Tanah seluas 8.000 m² di Jombang, hasil sendiri: Rp4.000.000.000
- Tanah dan bangunan seluas 100 m²/60 m² di Jombang, hasil sendiri: Rp600.000.000
- Tanah dan bangunan seluas 36 m²/36 m² di Surabaya, hasil sendiri: Rp500.000.000
- Tanah dan bangunan seluas 536 m²/200 m² di Jombang, hasil sendiri: Rp1.000.000.000
2. Alat Transportasi dan Mesin: Rp505.000.000
- Mobil Mitsubishi Pajero Sport (2021), hasil sendiri: Rp500.000.000
- Motor Honda Vario (2010), hasil sendiri: Rp3.000.000
- Motor Yamaha Mio (2008), hasil sendiri: Rp2.000.000
3. Harta Bergerak Lainnya: Rp70.000.000
4. Kas dan Setara Kas: Rp2.389.272.886
Dari total kekayaannya, tidak terdapat hutang yang dilaporkan. Kekayaan ini menunjukkan betapa kuatnya posisi finansial Gus Irfan, yang kini dipercaya untuk mengemban tugas di Badan Haji dan Umrah. Dengan latar belakang yang panjang di dunia pesantren dan organisasi keagamaan, Gus Irfan diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi pengelolaan haji dan umrah di Indonesia.
Agar Jemaah Haji Nyaman
Pembentukan Badan Penyelenggara Haji yang terpisah dari Kementerian Agama diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan haji ke depan. Meski begitu, penyelenggaraan haji 2025 masih akan dilakukan bersama Kementerian Agama selama masa transisi.
Kepala Badan Penyelenggara Haji, Moch Irfan Yusuf, menyatakan bahwa pelaksanaan haji tahun depan tetap melibatkan Kemenag, terutama Direktorat Haji dan Umrah. “Presiden berharap tahun depan Badan Penyelenggara Haji bisa berdiri mandiri,” ujarnya seusai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.
Pada pelantikan tersebut, turut dilantik Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji, bersama beberapa pejabat lain. Dahnil sebelumnya dikenal sebagai juru bicara Prabowo saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Menurut Irfan, pembentukan badan ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk meningkatkan kualitas ibadah haji. “Intinya, Presiden ingin jemaah berangkat dengan aman dan nyaman,” ungkapnya.
Prabowo juga mengharapkan Indonesia memiliki perkampungan haji sendiri di Tanah Suci. Dengan adanya fasilitas ini, semua aktivitas jemaah haji dan umrah asal Indonesia dapat terpusat di satu lokasi. Selain itu, Irfan mengatakan setiap tahun ada evaluasi terhadap penyelenggaraan haji. Meski ada peningkatan, upaya untuk lebih meningkatkan kenyamanan jemaah terus dilakukan.
Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengaku belum mengetahui secara detail tentang pemisahan penyelenggaraan haji ini. “Nanti saya akan ke kantor dan membahas hal tersebut,” ujarnya singkat setelah pelantikan.
Sementara itu, Penasihat Presiden Bidang Haji, Muhadjir Effendy, menyampaikan perhatian Presiden Prabowo terhadap masalah haji sangat besar. “Saya sering diminta pandangan beliau terkait masalah haji karena berada di bawah koordinasi saya sebagai Menko PMK,” ujarnya.
Muhadjir menjelaskan secara keseluruhan pelaksanaan haji sudah cukup baik, namun ia mengingatkan aspek ibadah hanya mencakup sekitar 30 persen dari keseluruhan penyelenggaraan. Sisanya, yaitu 70 persen, berkaitan dengan akomodasi, transportasi, konsumsi, katering, dan urusan administrasi lainnya.(*)