KABARBURSA.COM – Presiden Prabowo Subianto mengaku optimistis kepada kerja sama pengelolaan sumber daya mineral yang telah dijalin antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan China.
Hal itu disampaikan Prabowo usai menyaksikan penandatanganan sejumlah kesepakatan kerja sama di Indonesia-China Business Forum (ICBF) 2024.
Kementerian ESDM menjalin kerja sama mineral hijau dengan Menteri Perdagangan (MOFCOM) H.E Wang Wentao dan kerja sama sumber daya mineral dengan Ketua National Development and Reform Commission (NDRC) H.E Zheng Shanjie.
Dalam sambutannya, Prabowo mengklaim kerja sama antara Indonesia dan China tidak hanya akan mendorong investasidi kedua negara tapi juga berkontribusi kepada stabilitas pertumbuhan ekonomi di kawasan regional.
“Kami sangat mendorong prospek ini, dan kami percaya bahwa kolaborasi erat antara Indonesia dan China akan menjadi faktor untuk menstabilkan dan meningkatkan suasana kerja sama regional,” kata Prabowo dalam keterangan tertulis, Senin, 11 November 2024.
Disebutkan, selama momen ICBF 2024, sejumlah perusahaan di Indonesia juga menjalin kerja sama dengan korporasi China dengan total investasi mencapai USD10 miliar atau setara Rp156,19 triliun.
“Hari ini sangat strategis, karena kesepakatan lima hari bernilai sepuluh juta. Saya pikir ini sangat strategis,” kata presiden ke-8 Indonesia.
Kerja sama yang dijalin oleh perusahaan di Indonesia meliputi pengembangan proyek EBT, seperti halnya pengembangan infrastruktur pendukung energi bersih dan pembangkit listrik tenaga air terintegrasi.
Adapun kerja sama yang dijalin perusahaan Indonesia di ICBF 2024 antara lain, PT PLN (Persero) dengan SDIC Power Holdings Co, Ltd. PLN menjalin kerja sama pengembangan dan penciptaan. PLN juga menjalin kerja sama dan studi terkait percepatan transformasi digital dengan PT Huawei Tech Investment.
Pada kesempatan yang sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan momen ICBF 2024 merupakan momen penting bagi Indonesia untuk menarik investasi asing dan pengembangan sektor energi berkelanjutan.
Ia mengklaim, kerja sama dengan China dapat mempercepat upaya menargetkan 60 persen penggunaan pembangkit listrik berbasis EBT dari total pembangkit untuk 10 tahun ke depan.
“Kerja sama yang terjalin dalam ICBF 2024 akan menjadi contoh yang baik bagi negara-negara lain di kawasan dalam membangun kerja sama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan,” kata Bahlil.
Menurutnya, MoU ini menandai babak baru dalam kerja sama strategis Indonesia dan China. Kolaborasi ini tidak hanya bakal memperkuat rantai pasok mineral yang berkelanjutan, tetapi juga akan mendorong investasi signifikan dalam pengembangan energi bersih di kedua negara.
Bahlil mengungkapkan bahwa kolaborasi antara Indonesia dan China dalam pengembangan mineral hijau merupakan bukti nyata keseriusan kedua negara untuk mempercepat transisi energi yang ramah lingkungan di tingkat global.
Ia menjelaskan, kerja sama ini memungkinkan Indonesia turut berkontribusi dalam mewujudkan transisi energi yang adil dan inklusif. Sebagai dua badan penting di China, NDRC dan MOFCOM berperan dalam memberikan persetujuan investasi outbound bagi perusahaan China yang berinvestasi di luar negeri.
Dalam hal ini, MoU Kerja Sama Mineral Hijau dengan MOFCOM bertujuan mendorong perkembangan industri mineral hijau mulai dari proses penambangan hingga hilirisasi di Indonesia, yang sejalan dengan komitmen kedua negara dalam menanggulangi perubahan iklim.
Mineral hijau ini mengacu pada bahan mineral yang esensial untuk industri hijau dan rendah karbon serta eksplorasi dan pengelolaannya yang ramah lingkungan di setiap tahapan.
Kembangkan Industri Mineral Hijau
Bahlil menambahkan bahwa kemitraan ini membuka peluang signifikan bagi Indonesia untuk mengembangkan industri mineral hijau bernilai tambah tinggi, yang menurutnya akan menjadi elemen kunci dalam pengembangan energi bersih sesuai arahan Presiden Prabowo.
Kerja sama yang direncanakan dengan NDRC akan mencakup pengembangan mineral yang sangat diperlukan dalam industri modern, dari hulu hingga hilir. MoU ini memberikan kesempatan bagi kedua negara untuk mengeksplorasi peluang investasi dan memperkuat rantai pasok sumber daya mineral secara berkelanjutan dan aman.
Kerja sama ini melibatkan Kementerian ESDM yang berperan memperkokoh hubungan bilateral di sektor mineral, yang diharapkan akan meningkatkan investasi di Indonesia.
Dalam forum dua tahunan Indonesia-China Energy Forum (ICEF) ke-7 yang berlangsung pada 3 September 2024 di Bali, kedua negara kembali menegaskan komitmen untuk bekerja sama dalam pengembangan sektor energi seperti minyak dan gas konvensional maupun non-konvensional, batu bara, ketenagalistrikan, serta energi bersih.
Di forum ini, Indonesia juga menawarkan berbagai peluang investasi di subsektor energi dan membahas potensi pendanaan proyek energi yang didukung oleh lembaga keuangan, termasuk Sinosure, China Development Bank, dan Exim Bank of China. (*)