Scroll untuk baca artikel
Makro

Investasi Teknologi AI bakal Dongkrak Ekonomi Indonesia

×

Investasi Teknologi AI bakal Dongkrak Ekonomi Indonesia

Sebarkan artikel ini
Artificial Intelligence AI jpg
Artificial Intelligence (AI). (Foto: Int)

KABARBURSA.COM – Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta merespons rencana pemerintah yang akan mengembangkan ekosisten artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Indonesia. Gagasan yang diutarakan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid ditujukan untuk mendukung kemajuan digital di Indonesia.

Menurut Nafan, pengembangan tersebut berpeluang menjadi motor baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi jika dengan dukungan investasi dari perusahaan-perusahaan teknologi informasi global.

“Ekosistem AI ini adalah salah satu inovasi teknologi yang, jika dioptimalkan, mampu menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Jika implementasinya berhasil, AI bisa mendorong ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen,” ujar Nafan kepada Kabarbursa.com, Senin, 11 November 2024.

Namun, Nafan menyebut bahwa implementasi dan realisasi investasi di sektor AI ini membutuhkan waktu dan komitmen jangka panjang dari berbagai pihak. Pasar pun, imbuhnya, masih dalam posisi “wait and see” terkait efektivitas dan dampak langsung investasi ini terhadap emiten berbasis AI dan teknologi di Indonesia.

“Efek dari investasi ini tidak akan langsung terasa. Emiten di sektor AI maupun teknologi harus melihat implementasi yang nyata di lapangan. Pengaruh signifikan biasanya akan dirasakan dalam jangka panjang,” jelasnya.

Nafan juga menekankan pentingnya komitmen pemerintah dalam memaksimalkan manfaat dari investasi asing ini. Ia menyebut bahwa optimalisasi investasi di sektor inovasi dan teknologi, khususnya AI, memerlukan reformasi yang signifikan, termasuk deregulasi dan debirokratisasi untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.

“Pemerintah harus berkomitmen pada reformasi kebijakan, terutama dalam deregulasi dan debirokratisasi. Hal ini akan meningkatkan daya tarik bagi foreign investment di bidang inovasi dan teknologi, termasuk AI. Langkah ini penting sebagai bagian dari upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi baru,” tambah Nafan.

Selain itu, Nafan juga menyebut bahwa Indonesia memerlukan strategi yang lebih luas untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Selain AI, faktor lain seperti hilirisasi industri, pembangunan infrastruktur, ekonomi hijau (green economy), ekonomi biru (blue economy), dan inklusi keuangan akan berperan penting sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

“Indonesia perlu mengambil langkah terintegrasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal, termasuk lewat AI dan teknologi. Namun, keberhasilan ini juga bergantung pada kemajuan di sektor lainnya, seperti hilirisasi, infrastruktur, dan ekonomi hijau,” pungkas Nafan.

Pemerintah Sambut Pengembangan AI

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyambut positif minat investasi dari perusahaan Teknologi Informasi (TI) global untuk mengembangkan ekosistem kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) di Indonesia.

Menurut Meutya, potensi pengembangan teknologi AI sangat besar dan strategis untuk mendukung kemajuan digital di Indonesia.

“Artificial Intelligence berkembang sangat cepat di dunia. Peran AI bagi manusia pun terus meningkat di berbagai sektor. Kami mengapresiasi minat Yandex Group dan Microsoft untuk menanamkan investasi di Indonesia,” ungkap Meutya seusai pertemuan terpisah dengan CEO Yandex Search Alexander Popovsky, dan Head of ASEAN Government Affairs Microsoft Maciej Surowiec, di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat.

Didampingi Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, Meutya menyambut rencana Yandex Group yang ingin memperluas platform mesin pencari di Indonesia.

“Potensi ekonomi kecerdasan buatan di Indonesia di tahun 2030 sangat signifikan, PDB Indonesia bisa meningkat 12 persen atau USD366 Miliar. Untuk itu, kami mendukung rencana dari Yandex untuk meningkatkan investasinya di Indonesia,” tuturnya.

Sementara saat bertemu dengan Maciej Surowiec dari Microsoft, Meutya menyoroti langkah perusahaan tersebut  menindaklanjuti komitmen CEO Microsoft Satya Nadella saat berkunjung ke Indonesia pada bulan April 2024.

“Komitmen Microsoft kami harapkan mampu memberi nilai tambah, terutama dalam memberdayakan masyarakat melalui teknologi AI, mendukung pengembangan organisasi publik, pemberdayaan masyarakat, serta menjaga keamanan informasi,” ungkap Meutya.

Dalam pertemuan itu,  Wakil Menteri Nezar Patria menekankan arti penting kompetisi sehat di sektor digital.  “Kita berharap kompetisi yang adil akan tercipta di ranah platform digital,” tegasnya.

Peluang Bisnis Era AI

Ketua Umum Asosiasi Pengguna Artificial Intelligence Indonesia (APAII) Dian Martin mengatakan, AI sudah menjadi salah satu tren teknologi terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

“AI menciptakan perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Tidak hanya di dalam kegiatan sehari-hari, tapi juga di dunia bisnis,” kata Dian Martin, Minggu, 25 Agustus 2024.

Karena itu, lanjut Dian, kita harus memahami bagaimana memanfaatkan AI secara efektif agar kita tidak sekadar jadi penonton atau objek saja.

Lanjut Dian Martin, diperlukannya pelatihan AI dalam digital marketing dengan tujuan agar masyarakat mendapatkan pengetahuan seputar AI dan mampu memanfaatkan kehadiran teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk bisnis.

Dengan begitu, masyarakat mampu meningkatkan kemampuan beradaptasi dalam dunia yang makin terhubung dan berubah dengan cepat.

Dia memberi contoh tentang penggunaan ChatGPT yang kini lebih banyak dipahami sekadar untuk bertanya atau membuat tulisan. Padahal, aplikasi berbasis AI ini punya banyak kemampuan lain yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan.

“Misalnya di bidang kesehatan, peningkatan akurasi diagnostik model GPT-4 Mrdprompt ini memiliki tingkat akurasi 90,2 persen untuk melakukan diagnosa dari skor tertinggi pada 2022,” jelasnya.

Contoh lain, kata Dian lagi, AI PANDA, aplikasi lain berbasis AI, juga memiliki sistem yang lebih baik untuk mendeteksi kanker pankreas dengan sensitivitas sampai 92,9 persen, dan juga melampaui radiolog rata-rata dalam sensitivitas sebesar 34,1 persen.

“Jadi, dalam diagnosa-diagnosa bidang kesehatan, sangat luar biasa perkembangan penggunaan AI,” tuturnya. (*)