Scroll untuk baca artikel
Makro

Israel Masih Gempur Lebanon Meski Sudah 3.117 Orang yang Tewas

×

Israel Masih Gempur Lebanon Meski Sudah 3.117 Orang yang Tewas

Sebarkan artikel ini
IMG 0689
Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Dahyeh, di pinggiran selatan Beirut, pada Jumat, 8 November 2024. Foto: AP.

KABARBURSA.COM – Gempuran Israel di Lebanon terus berlanjut dengan intensitas serangan udara dan artileri yang meningkat di berbagai wilayah. Serangan negara Zionis itu telah menyebabkan korban jiwa dan luka parah di kalangan warga sipil.

Mengutip Almayadeen, Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan jumlah korban tewas mencapai 3.117 orang dengan 13.888 lainnya terluka sejak dimulainya serangan ini.

Serangan di Lebanon Selatan dan Pinggiran Beirut

Di Lebanon Selatan, pasukan Israel melancarkan serangan udara ke kota Shebaa, sementara serangan artileri menghantam desa Kfar Shouba. Wilayah lain, seperti Kfar Tibnit dan Qaaqaiyat al-Jisr, turut mengalami kerusakan akibat serangan tersebut. Kantor Berita Lebanon (NNA) melaporkan sebanyak empat warga sipil dilaporkan tewas di desa Ghandourieh akibat serangan udara Israel.

Serangan meluas ke pinggiran selatan Beirut. Operasi udara Israel menghantam kawasan permukiman di Haret Hreik, Burj el-Barajneh, dan Hadath. NNA melaporkan 11 serangan hebat hingga pukul 11.50 malam waktu Lebanon, tak kurang dari 10 menit setelah militer Israel memposting perintah evakuasi di berbagai area pinggiran selatan Beirut.

Perintah evakuasi dari militer Israel mencakup wilayah seperti Haret Hreik, Hadath, Roueiss, dan Burj al-Barajneh. Meskipun Israel mengklaim serangan mereka menyasar bangunan perihal dengan Perlawanan Islam di Lebanon, rekaman visual dari lokasi menunjukkan dampak yang berbeda.

Pantauan koresponden Almayadeen melaporkan bahwa keadaan di lokasi memperlihatkan kehancuran besar dengan asap tebal mengepul di wilayah yang diserang, termasuk di sekitar kampus Universitas Lebanon di Lailaki.

Dua drone Israel dilaporkan terbang rendah di atas Beirut. Kecemasan masyarakat Lebanon semakin parah di tengah ancaman pemboman bangunan permukiman yang tak kunjung berhenti.

Serangan Menguat di Lembah Bekaa

Di Bekaa Timur, pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara di perbatasan kasar Hermel. NNA mengonfirmasi satu serangan menghantam rumah di kota perbatasan Hosh al-Sayyed Ali, utara Hermel, dekat perbatasan Suriah. Serangan di wilayah Bekaa telah menyebabkan setidaknya 782 orang tewas sejak eskalasi. Warga sipil terus merasakan dampak perluasan perang Israel hingga ke wilayah pedesaan dan permukiman.

Selain itu, pasukan Israel menargetkan kota Jmaijmeh, Souaneh, Majdal Selem, Hanine, Shaqra, al-Teiri, dan Kawnin dengan serangan udara berat. Di Teiri, serangan udara menghantam sebuah apartemen di kawasan al-Madrasa dan menewaskan serta melukai beberala warga. Serangan lain dilaporkan di kota Zawtar al-Sharqiah, Kfar Rumman, dan daerah perbukitan al-Rihan, yang menyebabkan puluhan korban luka.

Sumber dari Pertahanan Sipil di Teiri mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa sembilan orang tewas dan 34 terluka dalam tiga serangan yang menargetkan kota Teiri. Operasi pencarian korban di bawah puing-puing dihentikan dan akan dilanjutkan Sabtu, 9 November pagi.

Respons Internasional dan Pernyataan UNIFIL

Kemarin, Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengeluarkan pernyataan yang mengecam Israel atas kerusakan yang disengaja pada struktur beton dan sebagian pagar di markas mereka di Ras al-Naqoura pada Kamis.

UNIFIL menyebut tindakan penghancuran properti yang ditandai dengan jelas oleh pasukan Israel sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan Resolusi PBB 1701.

UNIFIL menyerukan kepada tentara Israel dan semua pihak untuk menghormati keamanan properti dan personel PBB.

Bunuh Pimpinan Hizbullah

ab80ef9e 218f 4a3e 86bf 45b8464d87ca
Israel mengatakan telah membunuh Hashem Safieddine, kepala badan pembuat keputusan politik tertinggi Hizbullah, dalam serangan di Beirut awal bulan ini. Foto: Bilal Hussein/AP

Israel sebelumnya mengonfirmasi tewasnya calon pemimpin Hizbullah dalam serangan udara di Beirut selatan awal Oktober lalu. Dilansir dari The Guardian, melalui pernyataan yang dirilis Selasa, 22 Oktober 2024, malam, militer Israel menyebutkan serangan di kawasan Dahiyeh telah menewaskan Hashem Safieddine dan Ali Hussein Hazima, kepala intelijen kelompok militan itu, tiga minggu lalu.

Ini adalah pertama kalinya Israel mengonfirmasi kematian pejabat politik tertinggi Hizbullah setelah mantan sekretaris jenderal Hassan Nasrallah. Hingga kini, belum memberikan komentar atas klaim Israel tersebut.

Safieddine adalah ketua dewan eksekutif, badan pengambil keputusan tertinggi di Hizbullah. Beberapa tahun lalu ia dilaporkan dipilih sebagai penerus Nasrallah. Ia juga sepupu dari mantan sekretaris jenderal itu dan dikenal memiliki karisma serupa yang memupuk kultus pribadi di sekitar Nasrallah.

Nasibnya tidak diketahui setelah serangan udara Israel di Dahiyeh pada 3 Oktober, yang menurut Israel menargetkan bunker bawah tanah tempat Safieddine tinggal. Sejak serangan tersebut, Hizbullah dikabarkan belum berhasil menghubungi Safieddine, dan tim penyelamat dilarang mengakses lokasi pengeboman.

Dengan tewasnya Safieddine, hanya Naim Qassem, wakil sekretaris jenderal Hizbullah, yang tersisa dari kepemimpinan senior yang dikenal publik. Qassem menjadi wajah kelompok ini sejak pembunuhan Nasrallah, tetapi ia tidak sepopuler mendiang sekretaris jenderal di kalangan pendukung Hizbullah.

Belum jelas siapa yang akan memimpin kelompok ini selanjutnya. Dalam pidato dua minggu lalu, Qassem mengatakan penunjukan pemimpin baru adalah prosedur kompleks yang memerlukan waktu. Selain pukulan terhadap kepemimpinan politiknya, hampir seluruh komando militer senior Hizbullah telah tewas dalam tiga bulan terakhir oleh serangan Israel.

Israel mengklaim serangan yang menewaskan Safieddine juga merenggut nyawa 25 pemimpin Hizbullah lainnya. Pekan lalu, Israel juga membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, di Gaza.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam kunjungannya ke Israel Selasa lalu, menyatakan para pemimpin di sana sebaiknya “memanfaatkan” kematian Sinwar sebagai peluang untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengamankan pembebasan sandera yang diambil dalam serangan mematikan Hamas yang memicu perang. Blinken juga menekankan perlunya Israel meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina.(*)