KABARBURSA.COM – Pemerintah sedang mengupayakan untuk meningkatkan swasembada energi dan hilirisasi untuk memperkuat perekonomian nasional melalui berbagai strategi, salah satunya meningkatkan produksi minyak bumi domestik.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, salah satu strategi yang diambil pemerintah adalah mengaktikan kembali ribuan sumur minyak yang saat ini tidak beroperasi.
“Kita akan aktifkan ini kurang lebih sekitar 6.000 sumur. Kalau 6.000 sumur rata-rata kita bisa dapat 30 barel per day saja, itu bisa dapat 180.000 barel per day dari sumur idle,” kata Bahlil dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Daerah 2024 dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 8 November 2024.
Produksi sumur minyak ini, kata dia, juga dapat didorong melalui penerapan teknologi untuk menunjang produktivitas.
Ia mencontohkan produksi minyak di lapangan Cepu yang dikelola ExxonMobil berhasil meningkatkan produksi minyak dari 100.000 barel per hari menjadi 161 barel per hari.
Sebelumnya, Bahlil mendorong agar pihaknya dan seluruh pemangku kepentingan di sektor minyak dan gas (migas) menaruh perhatian serius pada upaya peningkatan lifting migas, melalui pemanfaatan teknologi dan optimalisasi proses eksplorasi.
Bahlil menyampaikan bahwa lifting migas di Indonesia telah mengalami penurunan tajam selama beberapa dekade. Sekitar 30 tahun lalu, lifting migas Indonesia berada di kisaran 1,6 juta barel per hari, dengan konsumsi domestik yang hanya mencapai 600–700 ribu barel per hari.
Saat ini, angka lifting menurun drastis menjadi sekitar 600 ribu barel per hari, sedangkan konsumsi dalam negeri meningkat hingga 1 juta barel per hari.
Menurutnya, perlu diambil langkah-langkah konkret, termasuk optimalisasi sumur yang sudah ada dengan intervensi teknologi, guna memperkuat kapasitas eksplorasi.
Ia juga menegaskan pentingnya peningkatan lifting migas, bukan hanya sebagai penopang ketahanan energi nasional, tetapi juga sebagai sumber tambahan bagi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dengan peningkatan lifting, pendapatan negara dapat bertambah, sekaligus membuka peluang kerja baru di sektor energi.
Bahlil juga menyebut bahwa setiap peningkatan lifting akan berdampak langsung pada pendapatan negara. Ia menyampaikan apresiasi kepada para pekerja di sektor migas, yang disebutnya sebagai “pahlawan energi dan ekonomi” untuk kontribusi mereka terhadap negara.
Lebih lanjut, pemerintah juga terus mengupayakan penyederhanaan regulasi demi mendukung sektor hulu migas. Salah satu langkah yang telah diterapkan adalah perubahan skema kontrak dari gross split menjadi cost recovery, yang memberikan fleksibilitas lebih besar kepada kontraktor.
Selain itu, komponen bagi hasil dalam skema gross split dikurangi menjadi lima komponen saja, bertujuan untuk mempercepat dan mengoptimalkan proses lifting migas.
Melalui inisiatif tersebut, pemerintah berharap sektor migas dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi ketahanan energi nasional dan perekonomian, terutama dalam menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
Selain mengaktifkan sumur idle, Bahlil juga menyoroti pentingnya konversi energi bahan bakar alternatif dan kendaraan listrik. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan kepada impor minyak.
Terkait hal ini, Politisi Partai Golkar itu menyatakan bahwa pemerintah telah menggencarkan penggunaan biodiesel B40 dan meningkatkan menuju B50 pada tahun 2026 dan B60 pada tahun 2027.
Tanpa konversi, kata Bahlil, negara akan terus mengeluarkan subsidi motor sebesar Rp21 triliun per tahun hanya untuk membiayai 120 juta motor.
Nilai Tambah Lewat Hilirisasi
Mantan Ketum BPP Hipmi ini menekankan terkait kebijakan hilirisasi sebagai strategi meningkatkan nilai tambah dan pendapatan negara. Ia mengklaim, melalui hilirisasi nikel negara mendapat banyak keuntungan dan berhasil meningkatkan nilai ekspor produk turunan nikel secara signifikan.
“Untuk nikel, ekspor kita di tahun 2017-2018 itu hanya kurang lebih sekitar USD3,3 miliar. Begitu kita menghentikan ekspor ore nikel, kita bangun industrinya, sekarang ekspor kita sudah mencapai kurang lebih sekitar USD34 miliar, naik 10 kali lipat,” jelas Bahlil.
Model hilirisasi yang sama, kata Bahlil, bakal diimplementasikan kepada komoditas lainnya seperti bauksit dan timah guna mendapat nilai tambah.
Lebih lanjut, ia berharap agar pembentukan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Ditjen Gakum) di Kementerian ESDM dapat menindak tegas praktik ilegal mining dan ilegal drilling.
Tren Penurunan Lifting
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, mengajak pemerintah dan para pemangku kepentingan di sektor minyak dan gas bumi (migas) untuk fokus meningkatkan lifting migas melalui optimalisasi teknologi dan proses eksplorasi.
Bahlil menyoroti tren penurunan lifting migas yang terjadi selama beberapa dekade terakhir. Pada 30 tahun lalu, lifting migas Indonesia masih berada di angka 1,6 juta barel per hari, sementara konsumsi domestik hanya sekitar 600 hingga 700 ribu barel per hari. Namun, saat ini lifting migas telah menurun drastis hingga menyentuh angka 600 ribu barel per hari, sementara konsumsi naik menjadi 1 juta barel per hari.
“Kita harus mengambil langkah serius. Lifting migas yang ada harus kita tingkatkan. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan sumur-sumur yang ada melalui intervensi teknologi dan proses untuk mendorong eksplorasi,” ungkap Bahlil dalam keterangannya, dikutip Kamis, 10 Oktober 2024.
Sejalan dengan upaya peningkatan lifting migas, pemerintah juga terus mendorong penyederhanaan regulasi. Salah satu langkah yang diambil adalah penyederhanaan dan fleksibilitas kontrak hulu migas, yang sebelumnya menggunakan skema gross split dan kini diubah menjadi cost recovery.
Selain itu, pemerintah juga memangkas komponen bagi hasil gross split menjadi hanya lima komponen. Tujuan dari pemangkasan komponen ini adalah memberikan fleksibilitas bagi kontraktor agar proses lifting lebih optimal dan cepat.(*)