Scroll untuk baca artikel
Makro

Harap-harap Cemas China Menanti Paket Fiskal Triliunan Yuan

×

Harap-harap Cemas China Menanti Paket Fiskal Triliunan Yuan

Sebarkan artikel ini
Obligasi
Para obligator China saat ini sedang menanti paket fiskal berjumlah triliunan rupiah. (Foto: Pixabay)

KABARBURSA.COM – Para pedagang obligasi China saat ini sedang harap-harap cemas menanti legislator menyetujui paket fiskal senilai triliunan yuan. Rencananya, paket fiskal ini akan menjadi pembahasan dalam pertemuan legislatif penting yang berlangsung pekan ini.

Pemerintah China, baik pusat maupun daerah, sudah mengeluarkan obligasi dalam jumlah besar sepanjang tahun ini. Mengutip perhitungan Bloomber, Jumat, 8 November 2024, antara Januari hingga Oktober 2024 rata-rata penerbitan utang mencapai sekitar 1,8 triliun yuan per bulan.

Jika ditambah lagi 1,1 triliun yuan untuk sisa tahun ini yang sudah dalam proses, maka total penerbitan obligasi tambahan yang diharapkan pada November dan Desember mencapai sekitar 2,5 triliun yuan.

Tapi, sepertinya hal ini tidak akan terjadi, karena pasar bond tidak terbiasa mengeluarkan obligasi lebih besar dari 2 triliun yuan. Jika dipaksakan, dapat menimbulkan volatilitas di pasar dan berisiko menyebabkan lonjakan imbal hasil atau yield jangka panjang yang pada akhirnya akan membuat pasar kewalahan ketika pasokan obligasi jauh lebih banyak dari permintaan.

“Jika penerbitan utang mencapai lebih dari 3 triliun yuan, pasar kemungkinan akan mengalami aksi jual yang signifikan. Tapi, rasanya stimulus fiskal yang lebih besar ini tidak akan diumumkan secepatnya, karena saat ini belum ada kepastian terkait kebijakan AS di bawah kepemimpinan (Donald) Trump,” kata analis dari Socete Generale Kiyong Seong, dikutip hari ini.

Di balik kekhawatiran tentang potensi lonjakan penerbitan utang, ada optimisme yang tumbuh bahwa kebijakan fiskal China akan semakin agresif setelah pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang akan berlangsung hingga hari Jumat.

Stimulus fiskal yang lebih kuat diharapkan dapat memberikan dukungan untuk pertumbuhan ekonomi China, terutama dalam menghadapi tantangan dari kebijakan perdagangan luar negeri, termasuk potensi tarif yang dapat dikenakan oleh pemerintahan Trump.

Paket stimulus ini diyakini akan mencakup lebih banyak pembelanjaan infrastruktur dan program-program lain yang dapat merangsang permintaan domestik. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi China di tengah ketidakpastian global yang meningkat.

Meski begitu, dampak jangka panjang dari kebijakan ini masih perlu diamati, terutama terkait dengan bagaimana pasar obligasi akan merespons lonjakan pasokan utang.

Pasar Obligasi: Stabilitas atau Volatilitas?