KABARBURSA.COM – Gubernur Bank Rakyat China (PBOC) Pan Gongsheng mengungkapkan dalam pernyataan resmi bahwa China akan terus melanjutkan kebijakan moneter yang akomodatif, guna mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam pertemuan dengan para eksekutif lembaga keuangan internasional, Pan menjelaskan bahwa China berkomitmen untuk mendorong keterbukaan sektor jasa keuangannya serta memperkuat komunikasi dengan pasar. Pernyataan tersebut dikutip dari Channel News Asia pada Jumat, 8 November 2024.
Pan menambahkan bahwa bank sentral akan menjaga keseimbangan dinamis antara pertumbuhan ekonomi dan kualitasnya, dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, serta antara investasi dan konsumsi. Ia menegaskan, kebijakan moneter yang mendukung akan terus diberlakukan.
Sejak akhir September, Bank Rakyat China telah memperkenalkan serangkaian kebijakan stimulus, termasuk pemangkasan suku bunga dan suntikan likuiditas, untuk merangsang perekonomian terbesar kedua di dunia dan mencapai target pertumbuhan pemerintah sebesar 5 persen tahun ini.
Para investor kini menantikan rapat badan legislatif tertinggi negara itu, berharap mendapatkan sinyal terkait langkah-langkah fiskal yang akan diambil. Menteri Keuangan Lan Foan sebelumnya mengungkapkan bahwa China berencana untuk meningkatkan utang pemerintah secara signifikan dan mendukung sektor konsumen serta properti.
Rapat tersebut dihadiri oleh eksekutif-eksekutif dari sejumlah bank besar global, termasuk HSBC, Standard Chartered, Citibank, DBS Bank, Mizuho Bank, JPMorgan Chase, Societe Generale, Deutsche Bank, dan Morgan Stanley, menurut keterangan Bank Rakyat China.
Pemberi Pinjaman Komersial
Gubernur Bank Sentral China, Pan Gongsheng, menyatakan bahwa rasio persyaratan cadangan untuk pemberi pinjaman komersial dapat dipangkas lebih lanjut sebesar 25 hingga 50 basis poin pada akhir tahun, tergantung pada kondisi likuiditas. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan pelonggaran kebijakan masih terbuka.
“Suku bunga acuan pembelian kembali tujuh hari juga akan diturunkan sebesar 20 basis poin, dan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah dikurangi sebesar 30 basis poin,” ujar Pan, yang dikutip dari The Business Times pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Pan juga menginformasikan bahwa Suku Bunga Pinjaman Utama akan turun sebesar 20 hingga 25 basis poin pada tanggal 21 Oktober, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita resmi Xinhua.
Ia sebelumnya mengibaratkan langkah-langkah stimulus tambahan sebagai dukungan untuk ekonomi yang terpuruk, setelah mengumumkan pada akhir September tentang tindakan untuk menstabilkan sektor perumahan dan menghidupkan kembali kepercayaan pasar modal.
Dalam forum keuangan pada Jumat, Pan memperingatkan tentang aliran dana ilegal ke pasar saham. PBOC telah memperkenalkan dua alat baru pada bulan September untuk mendukung pasar.
Salah satunya adalah program swap yang memberikan akses lebih mudah bagi dana, perusahaan asuransi, dan pialang untuk mendapatkan pendanaan dalam pembelian saham, serta pinjaman PBOC yang relatif murah untuk membantu bank dalam membiayai pembelian dan pembelian kembali saham perusahaan yang terdaftar.
Pan menekankan bahwa kedua langkah tersebut sepenuhnya didasarkan pada prinsip-prinsip berorientasi pasar. Ia menambahkan bahwa fasilitas swap bukanlah bentuk dukungan keuangan langsung dari bank sentral.
“Ketentuan bank mengenai pembelian kembali dan pembelian saham memiliki tujuan yang spesifik, dan intinya adalah bahwa dana pinjaman tidak boleh memasuki pasar saham secara tidak sah,” pungkas Pan.
Ambil Langkah Pelonggaran Kebijakan
Bank Sentral China, People’s Bank of China (PBOC), telah mengambil langkah pelonggaran kebijakan dengan menurunkan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) satu tahun dari 2,30 persen menjadi 2,00 persen.
Langkah ini bertujuan untuk memberikan dorongan pada ekonomi China yang sedang mengalami perlambatan, sejalan dengan berbagai kebijakan stimulus yang diumumkan pemerintah sehari sebelumnya.
Pemangkasan suku bunga ini berlaku pada pinjaman MLF senilai 300 miliar yuan (sekitar $42,66 miliar) yang diberikan kepada lembaga keuangan, dengan total saldo MLF mencapai 6,878 triliun yuan. Selain itu, PBOC mengungkapkan rentang suku bunga penawaran mulai dari 1,90 persen hingga 2,30 persen, yang menunjukkan variasi dalam kebutuhan pendanaan jangka menengah hingga panjang antara lembaga keuangan yang berbeda. Ini juga merupakan langkah untuk meningkatkan transparansi kebijakan moneter PBOC.
Financial News, publikasi resmi yang didukung oleh PBOC, mencatat bahwa publikasi rentang suku bunga ini menekankan perbedaan antara instrumen jangka menengah seperti MLF dengan instrumen reverse repo tujuh hari, yang kini berfungsi sebagai suku bunga kebijakan utama.
Langkah PBOC ini juga didukung oleh penyuntikan likuiditas tambahan sebesar 196,5 miliar yuan melalui reverse repo 14 hari, dengan suku bunga tetap 1,85 persen. Bersamaan dengan penurunan suku bunga, PBOC juga berencana memangkas rasio persyaratan cadangan (RRR) sebanyak 50 basis poin, dan analis memperkirakan ada potensi pemangkasan RRR lebih lanjut pada akhir tahun, seiring dengan jatuh tempo besar pinjaman MLF pada kuartal keempat.
Langkah-langkah ini menunjukkan upaya serius Beijing untuk memulihkan ekonomi dari kemerosotan deflasi dan meningkatkan pertumbuhan, dengan fokus menggerakkan permintaan domestik serta mendukung sektor keuangan yang sedang menghadapi tantangan.(*)