KABARBURSA.COM – Tahun 2025 menjadi tantangan baru bagi dunia usaha Indonesia dengan diberlakukannya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Kebijakan ini dipastikan akan berdampak pada sektor bisnis, termasuk industri otomotif yang menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional.
PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), salah satu pemain utama dalam industri manufaktur komponen otomotif, telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi dampak kenaikan PPN tersebut.
Dalam E-Public Expose yang digelar pada Kamis, 14 November 2024, Irianto Santoso, Direktur Utama DRMA, memaparkan strategi perusahaan dalam mengantisipasi perubahan tersebut tanpa mengorbankan daya saing bisnis.
Menurut Irianto, DRMA tidak serta-merta menaikkan harga jual produknya meskipun biaya produksi dipastikan meningkat. Persaingan ketat dalam industri komponen otomotif menjadi alasan utama untuk mempertahankan harga tetap kompetitif.
“Produksi komponen otomotif bukan monopoli; selalu ada persaingan dari kompetitor. Strategi kami adalah meningkatkan efisiensi operasional, produktivitas, serta menekan fixed cost. Langkah ini sudah kami sampaikan ke seluruh entitas Dharma Group, termasuk target-target yang harus dicapai pada tahun depan,” ujar Irianto.
Selain itu, DRMA juga melakukan pembenahan internal untuk memastikan seluruh proses produksi berjalan lebih efektif dan mendukung keberlanjutan bisnis.
Optimisme di Tengah Tantangan Industri Otomotif 2025
Memasuki tahun 2025, prospek industri otomotif diperkirakan mengalami pertumbuhan meskipun dalam rentang moderat. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan roda empat di pasar domestik ditargetkan mencapai 850 ribu unit, sementara ekspor diproyeksikan sekitar 400 ribu unit.
Irianto menyampaikan, “Gaikindo memperkirakan pertumbuhan roda empat pada tahun depan berada di kisaran 5 persen-10 persen, sedangkan roda dua diperkirakan tumbuh 3 persen-5 persen. DRMA optimistis dapat membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba sejalan dengan tren positif tersebut.”
Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, DRMA akan memperkenalkan produk-produk dan model baru. Pengembangan produk ini diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan organik perusahaan.
Seiring dengan tantangan yang dihadapi industri otomotif domestik, DRMA mulai memperluas portofolionya melalui diversifikasi produk. Salah satu inisiatif utama adalah pengembangan Battery Energy Storage System (BESS), sebuah komponen vital untuk mendukung energi terbarukan seperti solar panel.
“BESS bukan hanya untuk otomotif, tetapi juga digunakan dalam sistem solar panel. DRMA telah memasok BESS ke salah satu pengembang perumahan dan menandatangani MoU dengan pemain besar dari China. Dengan target Indonesia untuk menghasilkan 70 gigawatt energi terbarukan dalam 15 tahun ke depan, peluang pertumbuhan BESS sangat besar,” jelas Irianto.
Selain mendukung kebutuhan domestik, DRMA juga melihat potensi ekspor sebagai peluang strategis, termasuk memanfaatkan hubungan kerja sama regional untuk mengekspor energi ke negara tetangga.
Dengan tantangan kenaikan PPN, ketatnya persaingan, serta perubahan dinamika industri, DRMA tetap percaya diri untuk terus tumbuh. Langkah-langkah strategis seperti efisiensi operasional, diversifikasi produk, serta investasi pada teknologi baru menjadi pilar utama perusahaan.
“DRMA berharap menjadi bagian dari transformasi industri otomotif dan energi terbarukan di Indonesia. Kami optimistis bahwa langkah-langkah yang kami ambil hari ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan di masa depan,” tutup Irianto.
Dalam era yang penuh tantangan, DRMA membuktikan bahwa strategi adaptif dan inovasi adalah kunci untuk tetap relevan dan kompetitif. Sementara kebijakan PPN 12 persen memberikan tantangan, DRMA melihatnya sebagai peluang untuk meningkatkan efisiensi dan memperkuat fondasi bisnisnya.
Siap Sambut Era EV
Sebelumnya DRMA menyampaikan kesiapan menghadapi era kendaraan listrik ( electric vehicle/EV) yang diprediksi akan berkembang pesat di Indonesia. Melalui kebijakan pemerintah yang mendukung dan potensi pasar yang besar, DRMA mengambil langkah strategis untuk menguasai pangsa pasar EV yang tengah berkembang ini.
Seperti dilihat di laporan paparan publik, DRMA memulai strategi dengan memperkuat anak-anak perusahaannya di bidang komponen EV. Salah satunya adalah Dharma Energy Resources (DER) yang berfokus pada bisnis daur ulang baterai.
“Daur ulang baterai ini diharapkan bisa menjadi solusi pengelolaan limbah baterai di dalam negeri, sekaligus menjadi langkah strategis untuk menjawab kebutuhan pasar di masa depan,” tulis manajemen dalam hasil public expose, dikutip Kamis, 14 November 2024.
Selain itu, DRMA serius menginvestasikan sumber daya untuk melakukan riset dan pengembangan produk terkait EV. Beberapa produk inovatif yang dihasilkan DRMA termasuk battery pack dan Sistem Penyimpanan Energi (BESS) khusus untuk kendaraan roda dua Motor Brushless DC (BLDC), komponen penting pada motor listrik roda dua yang efisien dan ramah lingkungan.
Melalui produk-produk ini, DRMA siap memenuhi kebutuhan komponen-komponen kunci untuk kendaraan listrik yang semakin dibutuhkan di pasar Indonesia.
Selain fokus pada komponen, DRMA juga mulai membangun ekosistem produk kendaraan listrik yang lengkap. Salah satu inovasi yang sedang mereka kembangkan adalah konversi kendaraan bermotor roda dua dari mesin berbahan bakar ke sistem listrik.
DRMA juga menghadirkan berbagai jenis stasiun pengisian daya, dari daya rendah hingga daya tinggi, untuk mendukung infrastruktur kendaraan listrik yang nyaman bagi masyarakat. Selain itu, mereka mulai menyediakan panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi yang bersih dan terbarukan di berbagai sektor. (*)