KABARBURSA.COM – Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp139,4 triliun untuk mencapai swasembada pangan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024.
Zulkifli Hasan mengatakan, dirinya dan Presiden Prabowo membahas soal langkah-langkah strategis menuju kemandirian pangan.
Presiden Prabowo menetapkan target swasembada pangan ini agar terealisasi pada tahun 2028 atau 2029.
“Saya telah menyampaikan program-program yang harus diselesaikan kepada Presiden. Insya Allah, dengan sinergi dan usaha bersama, target swasembada pangan 2028-2029 dapat kita capai,” ungkap Zulkifli.
Terkait persoalan anggaran, Zulkifli menyebutkan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan berbagai kementerian, termasuk melaporkan kebutuhan anggaran untuk swasembada pangan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.
Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) ini merinci bahwa anggaran Rp139,4 triliun akan dialokasikan di berbagai lembaga, seperti Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Kementerian Kelautan dan Perikanan, hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pupuk, dana desa, dan pemerintah daerah.
“Tadi pagi, kami sudah membahas anggaran ini bersama Kementerian Keuangan,” tambahnya.
Mentan Amran Cara Capai Swasembada Pangan
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa swasembada pangan menjadi gagasan besar Presiden Prabowo Subianto yang akan dijalankan Kementerian Pertanian (Kementan) secara intensif sebagai upaya mewujudkan kemandirian.
Amran mengatakan itu dalam materi Program Swasembada Pangan di acara Retreat Kabinet Merah Putih di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Dalam menghadapi krisis pangan global dan mencapai swasembada pangan, Amran menyebut, Kementan telah menyusun langkah strategis yang tertuang dalam blueprint swasembada pangan. Salah satunya, kata dia, melakukan refocusing anggaran pada tahun 2024 untuk mencapai target produksi beras sebagai bagian dari upaya percepatan produksi pangan.
“Pemerintah melakukan refocusing anggaran sebesar Rp1,7 triliun. Melalui optimalisasi ini memberikan dampak surplus produksi 1,13 juta ton beras dengan nilai total mencapai Rp13,57 triliun. Kebijakan yang tepat ini berhasil meningkatkan produksi beras di Agustus-Oktober 2024 yang tercatat BPS,” kata Amran dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 27 Oktober 2024.