Scroll untuk baca artikel
Makro

Ekonomi RI Lima Tahun ke Depan tak Secerah Seperti yang Diinginkan Prabowo

×

Ekonomi RI Lima Tahun ke Depan tak Secerah Seperti yang Diinginkan Prabowo

Sebarkan artikel ini
DSC01047 11zon
Ilustrasi Ekonomi Indonesia. (Foto: Abbas Sandji/Kabar Bursa)

KABARBURSA.COM – Baru-baru ini lembaga keuangan dunia, International Monetary Fund (IMF) mengeluarkan laporan bertajuk World Economic Outlook. Dalam laporan memaparkan berbagai proyeksi mengenai kondisi ekonomi berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia selama lima tahun ke depan.

Lembaga riset ekonomi Bright Institute menilai proyeksi-proyeksi dalam laporan tersebut memberikan indikasi bahwa ekonomi Indonesia ke depan akan berkembang terbalik dari visi misi Presiden Prabowo.

Bright Institute menilai setidaknya ada lima proyeksi IMF yang patut mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia.

Ekonom Senior Bright Institute, Awalil Rizky menyoroti soal proyeksi IMF yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak mencapai 5 persen tahun ini dan stagnan di 5,07persen hingga 2029.

Proyeksi ini lebih rendah dari proyeksi pemerintah yang tertuang dalam Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, yakni mencapai 5,1 persen tahun ini dan tumbuh hingga 6,2 persen di 2029.

“Apalagi jika membandingkan dengan misi Presiden Prabowo di angka 8 persen. Tentu ini menunjukkan adanya skeptisme terhadap kondisi ekonomi ke depan,” kata Awalil kepada Kabar Bursa, Rabu, 30 Oktober 2024.

Menurut Awalil, meski proyeksi pertumbuhan ekonomi IMF tersebut jauh di bawah target pemerintah, namun sebenarnya masih tergolong optimis karena nilainya tidak jauh dengan rata-rata negara emerging di benua Asia.

“Proyeksi yang kedua, yang sebenarnya lebih mengkhawatirkan, bisa kita lihat di proyeksi jumlah pengangguran,” tuturnya.

Selain itu, dalam laporan yang sama, IMF juga memprediksi tingkat pengangguran Indonesia tidak membaik dan stagnan di 5,1persen hingga tahun 2029.

Kata dia, tingkat pengangguran Indonesia secara lima tahunan sejak 2005 selalu memiliki tren menurun, dan meningkat saat pandemi COVID-19 pada 2020. Dan, hingga 2029 diproyeksikan akan stagnan sehingga memerlukan perhatian khusus dari pemerintah.

“Dan itu kalau dilihat dari persentase. Kalau dari jumlah, jumlah penganggur tentu akan jauh bertambah karena pertumbuhan angkatan kerja,” ujar Awalil.

Berikutnya yang ketiga adalah proyeksi terhadap investasi. Hal ini dapat dilihat dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). IMF memproyeksikan porsi investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) konstan di kisaran 29,5 persen hingga 2029.