KABARBURSA.COM – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi sektor pertanian, salah satunya adalah penurunan jumlah petani yang semakin tua dan berkurangnya luas lahan sawah sekitar 100.000 hektar setiap tahun.
Zulkifli membandingkan kondisi pertanian pada era Orde Baru (Presiden RI ke-2 Soeharto) dengan saat ini. Ia menyatakan bahwa pada masa kepemimpinan mertua Presiden Prabowo Subianto tersebut, petani rata-rata memiliki lahan kebun dan sawah, sementara kini banyak yang beralih menjadi buruh tani.
“Pada era Orde Baru, sekitar 65 persen tenaga kerja berasal dari sektor pertanian. Dan, dalam dua dekade terakhir, lebih dari 80 persen petani kini beralih menjadi buruh tani, dan hanya sekitar 25 persen yang masih bekerja di sektor ini,” kata Zulkifli Hasan saat pelantikan pejabat tinggi pratama di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin, 11 November 2024.
Selain itu, Zulhas, panggilan akrab menteri ini, juga mencatat bahwa petani yang tersisa kini semakin tua, sementara generasi muda, khususnya milenial, enggan terjun ke dunia pertanian.
Dia menegaskan, luas lahan pertanian terus berkurang, menjadi salah satu tantangan besar.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah menargetkan swasembada pangan pada 2028. Meskipun sulit dicapai, dia menegaskan, upaya tersebut melibatkan banyak pihak, termasuk Kementerian Pertanian (Kementan), perusahaan BUMN Pupuk Indonesia, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Badan Urusan Logistik (Bulog).
“Mencapai swasembada pangan bukanlah hal yang mudah, karena melibatkan banyak sektor, tetapi ini adalah tujuan yang sangat mulia,” pungkas Zulkifli Hasan.
Mentan Janjikan Gaji Rp10 Juta untuk Petani Milenial
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, menjanjikan penghasilan Rp10 juta per bulan bagi para peserta program Petani Milenial.
Menurut Amran, penghasilan petani jauh lebih tinggi dibandingkan upah rata-rata pegawai di Indonesia, yang berkisar antara Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan.
“Jika mereka bekerja sebagai petani milenial, mereka bisa mendapatkan minimal Rp10 juta setiap bulannya, jauh lebih tinggi dibandingkan gaji pegawai biasa,” kata Amran di Jakarta, Senin, 11 November 2024.
Hingga kini, sekitar 20.000 orang telah mendaftar untuk bergabung dalam program tersebut, yang ditujukan untuk siswa dan pemuda berusia 19 hingga 39 tahun dengan minat dan kemampuan di bidang pertanian.
Amran menekankan pentingnya menjadikan profesi petani lebih menguntungkan sebagai salah satu langkah untuk menarik generasi muda.
Selain itu, Amran juga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, terutama dalam menghadapi bonus demografi. Dengan memanfaatkan teknologi modern seperti traktor dan drone, Amran berharap para petani milenial dapat meningkatkan hasil pertanian mereka.
“Jika kita hanya mengandalkan cara tradisional, seperti mengelola sawah secara manual, itu tidak akan efektif. Dengan teknologi yang ada, kita bisa mengelola ribuan hektare lahan dengan lebih efisien,” jelasnya.
Amran mengungkapkan, salah satu target besar pemerintah adalah optimalisasi lahan pertanian Indonesia, dengan penambahan hingga 1 juta hektare atau sekitar 3 juta hektare sawah. Langkah ini, menurutnya, akan mendukung Indonesia dalam mencapai swasembada pangan dan menjadikannya sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2025.
“Dengan transformasi pertanian tradisional menjadi modern, kita akan sejajar dengan negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan Korea. Tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak menjadi lumbung pangan dunia,” tandasnya.
Syarat Jadi Peserta Petani Milenial
Bagi yang berminat untuk mengikuti program bantuan pemerintah pada sektor pertanian ini bisa mendaftar secara online.
Berikut ini syarat dan cara mendaftar program Petani Milenial 2024, pendaftaran online gratis tanpa dipungut biaya.
1. Akses situs resmi Kementerian Pertanian melalui tautan https://latihanonline.pertanian.go.id/.
2. Cari menu “Pelatihan Petani Milenial” di laman web resmi tersebut untuk mulai melakukan pendaftaran secara online.
3. Pada halaman pendaftaran, masukkan NIK yang valid, lengkapi data diri secara akurat, dan unggah pas foto berukuran 4×6 dengan resolusi maksimal 700 KB.
Foto akan digunakan sebagai identitas dari peserta program.
4. Setelah yakin semua data benar, klik tombol “Daftar” untuk menyelesaikan proses pendaftaran.
Proses pendaftaran ini tidak dipungut biaya apapun. Jika lolos tentunya akan ada bantuan untuk para peserta bisa belanjar lebih lanjut tentang sektor pertanian.
Hanya saja saat ini program Petani Milenial masih baru tersedia di beberapa wilayah Indonesia saja, dan rencananya akan diperluas ke beberapa wilayah lainnya. (*)